BANYUMAS, Suara Muhammadiyah ̶ Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) bersama dengan Korps Instruktur Nasional DPP IMM menggelar kegiatan Sarasehan dan Musyawarah Instruktur Nasional bertempat di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh anggota Korps Instruktur Nasional DPP IMM lintas generasi dari berbagai daerah se-Indonesia. Agenda yang dibuka oleh Wakil Rekor III UMP yang diwakili oleh Makhrus Ahmadi, S.E.I., M.SI. selaku Dosen UMP sekaligus Pembina IMM Banyumas tersebut menjadi salah satu bentuk komitmen dari DPP IMM dalam memperkuat perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah secara masif.
Kegiatan Sarasehan dan Musyawarah Instruktur Nasional diawali dengan diskusi talkshow bekerja sama dengan Koordinator Komisariat (Korkom) UMP dan Instruktur PC IMM Banyumas, dengan menghadirkan Instruktur Nasional IMM sebagai pembicara yakni Calits Mumbahij Bahi, M.Pd., Bayujati Prakoso, M.I.Kom dan Muhammad Fajrus Shodiq, M.KP. Pria dengan sebutan akrab Cak Shodiq selaku Ketua Bidang kader DPP IMM menyampaikan, “Di Purwokerto ini kita berikhtiar dalam melakukan empat rencana strategis yakni finalisasi draf SOP perkaderan utama nasional, menyusun rencana perkaderan jangka panjang (RPJP) IMM nasional untuk 10 tahun ke depan, menyusun konsep DAP 2023, sekaligus membentuk struktur kepengurusan Instruktur DPP IMM yang baru,” tegasnya (19/05).
Sementara itu, Bayujati Prakoso menambahkan kita perlu untuk melakukan afirmasi positif, refleksi, dan aksentuasi ide. Menurut Bayu, upaya untuk mempertahankan konsistensi dalam ber-IMM adalah dengan mengafirmasi secara positif atau memberikan keyakinan diri secara positif dengan kader-kader IMM mengingat kembali cita-cita, dan motivasi di awal ketika masuk dan menjalankan perkaderan IMM.
Selanjutnya, tambah Bayu, penting untuk melakukan refleksi IMM yang mengarah pada upaya menggambarkan kondisi akan gerakan IMM yang telah dilakukan. Selanjutnya, bagi Bayu, aksentuasi ide menggambarkan penitikberatan ide-ide, gagasan, narasi kader IMM untuk gerakan IMM. Aksentuasi ide, kata Bayu, dikarenakan kader IMM memiliki karakteristik intelektual yang dekat dengan aktivitas ide, gagasan, dan narasi. Terakhir, Bayu mendorong untuk kader IMM dapat memberikan beragam ide dan narasi gerakan IMM ke depannya.
Hal tersebut diperkuat dengan pemaparan dari Calits Mumbahij Bahi, “Dalam upaya peningkatan kualitas perkaderan, perlu upaya pembacaan relitas kader di mana saat ini generasi melenial dan generasi z berada dalam lingkungan kampus sebagai mahaiswa aktif yang menjadi bagian dari dampak bonus demografi. Bonus demografi dan karakteristik generasi z merupakan realitas baru yang sedang dihadapi IMM. Salah satu karakteristik generasi z adalah keinginan mendapatkan sesuatu dengan cara yang instan, sehingga jika IMM tidak mampu mengakomodir hal ini IMM akan semakin tidak diminati. Sedangkan IMM sendiri sebagai organisasi perkaderan harus terus mendenyutkan nadi pergerakan dan regenerasi kepemimpinan.”
Calits dalam beberapa kesempatan melihat fenomena disorientasi para kader IMM yang notabene sudah melaksanakan jenjang perkaderan DAD, hal ini menunjukan ketidakjelasan visi dalam diri kader, sedangkan keberhasilan seorang kader IMM bukan didasari oleh gerakan secara komunal yang marak, namun diawali dengan kemampuan kader dalam mengejawantahkan visi hidup seorang kader yang akan menjadi bahan bakar penggerak organisasi sehingga menciptakan gerakan IMM secara komunal yang efektif dan efisien selaras dengan idealisme kader IMM itu sendiri.
Sarasehan dan Musyawarah Instruktur Nasional dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 19 s.d. 21 Mei 2023. Dengan mengusung tema “Gerak Kolektif Instruktur Ikatan”, kegiatan tersebut berupaya untuk memperkuat sinergitas instruktur nasional DPP IMM untuk memajukan gerakan ikatan berbasis perkaderan. (MFS)