Globalisasi Muallaf (Bagian ke-1)
Oleh: Donny Syofyan
Ketika kita melakukan pencarian via internet agama yang paling cepat pertumbuhannya di dunia, jawabannya adalah Islam. Berbagai penelitian yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan hasil yang menarik. Kita berbicara tentang masyarakat dengan populasi hampir 2 miliar, seperempat dari populasi dunia. Ini adalah jumlah yang melebihi Tiongkok, negara paling padat di dunia (kini sudah digeser oleh India). Di satu sisi, Islam adalah agama yang kerapkali direndahkan dan dilecehkan oleh media. Tapi di sisi lain, ia adalah agama dengan gelombang konversi terbesar di dunia. Islam mengalami gelombang konversi global yang paling intensif. Bukankah itu aneh?
Banyak data menarik tentang hal ini; bagaimana orang-orang menceritakan kisah bagaimana mereka menjadi Muslim lewat media sosial. Tak terhitung para selebritas di seantero dunia yang mengisahkan jalan panjang mereka menjadi Muslim saban hari. Andrew Tate dalam sebuah acara TV menyebutkan. “Islam itu indah dan perasaan saya berbeda karena saya sudah bertobat dan saya pikir Islam memiliki solusi untuk banyak masalah yang kita hadapi di dunia saat ini.” Mantan politisi Belanda Joram van Klaveren berkata, “Saya memutuskan untuk menulis buku anti-Islam. Sesuatu yang dimulai dengan buku anti-Islam berubah menjadi usaha pencarian Tuhan, yang akhirnya saya menjadi seorang Muslim.” Mantan bintang rock Cat Stevens yang sekarang dikenal sebagai Yusuf Islam bersaksi, “Ketika saya mulai membaca Al-Quran, salah satu hal yang membuat saya tersentak bahwa Al-Quran itu penuh pentunjuk untuk membuat Anda berpikir.”
Setiap tahun kita menyaksikan peningkatan populasi Muslim hingga ribuan di negara-negara non-Muslim. Susah memprediksikan apa yang akan terjadi 50 tahun dari sekarang. Menjadi pertanyaan, apa yang mengesankan begitu banyak orang tentang Islam? Apa yang mengantarkan mereka menjadi Muslim ketika meluasnya Islamofobia dan antagonisme dari para pembenci Islam? Setidaknya kita bisa temukan empat faktor penting yang mempengaruhi keputusan orang untuk menjadi Muslim.
Pertama, ketika Islam menjadi sasaran tembak dan paling diremehkan oleh media, orang-orang berbondong-bondong ingin mengetahui tentang Al-Quran dan Nabi Muhammad sebagai referensi. Mereka ingin memahami agama ini langsung dari sumbernya, bukan dari media atau Muslim yang tindakannya tidak sejalan dengan Islam. Mereka secara langsung mempelajari kehidupan murid pertama Al-Quran yang mempraktikkannya dengan cara terbaik, Nabi Muhammed SAW.
Figur yang mereka lihat adalah Muhammad yang mendapatkan kepercayaan bahkan dari musuh-musuhnya. Ia sudah bersama mereka sejak ia dilahirkan dan dikenal karena kepercayaan and nilai- nilai moralnya yang tinggi di atas semua orang. Tidak sekali pun ia ditemukan pernah berbohong. Ia disebut sebagai Al-Amin, yang berarti yang terpercaya. Gelar ini diberikan kepadanya sebelum fase kenabian oleh orang-orang yang nantinya akan menjadi musuh Islam. Tetapi begitu ia mendeklarasikan dirinya sebagai nabi, wujud Islamofobia yang jauh lebih buruk daripada apa yang terjadi hari ini mulai muncul. Nabi Muhammad dan para pengikutnya dipersekusi dan menjadi sasaran penghinaan, tetapi Islam tetap memiliki pengaruh yang luar biasa terlepas dari semua penganiayaan dan upaya pencegahan.
Jumlah orang yang menjadi Muslim tidak berkurang, malah meningkat. Orang-orang yang membenci Islam menggunakan berbagai cara untuk mencegah dan membuat Muhammad menyerah untuk mengkhotbahkan Islam. Kaum musyrik Quraisy pernah menawarkan Muhammad menjadik orang terkaya, pemimpin masyarakat Mekah dan menikahi wanita paling cantik jika ia menghentikan dakwahnya. Ia menolak mereka dengan memberikan jawaban yang dicatat dengan tinta emas dalam sejarah, “Walaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku berpaling dari risalah yang aku bawa, aku tidak akan berhenti sampai Allah SWT mengantarkan aku pada kejayaan Islam atau aku binasa karenanya.”
Muhammad tidak mendapatkan keuntungan finansial dalam misinya. Sebaliknya, ia menghabiskan semua asetnya untuk tujuan dakwah dan menjalani sisa hidupnya dalam kesederhanaan. Kaum musyrik berupaya memberikan panggilan-panggilan keji kepadanya; tukang sihir dan penipu agar masyarakat tidak mempercayainya. Tapi upaya ini gagal karena sikap dan tindakan Nabi dalam hidupnya jelas. Pada tahun-tahun pertama pemboikotan, tidak ada yang diizinkan menjual makanan kepada mereka. Nabi kehilangan orang-orang tercinta dan kerabatnya. Ketika beliau pergi berdakwah ke Taif, ia dilempar dengan batu sepanjang jalan dan basah kuyup oleh darah. Di lain waktu, ia kerap mengikat batu di perutnya karena kelaparan. Ia mengalami kesulitan yang tak tertandingi dalam 23 tahun kehidupan kenabiannya.
Ketika berangkat untuk menaklukkan Mekah, Nabi berlaku rendah hati menundukkan kepalanya dan berbelas kasih. Beliau memaafkan mereka yang pernah menzaliminya. Orang-orang yang awalnya tidak meyakininya berpikir bila seseorang yang menjalani kehidupan seperti bukanlah pembohong. Jika Muhammad ini pembohong, tidak mungkin ada orang yang jujur di dunia ini. Mereka menerima kenabiannya dengan berpikir seperti itu. Semakin mereka belajar tentang kehidupan Muhammad, semakin mereka mengaguminya.
Kedua, ketika seseorang ingin menerima suatu gagasan, apa yang akan dilakukannya terlebih dahulu, bertanya bukan? Ia akan menerima suatu ide jika ia merasa logis. Banyak orang menginginkan jawaban atas pertanyaan tentang iman, tetapi ada banyak masalah yang tidak dapat dijelaskan dan dinilai tidak masuk akal pada banyak agama tertentu. Ada keyakinan umum, seperti agama adalah perkara hati, ini bukan masalah logika. Silahkan percaya dan jangan pernah mempertanyakan. Tapi ada satu agama yang luar biasa, dan itu adalah Islam.
Tidak ada agama selain Islam yang dapat memberikan jawaban dengan jelas pada banyak pertanyaan. Saksinya adalah ribuan volume buku yang ditulis selama 1400 tahun sepanjang sejarah Islam yang menjawab pelbagai pertanyaan yang diajukan. Tafsir Risalah Nur, sebagai misal, yang ditulis oleh Badiuzzaman Said Nursi satu abad silam, adalah salah satu contoh karya terbaik yang menyatukan kecerdasan dan hati. Ketika ada agama lain yang tidak berlandaskan bukti, Islam hadir dengan ratusan bukti. Bahkan jika Anda mengetik di YouTube atau Google, Anda dapat dengan mudah membacanya. Al-Quran dan Hadis selalu mendorong orang untuk menggunakan akal dan belajar ilmu serta sains.
Untuk memahami bahwa Islam adalah agama yang paling logis, bisa dimulai dengan melihat masalah paling mendasar dalam sistem kepercayaan, yaitu keyakinan pada Allah. Islam adalah agama dengan penjelasan paling jelas tentang Sang Pencipta. Ketika sistem kepercayaan lain absen merinci karakteristik Sang Pencipta, Tuhan dalam Islam hadir disebutkan lengkap dengan sifa-sifat dan hasil ciptaan-Nya di alam semesta secara rinci. Bagaimana mungkin suatu agama dinilai benar jika ia tidak dapat memberikan informasi yang jelas tentang Sang Pencipta? Banyak kekeliruan dan kesalahan logis yang ditemukan dalam sistem keyakinan selain Islam. Islam memberikan definisi tegas tentang jonsep Tuhan dengan kekuasaan tak terbatas, tanpa kelemahan. Dengan kata lain, tidak seperti agama lain, Islam tidak menyisakan sedikit pun kesalahan menyangkut kepercayaan pada Sang Pencipta. Allah memperkenalkan dirinya dalam Al-Quran sebagai pencipta alam semesta.
Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas