Model dalam Pemberdayaan Perempuan

Model dalam Pemberdayaan Perempuan

Judul               : Pengelolaan Kelompok Perempuan dan Komunitas: Panduan Materi Penguatan Balai Sakinah Aisyiyah (BSA)

Penyusun         : Pimpinan Pusat Aisyiyah

Penerbit           : Suara Muhammadiyah

Cetakan           : I, September 2022

Tebal, ukuran  : viii + 388 hlm., 15 x 23 cm

ISBN               : 978-602-6268-42-6

 

Aisyiyah berperan untuk memperkuat masyarakat madani dengan menjalankan strategi kultural. Semangat dakwah Aisyiyah yang dilandasi spirit Al-Ma’un bertujuan untuk membebaskan, memberdayakan, dan memajukan masyarakat mustadl’afin. Aisyiyah hadir dalam masyarakat untuk memberi jawaban atas permasalahan mereka.

Upaya-upaya itu salah satunya dilakukan dengan strategi pengorganisasian gerakan pemberdayaan perempuan yang disebut Balai Sakinah Aisyiyah Qoryah Thayyibah (BSA-QT). Melalui BSA-QT, Aisyiyah berkeinginan untuk mewujudkan desa yang sejahtera, yang akhirnya akan mewujudkan masyarakat utama. Kumpulan masyarakat ini akan mengisi kehidupan negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Aisyiyah berusaha mendorong pemenuhan hak-hak perempuan, terutama di daerah-daerah yang tingkat kesadarannya masih rendah. BSA berada di tingkat desa, dilaksanakan secara rutin di tempat yang mudah dijangkau oleh para anggotanya, seperti balai desa, rumah warga, maupun tempat ibadah. Setiap kelompok BSA memiliki kader BSA yang bertugas menggerakkan anggota BSA, masyarakat, serta menjalin kerja sama dengan perangkat desa dan penyedia layanan kesehatan setempat.

BSA-QT bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran perempuan akan hak warga negara (pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial ekonomi, pendampingan hukum, akses atas sumber daya lokal dan politik); meningkatnya kepemimpinan perempuan di komunitas untuk menggerakkan pemberdayaan perempuan dan advokasi kebijakan dan alokasi anggaran; terwujudnya pemberdayaan komunitas (keluarga sakinah, ekonomi produktif, manajemen keuangan keluarga, gizi anak, lingkungan, sanitasi, ketahanan pangan, dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan); terwujudnya komunitas ta’awun yang saling tolong-menolong untuk terwujudnya pemenuhan hak-hak dasar warga negara (hlm 2).

Kini BSA telah banyak melahirkan aktivis dan relawan di tingkat desa yang mengedukasi warga untuk melakukan berbagai program pendampingan, termasuk pencegahan kanker payudara dan serviks, kasus TBC hingga stunting. BSA menyediakan wadah bagi masyarakat untuk melakukan konsultasi, pengaduan, dan pemberdayaan terkait isu-isu perempuan dan permasalahan lainnya yang dihadapi masyarakat.

Aisyiyah melalui BSA berupaya menyelesaikan berbagai permasalahan perempuan. BSA juga mengedukasi masyarakat dalam hal menjalani kehamilan sehat, pentingnya menyusui, perilaku hidup bersih, komunikasi suami istri, pengasuhan anak, hingga edukasi tentang keluarga berencana.

Buku ini memberi wawasan, materi edukasi, metode, dan langkah-langkah yang praktis bagi kader dan pimpinan Aisyiyah penggerak BSA-QT. Pengetahuan ini menjadi penting bagi para fasilitator dan penggerak pemberdayaan perempuan dalam menghadapi permasalahan masyarakat di lapangan. (Fanny Angga)

Exit mobile version