Haedar Nashir Beri Pesan di Milad ke-31 RSIJ Sukapura Kelapa Gading

Haedar Nashir Beri Pesan di Milad ke-31 RSIJ Sukapura Kelapa Gading

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Sukapura Kelapa Gading menyelenggarakan kegiatan Milad ke-31 tahun, Kamis (4/5). Kegiatan tersebut digelar dengan mengusung tema “Bigger Together”. Turut hadir secara langsung Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Dalam sambutannya, Haedar memberikan tahniah sekaligus mengapresiasi atas perkembangan yang telah dicapai oleh RSIJ Sukapura Kelapa Gading. Menurutnya usaha dan kiprah dari pimpinan dan seluruh stakeholders di dalamnya telah menjadikan rumah sakit ini tampil berkemajuan di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

“Hal yang penting untuk di syukuri bahwa rumah sakit ini menyatu dengan masyarakat sekitar. Ini menunjukkan bahwa rumah sakit bertumbuh bersama dengan fungsi pelayanan kesehatan komunitas,” ujarnya.

Haedar menyebut Muhammadiyah dengan memiliki rumah sakit, balai kesehatan dan klinik-klinik yang tersebar di penjuru negeri. Ini menjadi salah satu bagian pengkhidmatan kemanusiaan yang dilakukan Muhammadiyah dibidang pelayanan kesehatan bersumber pada teologi Al-Ma’un.

Menurut Haedar, Muhammadiyah membangun kesehatan masyarakat lewat dua pintu. Pintu pertama adalah pintu kelembagaan disebut rumah sakit (hospital) yang sejak awal embrionya klinik di Yogyakarta tahun 1923. Kemudian pintu kedua membangun kesehatan masyarakat yang sekarang dikenal dengan kesehatan komunitas.

“Bagi RS Sukapura ini menjadi kekuatan bukan menjadi beban. Dalam perkembangan organisasi modern ada yang disebut identitas organisasi salah satunya ada distingtif (berbeda) dari yang lain dan itu bisa menjadi kekuatan,” tuturnya.

Karenanya, dengan spirit milad RSIJ Sukapura Kelapa Gading ini, Haedar mengajak untuk tasyakur atas lompatan-lompatan yang telah dicapai Muhammadiyah sampai sekarang. Bukan malah sebaliknya, takabur dengan prestasinya itu. Lebih-lebih Persyarikatan ini oleh para ahli dinobatkan sebagai organisasi Islam modern, reformis, dan berkemajuan terbesar di Indonesia bahkan dunia.

“Maka di usia ke-31 tahun mari kita syukuri kebesaran Muhammadiyah untuk mentasyarufkan syukur dengan melakukan kapitalisasi dari apa yang sudah kita miliki. Sekaligus juga mengembangkan yang belum kita miliki atau bahkan menjadi azam (dikehendaki dan dicita-citakan),” katanya.

Dalam kesempatan itu, Haedar menyampaikan beberapa pesan penting. Pertama kesungguhan. Secara ruhani, kesungguhan (badlul juhdi) menjadi bantalan vital untuk bergerak ke depan di dalam mengembangkan rumah sakit ini menjadi makin unggul dan berkemajuan. Tanpa kesungguhan mustahil apa yang dicita-citakan dapat termanifestasi.

“Hampir semua Amal Usaha Muhammadiyah bertumbuh dari kecil, kecil, kecil, lalu menjadi besar. Itu karena kesungguhan,” ungkapnya.

Kedua, kapitalisasi kebersamaan. Haedar menekankan agar spirit kebersamaan bukan hanya menjadi tema dan emblem semata, akan tetapi harus menjadi etos. Dengan memiliki etos kebersamaan, maka semua yang lemah menjadi kuat dan yang tertinggal menjadi maju. “Saya yakin kalau kita bersama kita jadi kuat. Muhammadiyah hebatnya di situ. Ada riak-riak, ada dinamika tetapi Insyaallah masih kuat kebersamaannya,” tegasnya.

Ketiga, membangun pelayanan yang baik. Sebagai salah satu pelopor pelayanan kesehatan terbesar, rumah sakit Muhammadiyah sedemikian rupa mesti memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan keluarga pasien. Dari situlah maka kenyamanan dapat dirasakan secara kolektif tidak parsial memandang strata sosialita.

“Muhammadiyah mempunyai etos Al-Maun, yaitu etos welas asih. Dan dari etos itulah kita melayani orang dengan baik. Yang sakit dari segmen masyarakat manapun baik kelas atas, menengah, sampai bawah layanilah dengan kasih sayang. Dengan kasih sayang kita melayani orang sakit untuk sembuh,” ucapnya.

Keempat, fortifikasi sistem dan tata kelola yang baik. Haedar mengingatkan untuk memperbaiki dan menguatkan sistem agar ke depannya segala hal yang hendak dikerjakan dapat berjalan dengan baik. Kelima, pimpinan dan seluruh stakeholders di RSIJ Sukapura Kelapa Gading mesti memadukan nilai ujra (profesional) dan ajra (pahala).

Keenam, peran Muhammadiyah di dalam memajukan umat, bangsa, negara, dan kemanusiaan semesta sebagai wujud dari menjalankan fungsi tajdid. Menurut Haedar ini perlu ditopang dengan jangkar Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Sehingga dari jangkar tersebut dapat menjadi nilai, alam pikiran, jiwa, orientasi sikap bahkan orientasi tindakan.

“Ini hal-hal yang perlu direnungkan sehingga Insyaallah menambah semangat keluarga besar RSIJ Sukapura Kelapa Gading. Mudah-mudahan semua langkah kita diberkahi dan dirahmati Allah,” tutupnya. (Cris)

Exit mobile version