Musywil Muhammadiyah Jawa Tengah yang ‘Megah’

Musywil Muhammadiyah Jawa Tengah yang 'Megah'

Musywil Muhammadiyah Jawa Tengah

TEGAL, Suara Muhammadiyah – Hingga saat ini Muhammadiyah dan Aisyiyah telah banyak menorehkan kebaikan dalam pengabdiannya kepada umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Maka musyawarah memiliki arti penting bagi Muhammadiyah dan Aisyiyah sebagai momentum keberlanjutan gerak organisasi. Melakukan dakwah alternatif melalui gerakan aksi dan gerakan komunitas.

Tafsir dalam sambutannya menyampaikan permohonan maafnya kerena tidak semua tamu bisa diundang dalam pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-48 PWM Jawa Tengah yang berlangsung di GOR Wisanggeni Kota Tegal (4/3). Ia mengaku bahwa keterbatasan tempat menjadi salah satu faktor yang memaksa PWM Jawa Tengah tidak mengundang seluruh warganya.

“Ini adalah Musywil Muhammadiyah yang paling besar. Hanya dengan menghadirkan peserta saja sudah seramai dan semeriah ini, belum lagi jika kita mengerahkan para penggembira. Hal ini tidak terjadi karena kita tahu bahwa warga Muhammadiyah Jawa Tengah sudah habis-habisan di Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surakarta. Maka kehadiran para penggembira pada Musywil kali ini kita rem,” ujarnya.

Tafsir pun membandingkan Musywil Jawa Tengah dengan Muktamar di Surakarta empat bulan lalu. Menurutnya, perbandingan jumlah peserta pada dua agenda besar tersebut tidak jauh berbeda. Ketua PWM Jawa Tengah tersebut mengatakan bahwa hampir dari setengah peserta Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah adalah peserta Musywil ke-48 PWM Jawa Tengah. “40 persen dari jumlah peserta Muktamar Muhammadiyah di Surakarta berasal dari PWM Jawa Tengah. Hal ini bisa disebut bahwa Musywil Muhammadiyah dan Aisyiyah di Jawa Tengah adalah yang terbesar. Jika kemudian untuk kepentingan tahun 2024 banyak partai yang datang, saya sangat memakluminya,” kelakarnya yang sambut riuh tawa peserta dan tamu undangan.

Busyro Muqoddas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengajak seluruh warga Persyarikatan bersyukur, bahwa transformasi kepemimpinan di Muhammadiyah dan Aisyiyah dari tingkat pusat, wilayah, dan bahkan daerah berjalan lancar dan sukses. Kesuksesan tersebut menurut Busyro perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas spiritual dan pergerakan warga Persyarikatan.

“Kita perlu menyadari bahwa penyelenggaraan Musywil Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia yang berlangsung kurang dari 4 bulan pasca Muktamar telah berjalan dengan sangat sukses. Hal ini harus kita syukuri dengan terus mengasah intuisi keberislaman dan kebangsaan kita,” ajaknya.

Salmah Orbayinah, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah mengatakan bahwa salah satu keputusan penting dalam Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surakarta adalah perlunya mengimplementasikan Islam berkemajuan (Muhammadiyah) dan risalah perempuan berkemajuan (Aisyiyah). Menurutnya, keputusan tersebut lahir sebagai tafsir transformatif terhadap sepak terjang Muhammadiyah dan Aisyiyah ke depan. Hal ini sejalan dengan kelahiran Islam di tanah Arab yang mendobrak, memberikan posisi yang setara antara laki-laki dengan perempuan dalam mengaktualisasikan segala potensinya.

“Perempuan itu tidak punya mahkota, tapi di telapak kakinya terbentang surga. Aisyiyah terus memberikan apa yang dipunyainya. Beramal membangun negeri. Kita kaum perempuan tidak hanya bergerak di sektor domestik, tapi lebih dari itu, perempuan juga turut berperan di sektor publik,” ujarnya.

Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah memuji peran strategis Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam memajukan Indonesia. Ia mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah dan Aisyiyah patut diteladani oleh siapapun, termasuk partai politik. “Muhammadiyah dan NU itu adalah organisasi Islam tertua dan terbesar. Dua organisasi ini berdiri jauh sebelum negeri ini lahir. Rasanya salah besar jika partai politik tidak menggandeng dua organisasi ini untuk bersama-sama memajukan Indonesia,” tegasnya.

Dalam momen tersebut juga hadir Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dan Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Syamsuddin Said yang akrab disapa Pasha Ungu. Keduanya hadir memberikan infaq terbaiknya kepada Muhammadiyah dan Aisyiyah berupa paket perjalanan umrah dan 4 buah lagu yang menambah semarak pembukaan Musywil.

Pada malam harinya dilakukan pemilihan 13 formatur ketua PWM Jawa Tengah. Tafsir terpilih kembali sebagai ketua PWM Jateng setelah mengantongi 1365 suara, terpaut 277 suara dari posisi kedua Sofyan Anif (1088 suara).

Berikut adalah hasil formatur 13 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah periode 2022-2027:

  1. Tafsir (1365 suara)
  2. Sofyan Anif (1088 suara)
  3. Wahyudi (1076 suara)
  4. Rozihan (984 suara)
  5. Ibnu Hasan (977 suara)
  6. Ibnu Nasser (958 suara)
  7. Masrukhin (955 suara)
  8. Jumari (951 suara)
  9. Hasan Asy’ari Ulama’i (846 suara)
  10. M Abdul Fattah Santoso (758 suara)
  11. Dodok Sartono (741 suara)
  12. Zakiyudin Baidhowi (712 suara)
  13. Abduh Hisyam (709 suara)

(diko)

Exit mobile version