YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Yogyakarta menggelar kegiatan temu sapa UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Kegiatan tersebut digelar Minggu (7/5) dan dikemas dengan gowes yang di dampingi langsung oleh Drs H Muhammad Afnan Hadikusumo selaku anggota DPD RI wakil Muhammadiyah dari DIY sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Selain kegiatan gowes yang dimulai dari Kantor PDM Kota Yogyakarta dan diakhiri di Komplek Masjid Noor Pakuningratan Jetis, bersamaan dengan itu juga digelar dialog UMKM dari Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Kota Yogyakarta yang disampaikan oleh Kepala Dinas Drs Tri Karyadi RR., SH., MSi dan bazar UMKM antara lain produk SabunMu, Jamu, dan aneka produk lainnya.
Dalam sambutannya, Muhammad Iqbal, SE selaku Ketua Panitia mengatakan pihaknya mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya kegiatan ini telah menjadi kegiatan rutin dan berjalan selama tempo 4 tahun. Sehingga dirinya berharap agar kegiatan ini bisa menumbuhkan kekompakan, kebersamaan, dan kekeluargaan antarwarga Persyarikatan di Yogyakarta.
“Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi dari para peserta yang telah menyemarakkan kegiatan pada hari ini. Semua ini kami hadirkan dalam rangka untuk menumbuhkembangkan UMKM di lingkungan Persyarikatan, khususnya di wilayah cabang dan ranting,” ujarnya saat di wawancarai Suara Muhammadiyah.
Pengembangan UMKM menurut Iqbal, telah menjadi program dari kolaborasi antara MEK PDM dan PDA Kota Yogyakarta. Dengan kegiatan tersebut, dirinya memiliki cita-cita agar ke depan UMKM bisa bangkit dan mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi warga Persyarikatan.
“Intinya kami menyelenggarakan kegiatan ini sebagai bagian dari mengupayakan agar UMKM yang dikelola MEK PDM dan PDA Kota Yogyakarta bisa naik kelas. Kalau ada acara, otomatis UMKM bisa bergerak. Di sinilah tujuan kami sinergi dengan Kang Afnan,” jelasnya.
Iqbal menuturkan, program yang akan dikembangkan kemudian hari dengan menjalin kerja sama dengan Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UMKM. Dari sistematisasi kerja sama ini, maka MEK PDM dan PDA Kota Yogyakarta berupaya akan memberikan pendampingan, pelatihan, dan akses pemodalan.
“Kami berkomitmen untuk menguatkan kerja sama dengan Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UMKM, Baznas, dan perguruan tinggi, sehingga apa yang menjadi program yang telah kami susun, bisa berjalan dengan baik,” tuturnya.
Kemudian, Iqbal menerangkan generasi muda memliki kans besar di dalam membangkitkan UMKM. Sehingga pihkanya beserta tim terus mendorong kepada seluruh generasi muda, khususnya Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah agar program UMKM tidak stagnan, tetapi tetap tumbuh kini dan di masa mendatang.
“Kalau kemudian kita berbicara generasi muda, di MEK ini masih di dominasi yang senior-senior. Insyaallah nanti kita akan membuka pintu akses untuk Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah. Jadi dari situlah program UMKM ini bisa kita tumbuhkan dan harapan kami UMKM dapat maju,” terangnya.
Di sisi lain, Afnan menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai reaktualisasi mendorong warga Persyarikatan yang memiliki basis usaha dibidang UMKM agar dapat meningkatkan kualitasnya. Selain itu, dirinya juga berkesempatan melakukan monitoring terhadap problematika UMKM yang terjadi warga Persyarikatan.
“Selain kita gowes, kegiatan ini dalam rangka silaturahmi untuk meninjau dan memonitoring perkembangan UMKM milik warga Persyarikatan. Sehingga lewat penyelenggaraan kegiatan ini, kami berharap tidak hanya mensukseskan gowesnya, tetapi UMKM harus terus digerakkan agar makin tumbuh,” katanya.
Afnan mengharapkan UMKM yang dikelola oleh Muhammadiyah agar ke depan memiliki kreativitas dan inovatif di dalam menciptakan produk-produk UMKM lainnya. Tidak sekadar produk lama yang ditampilkan, tetapi produk baru yang memiliki nilai jual tinggi dan juga dapat memberikan manfaat lebih luas untuk masyarakat.
“Kami mengharapkan UMKM di kalangan warga Muhammadiyah makin berkembang dan lebih mandiri. Basis kekuatan ekonomi sebenarnya berada di cabang dan ranting. Di sini andaikata secara ekonomi kuat, itu nanti Muhammadiyah akan menjadi organisasi yang lebih mandiri. Dalam arti bisa mengelola dirinya sendiri dan tidak mudah tergantung dengan pihak-pihak lainnya,” tandasnya. (Cris)