Oleh: Tito Yuwono
Adab menuntut ilmu adalah utama
Kunci menimba ilmu dari ulama
Agar ilmu melakat di dada
Juga mendakwahkannya
Ketika adab dilalaikan
Saat keluhuran sikap tak dibiasakan
Ilmu yang didapatkan
Akan hampa dan tak teramalkan
Dua artikel sebelumnya telah dibahas berkaitan pentingnya dan fadhilah/keutamaan menuntut ilmu dan juga keutamaan berilmu. Diantara keutamaan tersebut adalah melaksanakan kewajiban dalam agama, karena Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu baik muslimin maupun muslimat. Juga penuntut ilmu dimudahkan baginya masuk surga, dihormati dan dimuliakan para malaikat. Sedangkan orang berilmu sebagai buah dari menuntut ilmu juga mempunyai banyak fadhilah diantaranya, makhluk langit, bumi dan lautan memintakan ampun kepadanya, tanda-tanda dikehendaki Allah Ta’ala menjadi orang yang baik, serta dipuji oleh Allah sebagai orang yang takut kepada Allah Ta’ala. Ilmu yang bermanfaat merupakan amal kebaikan yang tidak ada putusnya walaupun nyawa sudah berpisah dari badan.
Setelah pembahasan berkaitan dengan fadhilah menuntut ilmu dan keutamaan orang yang berilmu, pada artikel ini akan dibincangkan pentingnya adab penuntut ilmu. Saat ini, kita saksikan bahwa adab-adab siswa sangat kurang dalam menuntut ilmu. Banyak siswa yang tidak punya tata krama dan sopan santun dengan Bapak dan Ibu Guru. Dalam berkomunikasi dengan Bapak Ibu Guru menggunakan Bahasa Jawa Ngoko. Bahasa Jawa Ngoko adalah Bahasa Jawa yang penggunaannya untuk umur yang sepadan. Nah, ketika siswa menggunakan Bahasa Jawa Ngoko menunjukkan perilaku yang tidak sopan kepada Bapak Ibu Guru. Bahkan ada siswa yang berperilaku lebih dari itu yaitu menantang gurunya ketika diingatkan. Ini contoh perilaku yang sangat tidak sopan dan tidak beradab.
Belum lagi masih ada tingkah siswa yang punya kebiasaan tawuran serta menciderai orang lain. Dan juga melakukan penganiayaan terhadap orang lain. Tentu ini sangat jauh dari adab sebagai siswa.
Sering kita saksikan juga siswa-siswa acuh tak acuh terhadap pelajaran, tidak mengerjakan PR dan tugas dengan tenang dan tidak merasa kawatir, tidak mau mencatat pelajaran dan lain sebagainya. Inipun contoh siswa yang kurang adab dalam menuntut ilmu.
Maka berbagai permasalahan kesiswaan yang jauh dari adab ini, perlu kita merenungkan kembali berkaitan pengajaran dan internalisasi adab kepada para siswa. Penguatan terhadap internalisasi adab ke siswa ini perlu dilakukan. Abai terhadap masalah ini akan berefek pada ketiadaan adab bagi para siswa.
Maka para ulama terdahulu memberikan teladan kepada kita, dengan mengambil perhatian terhadap permasalahan adab ini. Dan beliau-beliau memberikan nasehat-nasehat berharga berkaitan dengan adab. Tidak mengherankan jika ulama-ulama terdahulu mempunyai murid-murid yang hebat-hebat dengan adab yang luhur. Karena adab menjadi paling utama.
Dalam buku 101 riwayat tentang adab menuntut ilmu yang ditulis oleh Ustadz Muhammad Rezki, terdapat nasehat-nasehat ulama berkaitan dengan adab ini.
Diantara nasehat-nasehat para ulama tersebut adalah:
- Syaikh Burhanuddin Zarnuzi rahimahullah penulis kitab ta’limul muta’alim, dalam pembukaan di kitab itu beliau mengatakan:
فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون [ومن منافعه وثمراته ـ وهى العمل به والنشر ـ يحرمون] لما أنهم أخطأوا طريقه وتركوا شرائطه
Artinya: “Ketika saya perhatikan para pelajar di zaman kita ini, sebenarnya mereka telah bersungguh sungguh dalam mencari ilmu, tetapi banyak dari mereka yang tidak memperoleh manfaat dan faedah dari ilmu tersebut, yakni berupa pengamalan dari ilmu tersebut dan menyebarkannya. Hal ini terjadi karena cara yang mereka tempuh dalam menuntut ilmu salah dan mereka meninggalkan syarat-syaratnya.”
- Abdullah Bin Sirrin rahimahullah, seorang ulama tabi’in mengatakan
كانوا يتعلمون الهديَ كما يتعلمون العلم
Artinya: “Mereka (para ulama) belajar adab sebagaimana mereka belajar ilmu.”
- Imam Hasan AlBasri rahimahullah mengatakan:
إن كان الرجل ليخرج في أدب يكسبه السنين ثم السنين
Artinya: ”Sesungguhnya seseorang telah mendapatkan adab yang baik sesudah dia belajar bertahun-tahun.”
- Imam Malik rahimahullah pernah memberikan nasehat kepada pemuda quraisy untuk membelajari adab sebelum mempelajari suatu ilmu.
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
Artinya: ”Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu”
Sungguh penting peran adab dalam menuntut ilmu maka kita harus serius dalam membekali adab para siswa kita. Bukan sekedar aspek kognitif saja. Hal ini juga sangat mendukung tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur. Fenomena saat ini sebagaimana yang disampaikan Syaikh Zarnuzi, banyak penuntut ilmu tapi gagal memperoleh manfaat dari ilmu itu dan tidak diamalkan apalagi disebarkan karena adab banyak ditinggalkan.
Demikian tulisan singkat berkaitan dengan pentingnya pendidikan adab bagi generasi kita. Semoga tulisan kecil ini, menjadikan motivasi bagi kita semua untuk memberikan perhatian terhadab adab. Juga semoga kita mempunyai strategi-strategi yang baik dalam menanamkan adab ke peserta didik. Sehinggal lahirlah generasi yang beradab dan berkemajuan.
Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, dan Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta