Gelar Rakerpim, ‘Aisyiyah Satukan Visi Program Kedepan
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah gelar Rapat Kerja Pimpinan dan Peneguhan Ideologi pada Ahad (26/2/23) secara hybrid dan berlangsung di dua lokasi yakni Yogyakarta yang berlokasi di hall Siti Baroroh, Kampus Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta serta di Jakarta berlokasi di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) ini diikuti oleh anggota Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PP ‘Aisyiyah) serta anggota Majelis dan Lembaga PP ‘Aisyiyah.
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah menyampaikan bahwa Rakerpim ini digelar selain untuk menjalin silaturahim seluruh majelis lembaga adalah juga merupakan konsolidasi pimpinan. “Selain untuk memperkuat dan memperkokoh organisasi, Rakerpim ini juga bisa digunakan untuk merumuskan perencanaan dan sinergitas program antar Majelis Lembaga,” terang Salmah.
Diharapkan melalui Rakerpim ini dapat menjabarkan program hasil Muktamar bagi Majlis Lembaga dengan sangat baik dan merumuskan program Majelis Lembaga dan Progam Nasional yang nanti bisa menjadi acuan bagi seluruh wilayah di Indonesia. “Mari kita bersungguh-sungguh dengan Rakerpim ini yang nanti programnya bisa diturunkan dan bisa menjadi contoh bagi wilayah di seluruh Indonesia.”
Lebih lanjut Salmah menyampaikan bahwa Muktamar ke-48 yang lalu ‘Aisyiyah sudah merumuskan Program Muktamar yang dapat menjadi panduan bagi seluruh pimpinan dalam menggerakkan ‘Aisyiyah. Rakerpim ini selanjutnya disebut Salmah berfungsi untuk menerapkan program lintas majelis, program nasional, dan program unggulan. Akan tetapi diharapkan program Rakerpim akan tetap fokus pada program unggulan ‘Aisyiyah. “Rumusan Rakerpim tetap fokus pada progam unggulan ‘Aisyiyah, antara lain peneguhan ideologi dan gerakan penguatan kepemimpinan, penguatan ketahanan keluarga melalui keluarga sakinah kemudian dakwah komunitas.”
Selain itu, Salmah juga menekankan agar seluruh program ‘Aisyiyah harus berlandaskan pada tata nilai Risalah Perempuan Berkemajuan (RPB) sebagai salah satu dokumen yang disahkan dalam Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah. “Dengan disahkannya Risalah Perempuan Berkemajuan maka hal ini tidak boleh dilupakan dan pada Rakerpim ini kita akan fokus pada program unggulan dan program nasional Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yang berlandaskan Risalah Perempuan Berkemajuan,” tegasnya.
Landasan RPB tersebut disampaikan Salmah terdiri dari tujuh poin yakni Pertama, iman dan taqwa; Kedua, ketauhidan yang murni; Ketiga, ahlakul kharimah; Keempat, berpikir tajdid; Kelima, berdasarkan Islam wasathiyah; Keenam, ber-amaliyah shalihah; Ketujuh, Inklusif, “Inklusif yakni menumbuhkan perdamaian dan persatuan bangsa dan harus toleransi terhadap agama yang lain, toleransi perbedaan budaya dan masyarakat.”
Salmah mengharapkan kehadiran ‘Aisyiyah di masa depan akan semakin kokoh dan meluas yang membawa umat pada ummat wasatha, yaitu masyarakat pertengahan atau moderat yang memiliki peran sebagai syuhada ‘ala al-nas atau pelaku sejarah dengan misi dakwah untuk mewujudkan khairu ummat. “Sehingga kami berharap ibu-ibu semua dalam menjalankan program harus mempunyai arah yang sama dan pemahaman ideologi gerakan yang sama. Oleh karena itu Rakerpim inilah kita akan melangkah dengan pandangan yang sama dengan visi gerakan yang sama,” terang Salmah.
Agung Danarto, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat menyampaikan Amanat Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut bahwa salah satu ideologi yang menjadikan Muhammadiyah ‘Aisyiyah tetap eksis adalah keterpanggilan terhadap agama Islam dan menjadi khalifah untuk rahmatan lil alamin. “Ideologi yang menjadikan ‘Aisyiyah Muhammadiyah tetap eksis sebagai gerakan di muka bumi kalau kita runut ini adalah keterpanggilan terhadap agama Islam, keterpanggilan terhadap tauhid yang meyakini bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa dan kita sebagai manusia harus tunduk patuh kepada Allah dimana tugas manusia adalah menjadi rahmatan lil alamin.”
Tugas menjadi rahmat seluruh alam ini menurt Agung di wujudkan oleh warga Muhammadiyah ‘Aisyiyah dengan berbagai cara dan dengan memperlihatkan jihad serta keikhlasan. “Kita hidup sebagai hamba, menjadi khalifah untuk rahmatan lil alamin, berjihad dengan harta benda dan jiwa yang dimiliki.” Motivasi keagamaan itu disebut Agung harus terus dipelihara dan dijaga karena ruh Muhammadiyah ada di situ. “Jati diri Ke-Muhammadiyahan ada di keagamaanm di tauhid bahwa manusia tugasnya taqarub kepada Allah, caranya dengan memberikan manfaat kepada orang lain karena sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat kepada orang lain.”
Agung mencontohkan salah satunya adalah amal usaha milik ‘Aisyiyah yakni TK ABA yang sudah puluhan ribu jumlahnya di seluruh Indonesia. Menurutnya orang Muhammadiyah bukan hanya menginfaq sesuai harta namun jauh melampaui 2,5% karena jika hanya sejumlah 2.5% itu tidak akan mampu membentuk PAUD/TK yang sedemikian banyaknya tersebar di seluruh Indonesia. “Dari aspek tauhid memperlihatkan jihad dan keikhlasan, sulit membayangkan amal usaha TK/PAUD yang kini cukup banyak jumlahnya.”
Lebih lanjut Agung menyebut bahwa pergerakkan Muhammadiyah memiliki trilogy iman, ilmu dan amal. “Muhamamdiyah harus beriman, berilmu, dan beramal, keberimanan harus didukung dengan ilmu, sikap terhadap Covid akan memperlihatkan hal tersebut. Perlu diaktulisasikan dalam amal yang nyata, dengan mendirikan amal usaha merupakan investasi unggulan yang selalu mengalir.”
Investasi unggulan ini disebut Agung sudah dilakukan oleh ‘Aisyiyah salah satunya dengan kebijakan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah untuk mendirikan Perguruan Tinggi di banyak tempat. “Ini merupakan sesuatu hal strategis karena ini akan menjadi tempat berkumpul pemikiran yang lebih baik. Di masa mendatang ‘Aisyiyah akan terus berkembang dan dominan,” ujar Agung. (Suri)