BANTUL, Suara Muhammadiyah – Kepergian Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif, MA atau tenar disapa dengan Buya Syafii pada Jumat (27/5) tahun lalu, niscaya mengoreskan duka begitu mendalam bagi bangsa, khususnya Persyarikatan Muhammadiyah. Kepergiannya begitu terasa vibrasinya kala itu, sampai-sampai jagat media sosial dipenuhi pemberitaan: “Selamat Jalan Guru Bangsa,” “Perginya Guru Bangsa,” dan lain sebagainya. Kini, tepatnya pada Mei tahun ini, telah memasuki tempo setahun perginya Buya Syafii dari muka bumi.
Seturut dengan hal itu, beragam kegiatan digelar untuk mengenang jejak hidup perjalanan Buya Syafii. Sebagaimana kolaborasi yang dilakukan oleh Komunitas Anak Panah, Maarif Institute, dan Sarang Building. Di mana menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Wirid Kebangsaan: Mengenang Buya Ahmad Syafii Maarif.” Kegiatan tersebut digelar selama sepuluh hari, terhitung sejak Sabtu (27/5) sampai Senin (5/6) dan dipusatkan di Kiniko Art Sarang Bulding, Kalipakis, Tirtonirmolo, Bantul.
Adapun pembukaan kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (27/5). Dalam kegiatan tersebut, pelbagai acara digelar antara lain orasi budaya, pameran lukisan, foto-foto, artefak, dan arsip pribadi Buya Syafii, diskusi buku “Berdiang di Perapian Buya Syafii”, dan bedah buku “Nyala Abadi Suluh Bangsa: Mengenang Buya Syafii Maarif” dan buku “Ahmad Syafii Maarif: Guru Bangsa Penembus Batas”.
Turut hadir langsung Pimpinan Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin Rembang, Dr (HC) KH Ahmad Musthofa Bisri (Gus Mus), Aktor, Butet Kartaredjasa, Pendiri dan Kurator OHD Museum Seni Rupa, dr Oei Hong Djien, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof Dr Phil Al Makin, SAg., MA, Dewan Pakar Majelis MPKSDI PP Muhammadiyah, Prof Dr H Muhammad Amin Abdullah, Direktur Eksekutif Maarif Institute, Abd Rohim Ghazali, MSi, Pendiri Anak Panah, Erick Tauvani Somae, SHI., MHI, dan beberapa tamu undangan lainnya.
Mewakili Anak Panah, Fikri Wildan Nasution mengapresiasi setinggi-tingginya atas diselenggarakan kegiatan tersebut. Menurutnya, titik keberangkatan dari implementasi kegiatan ini merupakan manifestasi untuk mengenang jejak hidup perjalanan Buya Syafii.
“Alhamdulillah, kegiatan pada malam hari ini dapat terlaksana dan berjalan begitu meriah. Tidak disangka, yang hadir para tokoh-tokoh ternama. Semua itu kami persembahkan dalam rangka memperingati 1 tahun berpulangnya Buya Syafii. Kita ingin mengenang Buya Syafii dengan cara yang lebih menggembirakan dan mungkin belum umum di Muhammadiyah. Maka muncullah ide sebagaimana kegiatan yang digelar pada malam hari ini,” ujarnya.
Fikri mengatakan dirinya bersyukur bahwa seluruh tamu undangan tumpah ruah memeriahkan kegiatan tersebut. Ini tidak lain karena kecintaan kepada Buya Syafii yang tidak pernah pupus. Dan juga merupakan bagian untuk membumikan jejak hidup sekaligus pemikiran-pemikiran konstruktif. Pemikiran yang dapat membangun kehidupan bangsa yang lebih baik ke depan.
“Saya juga tidak menyangka kegiatan ini dapat terlaksana dengan sangat meriah. Saya juga tidak menyangka masyarakat sangat antusiasme memeriahkan kegiatan yang digelar ini,” tuturnya.
Seturut dengan hal itu, mewakili Maarif Institute, Pipit Aidul Fitriyana mengatakan bahwa dirinya dibuat terperanjat bukan kepalang melihat gegap gempita warga masyarakat menghadiri kegiatan Wirid Kebangsaan. Pada saat bersamaan, dirinya merasa puas karena tamu undangan yang hadir sangat banyak dan jauh dari yang dibayangkan sebelumnya.
“Secara umum, kami puas dan bahkan melebihi ekspektasi karena undangan membludak. Para komika, vokalis, dan perupa yang hadir pecah semua (mampu menghibur tamu undangan). Lalu kita bisa memperoleh sisi-sisi Buya Syafii yang selama ini tidak terkuak,” katanya.
Pipit berharap dengan kegiatan ini, warga masyarakat dapat mengetahui sisi-sisi lain dari kehidupan Buya Syafii selama hidupnya. Dan juga dapat memperoleh keteladanan yang hal itu sangat baik di dalam membangun kehidupan lebih bermakna dan berwarna, kini maupun di masa mendatang. (Cris)