Negara Hanya Berhak Menguasai, Bukan Memiliki

Negara Hanya Berhak Menguasai, Bukan Memiliki

Negara Hanya Berhak Menguasai, Bukan Memiliki

TEGAL, Suara Muhammadiyah — “Kita perlu menyadari bahwa penyelenggaraan Musywil Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia berlangsung kurang lebih 3 bulan pasca Muktamar di Surakarta dengan sangat sukses. Hal ini harus disyukuri dengan terus mengasah intuisi keberislaman dan kebangsaan kita,” ajak Busyro Muqoddas dalam sambutannya membuka Musywil ke-48 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah Jawa Tengah pada Sabtu, 4 Maret 2023.

Menurutnya Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi perintis, pendiri, dan bahkan penyelamatan politik Indonesia di era kolonial. Melalui para kadernya seperti Ki Bagoes Hadikusumo, Kahar Muzakir, dan Kasman Singodimedjo yang memberikan wakaf politiknya kepada negara melalui lahirnya Pancasila. Inilah yang kemudian disebut oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara sebagai sumbangan terbesar Muhammadiyah dan umat Islam berupa wakaf politik berupa Pancasila.

“Oleh karena itu mohon kepada siapapun juga untuk menutup agenda-agenda yang sekiranya mengganggu ketenangan umat Islam dan rakyat Indonesia,” ujarnya.

Karena sesungguhnya bangsa ini sudah selesai dengan Pancasila sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga tidak perlu lagi ada masalah dan isu-isu yang berkaitan dengan intoleransi, radikalisasi atau terorisme. Saatnya kita mengamalkan dengan cerdas, ikhlas, dan jujur.

Situasi saat ini sudah lumayan panas, saya tidak ingin menambah panas, maka pidato ini akan saya persingkat. Selanjutnya Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi Hukum dan HAM tersebut mengajak kita untuk menengok prestasi persyarikatan dari masa ke masa. Prestasi ini berdasarkan data, bukan berdasar klaim-klaim kosong.

“Pada kesempatan ini saya baru saja memperoleh data dari Ketua PWM Jawa Tengah yang menunjukkan bahwa amal-amal warga Persyarikatan terus mengalami peningkatan. Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Jawa Tengah sudah ada 27 PTM, sedangkan dari pihak pemerintah hanya memiliki 13 perguruan tinggi di Jawa Tengah. Rumah sakit juga demikian, sampai detik ini Muhammadiyah telah memiliki 50 RS, sedangkan milik pemerintah hanya ada 7 rumah sakit. Serta masih banyak lagi amal usaha Muhammadiyah lain yang terus menunjukkan tren positif.

Selain itu banyak juga yang mewakafkan tanahnya kepada Muhammadiyah. Dan semua tanah yang diwakafkan kepada Muhammadiyah selalu diproses dengan cepat dan tepat. Sehingga tidak ada tanah wakaf yang diklaim atas nama pribadi. Inilah ciri organisasi modern.

Secara tidak langsung Busyro ingin menyampaikan pesan bahwa perlu kiranya negara meniru Muhammadiyah dalam penguasaan dan pengelolaan sumber kekayaan negara.

Negara bukan yang memiliki, negara hanya menguasai sumber-sumber kekayaan yang digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

“Negara hanya berhak menguasai, bukan memiliki,” tegasnya. (diko)

Exit mobile version