SIDOARJO, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi menghadiri kegiatan Peresmian Gedung Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA). Kegiatan tersebut digelar bertempat di Teras Utama Kampus UMSIDA pada Ahad (21/5). Kegiatan ini dihelat bersamaan dengan rangkaian Halal Bihalal Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof Dr H Muhadjir Effendy, MAP, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr H Abdul Mu’ti, MEd, Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr H Syafiq A Mughni, Ketua PP Muhammadiyah, Dr KH Muhammad Saad Ibrahim, MA, Rektor UMSIDA, Dr H Hidayatulloh, MSi beserta civitas akademika, seluruh jajaran Pimpinan dan Anggota PWM Jawa Timur, dan beberapa tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Haedar mengatakan pembangunan gedung FKG UMSIDA merupakan bagian dari proses ikhtiar begitu rupa yang dilakukan oleh keluarga besar UMSIDA. Atas ikhtiarnya, maka gedung FKG bisa berdiri menjadi wajah baru bagi UMSIDA. Bersamaan dengan itu, berdirinya gedung ini sebagai aktualisasi dari kemajuan pesat dari UMSIDA.
“Alhamdulillah kita tentu berharap bahwa kemajuan yang dirintis oleh UMSIDA dari periode ke periode terus berlangsung dengan kehadiran FKG. Dan juga nanti (berdirinya) fakultas kedokteran umum. Kita betul-betul bangga atas kemajuan yang luar biasa dari UMSIDA ini,” ujarnya.
Haedar menyebut kehadiran FKG ini merupakan bagian dari reaktualisasi Islam berkemajuan. Menurutnya Islam berkemajuan bukan saja didengungkan di dalam internal Muhammadiyah. Akan tetapi, sudah saatnya Islam berkemajuan menjadi pandangan keagamaan tentang agama Islam yang mengajarkan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.
“Islam berkemajuan tidak perlu lagi kita suarakan dalam arti di internal Muhammadiyah. Kita wujudkan dalam amal-amal kemajuan dan keunggulan seperti ini,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Haedar mengingatkan tantangan besar dan super kompleks kehidupan baik di dalam negeri maupun secara global. Ke depan, UMSIDA akan berkompetisi sekaligus bersaing bersama dengan pelbagai kampus-kampus lain di Republik ini. Tentu saja ini tidak ringan, sehingga penting untuk merancang sejak dini bagaimana keberlanjutan untuk membawa UMSIDA menjadi kampus unggul dan berkemajuan berikutnya.
“Muhasabah (introspeksi diri) kita ke depan, kita akan bersaing dengan berbagai institusi di luar. Sehingga kita harus terus melakukan tajdid (pembaruan) ke dalam. Tajdid alam pikiran kita agar terus mencari kreativitas, inovasi, dan pembaruan di berbagai aspek. Dan itu perlu mengubah dari pola pikir yang terlalu mapan ke pola pikir yang berorientasi pada perubahan-perubahan akseleratif, dinamis, dan progresif,” katanya.
Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) juga mengatakan bahwa Muhammadiyah tengah melakukan usaha pemerataan pembangunan. Koridornya melalui tahap membangun di wilayah pinggiran melalui perguruan tinggi yang dikelola oleh Muhammadiyah serta Aisyiyah.
“Ini komitmen kami untuk memperluas jaringan pembangunan. Dari pembangunan itu kita bisa mengatasi kesenjangan,” tegasnya.
Haedar menyebut apa yang dilakukan oleh UMSIDA dengan pembangunan gedung FKG ini merupakan pantulan dari perubahan akseleratif. Yakni perubahan tidak sekadar gambaran fisik, akan tetapi di dalamnya terdapat ruh, alam pikiran, dan derap langkah ke depan.
“Kami sampaikan tahniah dan selamat atas kemajuan ini. Semoga Allah memberkahi, merahmati, dan melimpahkan anugerahnya,” tandasnya. (Cris)