Suara Muhammadiyah itu Amal Usaha Muhammadiyah Tertua

Suara Muhammadiyah itu Amal Usaha Muhammadiyah Tertua

Tausiyah Ramadhan Haedar Nashir di Suara Muhammadiyah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan bahwa Suara Muhammadiyah punya makna penting bagi Muhammadiyah. Hal itu disampaikan Haedar Nashir dalam Tausiyah Ramadhan di Suara Muhammadiyah pada 17 April 2023. Kegiatan ini turut dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto, Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media Deni Asy’ari, dan Dewan Redaksi SM Muchlas Abror.

“Suara Muhammadiyah ini Amal Usaha Muhammadiyah tertua, karena berdiri tahun 1915. Karena sebelumnya belum ada amal usaha, kecuali yang berdiri sebelum lahirnya Muhammadiyah, yaitu madrasah yang berdiri tahun 1911,” ujar Haedar.

Suara Muhammadiyah bukan hanya punya nilai penting di internal Muhammadiyah. “Bahkan diakui oleh dewan pers, dan Menkominfo mengakuinya sebagai majalah pertama yang mempopulerkan Bahasa Indonesia.”

Di internal Muhammadiyah, SM hadir menjadi media untuk mencerdaskan masyarakat. “SM itu menjadi media berita resmi Muhammadiyah sejak awal. Memang keputusan-keputusan resmi dan penting itu dicari di SM,” ulas Haedar.

SM kemudian berkembang dan Haedar terus menjadi saksi atas transformasi itu. “Awalnya kantor SM masih nebeng di kantor PP Muhammadiyah di Jalan KH Ahmad Dahlan. Ada sebuah ruangan di sana.”

Kemudian SM memperoleh tempat di depan PKU. Dulunya itu toko buku siaran. Dulu ada dua toko: toko buku siaran dan toko percetakan persatuan. Dulu di sana sering ketemu para tokoh Muhammadiyah dan punggawa SM lama seperti Abdullah Sabda, Ahmad Basuni, Ajib Hamzah, Muhammad Diponegoro, dan lain-lain.

Haedar masih mengingat, pada mulanya ia menulis di rubrik pinggir, lalu menjadi wartawan. “Wartawan beneran, kemana-mana liputan naik angkutan.” Hal ini menandakan kiprahnya yang berporses dari bawah. “Saya di SM prosesnya dari bawah dan betul-betul merasakan suka duka di SM,” ujarnya. Di redaksi, Haedar kemudian menjadi pemimpin redaksi. Jiwa Haedar adalah jiwa penulis dan jiwa kewartawanan

Pemimpin SM adalah tokoh-tokoh utama di Muhammadiyah. Mulai Ahmad Basuni, Mohammad Djazman Alkindi, M Amien Rais, Ajib Hamzah, Ahmad Syafii Maarif, Mukhlas Abror, dan lain-lain.

Haedar melihat potensi pada anak-anak muda. “Lalu saya ajak Deni Asy’ari ke SM. Dasarnya UIN dan Minang.” Deni dinilai punya insting bisnis yang cukup bagus. Dan itu kemudian dibuktikan ketika dirinya memimpin perusahaan Muhammadiyah. “Mas Deni melompat itu, bisa bikin SM Corner, Logmart, Hotel, dan lain-lain,” katanya.

Haedar juga menjelaskan tentang perkembangan SM yang terus bertransformasi. Di masa Orde Baru, SM berbentuk yayasan. Seiring waktu dan perubahan legalitas, semuanya harus berubah dan tidak lagi diakui. SM juga harus ikut bertransformasi menjadi PT. “SM ini langsung berada di bawah PP Muhammadiyah.”

Haedar Nashir memberi beberapa pesan khusus kepada segenap keluarga besar Suara Muhammadiyah.

Pertama, harus mampu meletakkan pondasi SM pada value, nilai-nilai Muhammadiyah. Nilai-nilai Al-Islam dan “Kemuhammadiyahan harus menjadi alam pikiran kita semua,” katanya.

Kedua, sistem dan tata kelolanya harus bagus. Ketika sudah besar akan selalu jadi sorotan. “Tidak boleh main-main. Tata kelola harus bagus. Seiring juga kita tingkatkan terus kesejahteraannya,” ujar Haedar.

Ketiga, pelayanan publik itu yang utama. Pelayanan yang baik itu cermin Islam dan cermin Muhammadiyah. “Pelayanan publik itu kan ajaran Islam. Ini harus menjadi concern kita,” tutur Haedar.

Keempat, pengembangan. SM tidak cukup seperti ini. Nanti SM harus menjadi Amal Usaha yang besar dan terus berkembang. “Kalau kita bisa konsolidasi, kita bisa menjadi Amal Usaha yang besar.” SM ke depan, menghadapi tantangan yang besar. Misalnya SM online, perlu pengembangan lebih lanjut.

Kelima, semua harus semangat. Sekarang masuk kerja ke mana-mana tidak gampang. Semuanya harus punya etos kerja, semangat untuk berkhidmad. “Kalau kita ada semangat untuk memberi, Tuhan juga akan memberi kepada kita.” Nikmati proses dan kerjakan dengan girang gembira. “Dan bangun kebersamaan,” tukas Haedar. Mau membangun kebersamaan, saling support, dan saling berbagi. “Aktif juga di Muhammadiyah,” pungkas Haedar Nashir.

Sebelum kegiatan tausiyah dan buka bersama ini, Haedar Nashir, Deni Asyari, Agung Danarto, dan Muchlas Abror juga meninjau proyek pembangunan hotel SM Tower. (Ribas)

 

Haedar Nashir bersama para senior di Suara Muhammadiyah
Exit mobile version