Manfaat dan Karaktersitik Orang yang Bertaqwa

Manfaat dan Karaktersitik Orang yang Bertaqwa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah“Sebenarnya orang berpuasa di bulan Ramadhan itu, bukan hanya karena diwajibkan atau bahkan karena dibiasakan, tapi lebih dari itu karena Allah janjikan derajat taqwa yang lebih tinggi bagi mereka yang menjalankan bulan Ramadhan”. Prolog ustadz Ahmad Syauqi (Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan), saat mengawali ceramah tarawih pada malam ke-27 Ramadhan di Masjid Islamic Center UAD. Hal ini bersandar pada dalil firman Allah swt dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi;

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Taqwa yang dikehendaki dalam surah Al-baqarah ayat 183 ini adalah taqwa yang sebenar-benarnya yang memberikan manfaat, diantaranya yang pertama; terselamatkan ketika seseorang sakaratul maut. Manfaat kedua, yaitu dalam Q.S. Ali Imran ayat 133 dikatakan bahwasanya disediakan bagi mereka yang bertakwa surga seluas langit. Kemudian manfaat ketiga adalah; ampunan dari Allah swt. Sebagai manusia itu tidak luput dari salah, lupa, godaan nafsu, dan segala macam yang ada di dunia yang bisa mengalihkan dari track  jalur yang seharusnya, tetapi Allah janjikan pengampunan bagi mereka yang bertaqwa.

“Pemahaman mengenai taqwa bisa berbeda-beda, tapi semuanya membawa pada substansi yang sama, yaitu kedekatan untuk mendapatkan ridha dari Allah swt. Taqwa itu mestinya muncul dari masing-masing pribadi. Mengapa? Karena ibadah puasa itu bersifat personal, ia merupakan urusan langsung seorang hamba dengan Tuhannya.” Lanjut beliau.

Kemudian karakteristik dan sifat Muttaqin yakni orang-orang bertaqwa itu adalah, yang pertama; mudah menafkahkan atau menginfakkan hartanya dalam kondisi lapang maupun sempit. Kedua; mereka yang mampu menahan amarah, atau dalam bahasa manajemen modern mereka yang mampu mengelola emosi. Ketiga; mudah memaafkan. Memaafkan adalah sesuatu yang sebenarnya memberikan manfaat yang lebih besar bukan untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri. Ilmu psikologi mengatakan bahwa dengan memaafkan, maka seseorang melepaskan energi negatif itu keluar dari tubuhnya.

Sebelum menutup ceramahnya, ustadz Ahmad Syauqi mengajak para jama’ah untuk memaksimalkan upaya pendekatan diri kepada Allah swt, di beberapa hari terakhir Ramadhan ini. Beliau mengingatkan bahwasanya, tidak ada yang pernah mau bersedia mendampingi di dalam kubur melainkan amalnya sendiri, dan amal itu hanya bisa dibangun sejak sekarang.

“Tiga amalan yang memang harus disiapkan, yang pertama adalah anak shaleh dan shalehah yang selalu mendoakan orang tuanya, yang kedua adalah ilmu yang bermanfaat, dan yang ketiga adalah amal jariyah yang ikhlas, hanya untuk Allah dan kepentingan agama”. Tutupnya. (Siti Kamaria)

Exit mobile version