Melawan Setan yang Dibelenggu: Harus Menang
Oleh: Miqdam Awwali Hashri
Bagi warga Muhammadiyah, barangkali tak asing dengan kisah anekdot Pak AR Fakhruddin tentang manusia yang kalah dengan setan yang dibelenggu pada bulan Ramadhan.
Suatu ketika Pak AR diminta untuk mengisi ceramah tarawih pada bulan Ramadhan di suatu masjid. Seusai Pak AR berceramah, bertanyalah seorang anak muda dalam kesempatan tersebut. Anak muda tersebut bertanya, “Pak AR, katanya di bulan Ramadhan setan-setan dibelenggu dan pintu neraka di tutup, tapi mengapa sekarang dalam bulan Ramadhan ini masih saja banyak orang yang judi, mabuk-mabukan dan juga pelacuran?” Kemudian Pak AR menjawab, “Itulah kelemahan manusia, dengan setan yang dibelenggu saja kalah.”
Secara sepintas, kisah tersebut merupakan anekdot dari Pak AR yang memang dikenal sebagai seorang Kyai yang bersahaja dan memiliki nilai humor yang tinggi. Cara Pak AR dalam menjawab jenis pertanyaan “nyeleneh” pun sangat enteng, khas jawaban seorang sufi. Namun demikian, jawaban yang sederhana dan humoris tersebut seringkali memiliki makna yang sangat dalam.
Jawaban Pak AR dalam kisah tersebut, sebetulnya dapat kita telaah dengan pendekatan Al-Qur’an. Kita bisa jumpai dalam Al-Qur’an yaitu surat An-Nisa [4]: 76 pada bagian terakhir yang artinya “Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah”.
Jadi Allah SWT telah menegaskan bahwa tipu daya setan itu sebenarnya lemah. Sebelum setan dibelenggu saja, tipu daya setan sudah lemah, maka ketika setan dibelenggu tipu dayanya semakin melemah. Oleh karena itu, memang sangat lucu jika ada manusia yang masih dapat terperdaya oleh setan apalagi di bulan Ramadhan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa jika ada manusia yang sampai dapat terperdaya oleh setan, itu pertanda bahwa manusia tersebut akal dan imannya sangatlah lemah karena lebih lemah daripada tipu daya setan itu sendiri.
Dalam Al Quran, Allah SWT juga telah mengingatkan kepada manusia bahwa setan adalah musuh yang nyata. Dengan demikian, manusia hendaknya jangan sampai lengah dan kalah terhadap serangan tipu daya setan. Apalagi justru menjadikan setan sebagai kawan dengan mengikuti langkah-langkah setan. Manusia yang mengikuti langkah-langkah setan dapat terjerumus ke dalam jurang kehinaan. Sama halnya menjadikan musuh sebagai sahabat yang pada akhirnya justru akan mencelakakan diri kita.
Beberapa langkah-langkah setan yang perlu kita waspadai antara lain memakan makanan yang haram, hidup boros, minum khamr, mengambil yang bukan haknya, judi, hingga menindas dan menciptakan pertikaian antar umat manusia. Sebagaimana disebutkan di dalam Al Quran surat An Nuur 24:21 bahwa setan itu mengajak mengerjakan perbuatan yang keji dan munkar.
Di bulan Ramadhan, orang beriman diperintahkan untuk berpuasa agar menjadi orang yang bertaqwa. Taqwa inilah yang kemudian dapat meningkatkan kekuatan iman seseorang. Orang yang berpuasa seperti sedang ditempa sisi spiritualnya sehingga dapat merasakan pengalaman-pengalaman spiritual yang mampu mempertebal keimanan.
Ciri-ciri orang yang bertaqwa dalam Al-Qur’an surat Aali Imran [3]: 133-135, yaitu: berinfak baik di waktu lapang maupun sempit, mampu mengendalikan amarah, memaafkan kesalahan orang lain, senantiasa bertaubat, dan memohon ampun kepada Allah. Kesemua ciri-ciri tersebut dibentuk dan ditempat saat berpuasa di bulan Ramadhan.
Jika sudah menjadi pribadi yang bertaqwa, maka setan akan sulit melakukan tipu daya. Orang yang beriman dan bertaqwa akan sulit ditakut-takuti oleh setan akan kemiskinan sehingga tidak akan mau menjadi orang yang bakhil. Tidak akan takut lapar karena sudah terlatih dalam mengendalikan pola makan dan memilih untuk mengkonsumsi yang halal lagi thayyib. Tidak akan mudah dihasut untuk bertikai antar sesama manusia karena sudah terlatih memaafkan kesalahan orang lain.
Kita harus sadar bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Perlakukan setan sebagaimana musuh yang harus kita lawan dan kalahkan. Apalagi Allah telah menegaskan bahwa tipu daya setan itu sangatlah lemah. Maka di bulan Ramadhan ini, hendaknya kita mempertebal iman dengan taqwa agar tidak lengah dari jeratan-jeratan tipu daya setan. Kalahkan setan dengan memperbanyak interaksi dengan Allah SWT melalui ibadah serta menjaga keharmonisan dan persatuan diantara manusia agar tidak mudah dihasut dan diceraiberaikan.
Wallahua’lam
Miqdam Awwali Hashri, Anggota Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PP Muhammadiyah