Butuh Keberanian dan Nyali Untuk Terapkan Kurikulum Terpadu di Pesantren Muhammadiyah

Butuh Keberanian dan Nyali Untuk Terapkan Kurikulum Terpadu di Pesantren Muhammadiyah

Butuh Keberanian dan Nyali Untuk Terapkan Kurikulum Terpadu di Pesantren Muhammadiyah

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Ittihadul Ma’ahid Al Muhammadiyah (ITMAM) atau Persatuan Pondok Pesantren Muhammadiyah se-Indonesia, K.H. Yunus Muhammadi menyampaikan tausiyah dan motivasi dalam kegiatan Silaturahmi Keluarga Besar Pondok Pesantren Modern Zam-Zam Muhammadiyah (PPM Zam-Zam Muhammadiyah) pada Senin (1/05/2023) di aula Kampus 2 di Kompek Asrama Putri di Desa Pernasidi, Cilongok, Banyumas.

Dalam isi tausiyahnya, Kyai Yunus menegaskan pentingnya sistem kurikulum pesantren yang terpadu yang tidak memisahkan antara jam pelajaran umum (Sekolah) dan agama (Pesantren), karena keduanya saling melengkapi. Selain itu, faktor maju dan berkembangnya sebuah pesantren juga sangat dipengaruhi oleh keikhlasan para pemimpin dan segenap asatidznya.

“Saya bersyukur dan terima kasih kepada segenap Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cilongok, karena Pondok Pesantren Modern Zam-Zam Muhammadiyah sejak awal berdiri sudah berani dan punya nyali untuk menerapkan sistem pesantren yang terpadu. Akhirnya terwujud menjadi pesantren yang bagus dan berkembang sangat luar biasa. Tidak memisahkan manajemen sekolah dari asrama, tetapi mengintegrasikannya dalam manajeman pesantren. Pendidikan pesantren intinya harus terpadunya kurikulum dan manajemen. Pesantren dan sekolah harus berada pada satu manajemen yakni sekolah dan pesantren dipimpin oleh Direktur Yang Dibantu oleh Wakil Direktur, Kepala Sekolah dan Bagian Lainnya,” terangnya dengan gaya retorika yang berapi-api.

Selain itu, Kyai Yunus juga mengisahkan pengalaman terkait dirinya diamanahi sebagai Ketua ITMAM yang juga sebagai pembina untuk membangun serta membesarkan secara khusus sebanyak 21 pondok pesantren.

Di Indonesia pesantren Muhammadiyah ada sejumlah 443, yang terdaftar di LP2M tidak kurang dari 350-an pesantren dari Aceh hingga NTT, dan sudah ia kunjungi. Menurutnya, jika ada pesantren Muhammadiyah yang belum menjalankan kurikulum terpadu secara total, maka itu perlu direformasi, bahkan kalau perlu direvolusi.

“Kepada para pengelola pesantren Muhammadiyah yang berada di bawah binaan kami, saya selalu merujuk agar mereka studi banding ke pondok pesantren Modern Zam-Zam,” katanya tegas.

Mengawali kegiatan yang mengangkat tema, ‘Bersihkan hati, sinergikan visi dan misi menuju Zam-Zam yang Mandiri, Taqwa dan Prestasi’ ini. Dalam Forum Itu disampaikan Pula sambutan  Direktur PPM Zam-Zam Muhammadiyah, Ustadz Arif fauzi, Lc., M.Pd., dan Ketua Badan Pembina sekaligus Ketua PC Muhammadiyah Cilongok, H. Casiwan HS.

Dikatakan Ustadz Arif, selain ucapan permohonan maaf lahir dan batin serta doa kebaikan untuk para santri serta wali santri semua, juga menyampaikan terkait program pengembangan PPM Zam-Zam Muhammadiyah ke depan baik untuk Kampus 1, kampus 2 dan kampus 3 di Desa Karanglo. Ia juga menginformasikan mengenai kondisi empat orang alumni yang tengah belajar di Sudan dengan bea siswa dari Lazismu dan PPM Zam-Zam.

“Setelah tiga setengah tahun mereka mengikuti masa perkuliahan, qodarullah kini di Sudan terjadi konflik perang saudara yang kondisinya sangat memperihatinkan, sehingga meraka terpaksa dipulangkan ke Indonesia. Sedangkan proses kegiatan perkuliahan selanjutnya menunggu situasi dan kondisi politik membaik atau akan ditempuh jalan keluar terbaik. Sebab para alumni itu merupakan kader persyarikatan dengan kemampuan beragam yang dimiliki oleh masing-masing. Apalagi PPM Zam-Zam juga membutuhkan SDM sesuai bidangnya,” terang Ustadz Arif.

Sementara Ketua Badan Pembina, Haji Casiwan salah satu nasihatnya agar para santri, karyawan dan asatidz untuk selalu taat aturan. “Jika kita taat aturan, maka hidupnya akan selamat,” pesannya.

Di akhir acara, kegiatan yang dihadiri jajaran Dewan Pembina Pesantren, Pimpinan Cabang Muhammadiyah, jajaran pimpinan Pondok Pesantren, Kepala SMA dan SMP MBS Zam-Zam, Forum wali santri serta para asatidz dipungkasi dengan bersalam-salaman dan ramah tamah. (H)

Exit mobile version