Deni Asy’ari: Satukan Persamaan Melalui Baitul Arqam
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Bagi siapapun jika telah berkecimpung di dalam Persyarikatan Muhammadiyah, Baitul Arqam menjadi hal yang penting dan wajib untuk diikuti. Maka dari itu, Suara Muhammadiyah menyelenggarakan kegiatan Baitul Arqam dengan mengusung tema “Mengasah Ihsan Membangun Peradaban”. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari, yakni Kamis-Jumat (30-31/3/2023) yang diikuti oleh karyawan dan karyawati Suara Muhammadiyah.
Selama Baitul Arqam dilaksanakan, para peserta mendapatkan beberapa materi seperti 1) Paham Agama dalam Muhammadiyah yang dibawakan oleh Muhammad Rofiq Muzakkir, Lc., MA., PhD selaku Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, 2) Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah (PHIWM) di Amal Usaha Muhammadiyah yang dibawakan oleh Drs Imron Nasri selaku Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Bidang Komunikasi Publik, Penerbitan, dan Hubungan Antar Lembaga, dan 3) Beribadah Sesuai Tuntunan Tarjih yang dibawakan oleh H Muklis Rahmanto, Lc., MA selaku Ketua Bidang Kaderisasi dan Organisasi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Dalam membuka kegiatan Baitul Arqam, Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari, MA Dt Marajo yang didampingi oleh Erik Tauvani Somae, SHI., MH selaku Wakil Bendahara II Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani PP Muhammadiyah dirinya memberikan tahniah atas digelarnya kegiatan pengkaderan tersebut. Menurutnya, implementasi kegiatan ini sangat relevan di dalam membangun dan meneguhkan jatidiri karyawan di mana secara resmi telah sah menjadi anggota dan kader Muhammadiyah.
“Saya mengapresiasi dengan diadakan kegiatan Baitul Arqam Suara Muhammadiyah. Saya baru merasakan kegiatan Baitul Arqam di Suara Muhammadiyah baru pertama kali (hari ini). Karena baru pertama kali, maka saya bersyukur sekali kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik,” ujarnya.
Deni menuturkan bahwa kegiatan Baitul Arqam sebagai aktualisasi dari pengkaderan sekaligus ideologisasi yang bersifat wajib bagi seluruh warga Persyarikatan Muhammadiyah. Kewajiban ini berlaku baik di struktur keorganisasian maupun di amal usaha Muhammadiyah (AUM).
“Kita menyiapkan kegiatan ini untuk mentransformasi diri yang berkaitan dengan ideologi dan pola pikir (mindset) agar sejalan dengan napas Muhammadiyah,” tuturnya.
Wakil Sekretaris 1 Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PP Muhammadiyah ini menyebut Baitul Arqam sebagai jalan untuk menyamakan cara berpikir dan perspektif di dalam melihat sekaligus memahami agama Islam secara komprehensif lewat lensa Muhammadiyah. Setiap pimpinan, anggota, kader, maupun warga Persyarikatan harus mafhum, lebih-lebih mengejawantahkan agama Islam berkelindan dengan pandangan Muhammadiyah.
“Baitul Arqam itu membangun dan menyatukan persamaan dan ideologi dari berbagai latarbelakang (background) yang beranekaragam. Dari ragam itu, Baitul Arqam jalan untuk menyamakan jalan berpikir dan menyamakan perspektif kita untuk melihat dan menjalankan agama Islam sesuai perspektif Muhammadiyah,” jelasnya.
Pada saat bersamaan, Deni membentangkan makna dari kata Baitul Arqam. Menurutnya, kata Baitul Arqam terbagi menjadi dua, Baitul (al-bait) yang berarti rumah dan kedua Arqam yang terambil dari nama orang bernama Arqam bin Abil Arqam. Yakni seorang pemuda yang pertama kali masuk agama Islam (Assabiqunal Awwalun).
Sejarah mencatat, rumah yang ditempati Arqam bin Abil Arqam ini dijadikan sebagai rumah menempa diri ideologisasi Islam untuk mengeksplorasi adat-adat pejuang Islam dari latarbelakang yang beranekaragam. Dari sinilah, kemudian disatupadukan perjuangan Rasulullah Muhammad Saw.
“Begitu juga halnya, Muhammadiyah mengadopsi hal tersebut (Baitul Arqam). Dan ada istilah lain di simplifikasikan Darul Arqam yang artinya juga rumah atau persinggahan. Fungsi dari rumah ini sebagai tempat penggemblengan ideologisasi semangat perjuangan militansi dan sebagainya. Kita ingin menyatukan latarbelakang, perspesi kita yang berbeda-beda baik terhadap Islam maupun Muhammadiyah kita satukan melalui Baitul Arqam,” tandasnya. (Cris)