Ahmad Najib Burhani Dorong Internalisasi Nilai Kemanusiaan Global dalam Khutbah Idul Fitri di UMM
MALANG, Suara Muhammadiyah – Masyarakat Indonesia harus terus mengembangkan dan menginternalisasikan nilai-nilai kemanusiaan global. Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis PP Muhammadiyah Ahmad Najib Burhani dalam khutbah Idul Fitri di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Shalat Idul Fitri tersebut dilaksanakan pada Jum’at, 21 April 2023.
Lebih lanjut, Najib menjelaskan bahwa Ramadan adalah tempat untuk menggodok kualitas sebagai seorang muslim. Pun dengan mengaplikasikan nilai-nilai yang sudah didapat di dalamnya. Termasuk nilai kemanusiaan global. nilai yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang sama di hadapan Allah SWT tanpa memandang ras, gender, golongan dan lainnya.
Nabi juga pernah bersabda untuk memberikan kasih sayang kepada orang-orang di bumi. niscaya Allah akan memberkan rahmatnya kepada mereka. “Saat ini dunia menghadapi berbagai masalah terkait hak asasi manusia (HAM), konflik, kemiskinan, diskriminasi dan lainnya. Maka, umat manusia dan Muslim harus memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya.
ia juga sempat menyinggung mengenai kabar terkait beberapa lapangan yang sempat tidak dizinkan untuk digunakan salat, seperti di Pekalongan dan Sukabumi. Kemudian baru diberi izin ketika banyak yang membahas. Pun dengan hambatan pembangunan masjid yang berlokasi di Aceh pada 2022 lalu. Menurunya, ada banyak hal yang bisa dipelajari atas peristiwa tersebut.
Salah satunya, warga Muhammadiyah bisa merasakan bagaimana menjadi minoritas. Bisa mengalami bagaimana kebebasan terhalangi dan bagaimana rasanya terdiskriminasi. “Pada kenyataannya, ada kelompok dan agama lain yang mungkin merasakan apa yang kita alami. Bahkan malah lebih parah. Ada yang tempat ibadanya disegel, ada yang tidak bisa mengurbukan jenazah di pemakaman umum, ada yang terusir karena beda keyakinan, ada yang terisolasi dan lainnya. Hal itu juga berdampak pada akses pendidikan dan kariri yang terhalangi,” katanya.
beruntung bagi Muhammadiyah yang menjadi mayoritas. Muhammadiyah mampu. Berarguman dan beradvokasi ketika ada hal yang tidak menyenangkan attau kebijakan yang kurang sesuai. Muhammadiyah bisa bersuara, bekerja sama dengan wartawan untuk menyampaikan argumennya. Sayangnya, kemampuan dan keleluasaan itu tidak bisa dilakukan oleh kelompok minoritas.
Maka, pengembangan nilai kemanusiaan harus terus digalakkan. Alasan pertama yakni karena itu adalah perintah Allah dan juga tuntunan Nabi Muhammad SAW sehingga harus dilakukan. Kedua, karena dalam berbagai Muktamarnya, Muhammadiyah mengeluarkan rekomendasi terkait kemanusiaan, kebangsaan, dan keummatan. Hal itu dilakukan untuk menciptakan kehidupan yang damai.
“Terakhir, yakni melihat kenyataan bahwa pembatasan hak-hak dan diskriminasi bisa dirasakan oleh siapa saja. Muslim juga menjadi minoritas di berbagai beahan negara. Sementara di Indonesia menjadi mayoritas. Maka kita seharusnya bisa menjadi contoh bagi negara lain untuk menyayangi mereka yang minoritas,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor UMM Fauzan berharap apa yang sudak dilakukan selama bulan Ramadan bisa membawa para muslim mnejadi manusia yang lebih baik. Manusia yang memanusiakan manusia sertamenjadi golongan yang muttaqin.
“Semoga kita mampu menjaga kualitas ibadah dan sikap kita yang sudah dibangun di bulan Ramadan. Antusiasme salat idul fitri kali ini juga luar biasa. Semoga juga dibarengi dengan kebaikan-kebaikan di masa depan,” pungkasnya mengakhiri. (diko)