Makna Musywil Pemuda Muhammadiyah Menurut Dzulfikar Ahmad Tawalla
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, SPd., MKom menghadiri secara langsung kegiatan Pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) XVII Pemuda Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (3/6). Pembukaan Musywil kali ini digelar bertempat di Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Dengan tema yang diusung “Pemuda Muhammadiyah Mandiri dan Berbudaya.”
Dalam sambutannya, Dzulfikar mengatakan bahwa setidaknya ada tiga butir makna yang terkandung di dalam konteks Musywil Pemuda Muhammadiyah.
Pertama tempat berkumpulnya insan-insan berilmu dan berintelektual. Menukil pandangan Imam Al-Ghazali pertemuan ini ibarat sebuah tanah gembur yang memperoleh curahan hujan amat deras. Dari sinilah, makin diguyur air hujan, maka tanah tersebut akan subur dan layak ditanami oleh berbagai jenis tanaman dan pepohonan apapun.
“Tanah gembur yang terkena hujan deras, itu siap menerima dan menumbuhkan ide-ide luar biasa. Kita berharap Musywil ini tetap menjadi uswah hasanah (teladan) bagi para kader di seluruh Indonesia. Tumbuh dan lahir ide-ide luar biasa,” ujarnya.
Kedua, Musywil sebagai riyadhatun ar-ruh (latihan jiwa). Menurutnya, Musywil melatih para kader untuk berlapang-lapang. Salah satunya berlapang-lapang dalam majelis ilmu. Dengan jiwa tersebut, maka bagi para kader pemuda Muhammadiyah seyogianya dapat menerima keputusan yang telah ditetapkan, khususnya keputusan Musywil XVII Pemuda Muhammadiyah DIY.
“Bermusywil menjadi forum bertemunya orang-orang yang berilmu, maka kita harus bergaul secara baik dan santun. Lalu kalau ada silang pendapat satu dengan lain, maka kita harus berlapang dada. Lalu pada akhirnya perbedaan pendapat itu, membuat kita menjadi beda pilihan, maka berbeda pilihan tetapi dengan cara yang baik pula. Kalau ada yang sudah terpilih dan tidak terpilih, biarkanlah hari ini berbuat apa saja tetapi kita harus menyiapkan hati kita ketika takdir itu telah ditentukan,” katanya.
Ketiga, Musywil menjadi ruang untuk berimajinasi. Pada penyelenggaraan Musywil sangat tepat bagi para kader pemuda Muhamamdiyah memandang masa depan yang lebih cerah. Seperti yang diungkapkan oleh penyair John Muir, “The power of imagination makes us infinite”, bahwa dengan memiliki kekuatan imajinasi membuat seseorang tidak terbatas. Ini sangat penting bagi para kader pemuda Muhammadiyah.
“Berimajinasi dilandaskan terhadap dasar-dasar yang memiliki pijakan kuat, bahan bacaan, pergaulan kita, bagaimana cara kita melakukan refleksi dari apa-apa yang ditemu dari hari-hari yang berlalu,” ucapnya.
Terakhir, Dzulfikar mengharapkan agar pelaksanaan Musywil Pemuda Muhammadiyah DIY dapat berjalan sukses dan lancar. Pada saat bersamaan, dalam berkiprah di organisasi kepemudaan segenap kader harus memiliki sebuah jangkar komitmen yang kokoh. Dengan komitmen tersebut, maka bagi para kader yang terpilih dapat menunaikan amanah demi mengaktualisasikan kepemimpinan yang transformatif, berkemajuan, mandiri, dan berbudaya.
“Selamat Bermusywil kawan-kawanku. Ingat bahwa dalam menjalankan organisasi ini butuh komitmen. Namun komitmen saja tidak cukup, kita perlu konsistensi untuk membesarkan organisasi ini. Tanpa sebuah konsistensi, maka organisasi ini hanya kumpulan orang-orang biasa. Lakukanlah apa yang kita cintai karena sesungguhnya segala sesuatunya itu tidak datang dengan sendirinya,” tutupnya. (Cris)