Mengintegrasikan Antara Hisab dan Rukyat

Mengintegrasikan Antara Hisab dan Rukyat

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Seminar Integrasi Keilmuan dalam Hisab, Rukyat dan Kalender Hijriyah Global Unifikatif diselenggarakan atas kerjasama Majelis Tarjih dan Tajdin Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Acara tersebut berlangsung di Gedung Ar. Fachruddin A UMY pada Jumat, 2 Juni 2023.

Kegiatan ini juga bekerjasama antara Center for Integrative Science and Islamic Civilization (CISIC) yang merupakan Lembaga di UMY kemudian LPPI (Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam) UMY dengan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Seminar ini dihadiri langsung oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar, M.A, Rektor UMY Gunawan Budiyanto, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hamim Ilyas, Civitas Akademika UMY, Pimpinan MTT PPM, Pimpinan MTT PWM dan PDM dan lainnya.

Adapun yang menjadi narasumber pada seminar ini ialah Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar Kepala OIF UMSU, Oman Fathurrahman Ketua Divisi Hisab Rukyat MTT PPM, Agus Purwanto Guru Besar ITS, dan Moedji Raharto Intitut Teknologi Bandung.

Hamim Ilyas menyampaikan bahwa Majelis Tarjih dalam periode kepengurusan 2022-2027 memiliki program kajian termasuk krisis ilmu-ilmu agama Islam, dan dimulai dengan kajian/seminar yang dilaksanakan pada hari ini langsung pada strategi menyelesaikan krisis yang disini adalah krisis Ilmu Falak, Ilmu yang sudah tua, terus penyelesainnya yaitu dengan integrasi keilmuan karena Ilmu Falak selama ini dikembangkan belum terintegrasi dengan astronomi itu kelihatan dari Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi di Ilmu Falak itu.

Gunawan Budiyanto dalam sambutannya menyampaikan, sebenarnya libido untuk mengadakan acara ini sudah cukup lama, Seminar ini menyambung ceramah panjang Prof. Syamsul Anwar, MA di acara Syawalan PP Muhammadiyah, satu hal yang luar biasa ini pasti jalan terjal, tapi saya yakin bagaimana ghirah aktivis Muhammadiyah ini untuk selalu mengusahakan cara-cara yang terbaik, hari ini kita akan mengikuti beberapa segmen akademik dari para pembicara yang tentunya pakar dibidangnya sampai nanti sore. Dan beliau menyampaikan selamat atas dibukanya Program Studi Ilmu Falak, ini luar biasa, saya dulu pernah kesana juga di Gedung Pascasarjana lantai 7, peralatannya sangat luar biasa”. ungkapnya.

Kemudian Syamsul Anwar, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwa kenyataan umat Islam kontemporer memperlihatkan ketertinggalannya amat jauh dalam pengembangan sains dan teknologi diberbagai bidang dibandingkan dengan bangsa-bangsa maju di eropa, amerika utara dll, tetapi dalam sejarahnya peradaban Islam pernah mencapai kemajuan pesat dalam perkembangan ilmu pengetahuan, periode abad ke 7 sampai abad ke 15 dapat dipandang sebagai abad keemasan peradaban Islam, selama periode ini penekanan kuat diberikan kepada pencarian pengembangan Ilmu yang membuat peradaban Islam pada periode itu menjadi pelopor pengembangan sains dan teknologi.

Dan sebagai narasumber pada sesi pertama Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar mengangkat tema Histori dan Integrasi Beberapa Cabang Ilmu Falak. Ia menjelaskan bahwa dalam sejarah peradaban Islam tidak perbedaan tidak ada dikotomi pada perbedaan istilah-istilah tersebut, pada zaman yunani disebut dengan Astronomi, dizaman Islam disebut Ilmu Falak atau disebut juga Ilmu Haiah tinggal kajiannya saja yang berbeda-beda apakah astronomi yang bersifat teoritis ataukah praktis.

Arwin juga dalam paparannya menjelaskan lebih lanjut terkait 4 warisan yang teramat berharga yang diwariskan oleh peradaban Islam di bidang Astronomi yaitu:
1. Mikat
2. Zij (Tabel-Tabel Astronomi)
3. Instrumen Astronomi
4. Observatorium

Sehingga Ilmu falak ini dalam sejarahnya, perjalanannya dan penggunaannya baik secara syariat, secara sosial, secara sains pada dasarnya juga sudah berkarakter integrasi, interkoneksi bahkan islamisasi tutupnya. (Syaifulh/Riz)

Exit mobile version