Memberdayakan Cabang dan Ranting Melalui Kemandirian di Sektor Ekonomi
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sejarah berdirinya Muhammadiyah tidak dapat dilepaskan dari peran para saudagar. Lebih dari setengah dari pengurus Muhammadiyah pada periode awal adalah saudagar. Mereka membesarkan Muhammadiyah melalui jalur ekonomi dengan cara berdagang. Namun di kemudian hari, usaha di sektor ini terasa sangat sulit bagi Muhammadiyah di berbagai tingkatan.
Fenomena kemunduran ini dapat ditinjau dari aspek teologis. Dalam aspek ini kita cenderung mementingkan akhirat dan melupakan nasib kita di dunia. Pikiran semacam inilah yang kemudian membuat kita kurang semangat untuk meraih kejayaan di dunia, khususnya melalui sektor ekonomi. Oleh karena itu Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendorong adanya reorientasi dalam aspek teologis ini untuk membangun kekuatan di sektor ekonomi.
Deni Asy’ari, Direktur Utama Suara Muhammadiyah mengatakan, bagaimana kita dapat mendefinisikan bahwa Muhammadiyah itu gerakan berkemajuan, jika di sisi lain kita masih melihat banyak masyarakat yang terbelit oleh tuntutan kehidupan. Inilah pentingnya untuk kembali membangun kekuatan diri di sektor ekonomi. Sebagaimana pesan di dalam QS. An-Nisa ayat 9 yang menjelaskan bahwa umat ini harus khawatir jika meninggalkan generasi yang lemah. Bukan hanya lemah secara iman, tapi juga lemah secara ekonomi.
Untuk menggeliatkan kembali sektor ekomoni Muhammadiyah, Deni Asy’ari mendorong adanya aktor penggerak di bidang ekonomi yang dapat mengkonsolidasikan segala potensi ekonomi Muhammadiyah di berbagai tingkatan. Membangun sektor ekonomi secara berjamaah untuk mencapai kemandirian.
Selain mendorong adanya aktor-aktor penggerak di bidang ekonomi, ia juga berharap Muhammadiyah dapat mengkonsolidasikan antara hulu dan hilir di sektor tersebut. Inilah yang menurutnya dapat menjadi kekuatan perlawanan terhadap ekonomi kapitalis yang mencengkram negeri ini. Menurutnya hal ini bisa dimulai dari usaha-usaha untuk memberdayakan ranting dan cabang sebagai ujung tombak dakwah Muhammadiyah. Karena bagaimanapun, keberlanjutan kepemimpinan di tingkat pusat sangat ditentukan oleh cabang dan ranting yang mandiri.
“Sejatinya jihad di sektor ekonomi ini sudah pernah dicontohkan oleh KH Ahmad Dahlan yang pada saat itu melelang seluruh perabot rumahnya untuk membiayai sekolah Muhammadiyah dan memberi gaji guru-gurunya. Kisah ini bukan hanya sekedar cerita tanpa makna, tapi kisah ini memiliki ibrah bahwa Muhammadiyah dibangun di atas fondasi kemandirian secara ekonomi,” ujar Deni dalam agenda Pengajian Ramadhan PDM Kabupaten Bantul dengan tema Strategi Memberdayakan Cabang dan Ranting dari Perspektif Ekonomi, pada Selasa, 28 Maret 2023.
Deni menambahkan, berdirinya berbagai Amal Usaha Muhammadiyah yang begitu masif karena adanya DNA kemandirian dari segenap warga persyarikatan. Pertumbuhan dan perkembangan Muhammadiyah selalu berangkat dari titik-titik daerah yang memiliki kultur entrepreneurship. Dan Muhammadiyah di daerah yang memiliki kultur tersebut dapat dipastikan tumbuh dan berkembang dengan cepat. “Inilah tugas rumah kita untuk kembali memperkuat sektor ekonomi berbasis jamaah di berbagai level, khususnya cabang dan ranting. Karena sesungguhnya cabang dan ranting adalah wajah sesungguhnya Muhammadiyah,” ujarnya dihadapan warga Muhammadiyah Kabupaten Bantul. (diko)