Tauhid untuk Kemajuan dan Keunggulan Sumber Daya Insani di PTMA
KUDUS, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) menyelenggarakan kegiatan Pengajian rutin secara daring, Senin (5/6). Kegiatan tersebut dihadiri oleh pengurus Badan Pembina Harian (BPH), Dosen dan Tenaga Kependidikan UMKU. Selaku pembicara dari Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si.
Dalam tausyiyahnya, Dadang menyampaikan materi tentang ‘Aplikasi Tauhid Sebagai Spirit Kemajuan dan Keunggulan Sumber Daya Insani di Perguruan Tinggi Muhamadiyah ‘Aisyiyah (PTMA).”
Dalam tausyiyahnya, Dadang mengatakan tentang Risalah Islam Berkemajuan (RIB). Menurutnya, ada lima karkteristik dari RIB tersebut. Pertama, berlandaskan Tauhid (al-Mabni ‘ala al-Tauhid). Yaitu keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa. Dialah Tuhan yang menciptakan jagat semesta alam raya. Dan hanya Allah-lah yang patut disembah.
Kedua, bersumber Kepada Al Qur’an dan As-sunnah (al-Ruju’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah). Sumber ini menjadi sumber utama keyakinan, pengetahuan, hukum, norma, moral, dan inspirasi sepanjang zaman.
Ketiga, menghidupkan Ijtihad dan Tajdid (Ihya’ al-Ijtihad wa al-Tajdid). Pintu ijtihad dihidupkan melalui pemanfatan akal dan ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terus-menerus agar melahirkan pemahaman yang sesuai dengan tujuan agama dan yang sesuai dengan problem-problem yang dihadapi oleh umat manusia. Sementara, tajdid sebagai upaya pemurnian akidah dan ibadah serta dinamisasi muamalah untuk mewujudkan kemajuan kehidupan.
Keempat, Mengembangkan Wasathiyah (Tanmiyat al-Wasathiyah). Wasathiyah bermakna moderasi yang menolak ekstremisme dalam beragama baik dalam bentuk sikap berlebih-lebihan (ghuluww) maupun sikap pengabaian (tafrith). juga bermakna posisi tengah di antara dua kutub, yakni ultra-konservatisme dan ultra-liberalisme dalam beragama.
Kelima, Mewujudkan Rahmat Bagi Seluruh Alam (Tahqiq al-Rahmah li al-‘Alamin).
Sementara itu, Dadang menyampaikan tentang tauhid. Baginya, tauhid merupakan salah satu bentuk keyakinan bahwa Allah adalah Esa, yang menciptakan dan memelihara alam semesta, dan bahwa hanya Allah yang patut disembah, adalah inti dari risalah yang dibawa oleh nabi-nabi dan titik sentral kehidupan umat. Selain itu dapat bermakna sebagai pembebasan manusia dari paham kemusyrikan, percampuran dan kenisbian agama.
“Tauhid menghadirkan keikhlasan dalam beramal, berdakwah amar makruf nahi mungkar, dan membuang jauh-jauh kesombongan dan penggunaan segala cara untuk mengejar kekuasaan dan kekayaan belaka,” katanya.
Dadang Kahmad menjelaskan kembali dengan mengkutip Ali Syariati tentang Pandangan Dunia Tauhid bahwa, Tuhan adalah tujuan yang kepadaNyalah seluruh eksistensi dan makhluk bergerak secara simultan, dan Dia jualah yang menentukan tujuan dari alam semesta ini. Semua makhluk dan objek di alam semesta yang merupakan refleksi atas kebesaran Tuhan.
Implementasi Tauhid
Dengan pengamalan Islam yang sepenuh hati dan sungguh-sungguh itu, maka terbentuk manusia muslimin yang memiliki sifat-sifat utama: Kepribadian Muslim, Kepribadian Mukmin, Kepribadian Muhsin dalam arti berakhlak mulia, dan Kepribadian Muttaqin (Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiiyah/PHIWM, Bab Pandangan Islam Tentang Kehidupan).
Ajaran tauhid dalam kerangka dan dengan implementasi di atas merupakan system kepercayaan etis, yaitu sistem kepercayaan tentang apa-apa yang wajib dipercayai dan menggerakkan untuk mengungkapkan kepercayaan tersebut dalam kehidupan nyata yang dijalani umat, berupa hidup baik dengan kriteria: sejahtera sesejahtera-sesejahteranya, damai sedamai-damainya dan Bahagia sebahagia-bahagianya.
Tanpa tauhid, amal ibadah tidaklah bernilai sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Al-An’am: 88 yang artinya “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan”.
Pertama, Kualitas diri dan kesuksesan seseorang bergantung pada 10 persen pengetahuan (knowledge) dan 90 persen sikap (attitude). Lebih jauh dijabarkan lagi, bahwa sikap terdiri atas motivasi diri dan kemampuan memotivasi, kualitas berkomunikasi, dan kapasitas kepemimpinan (leadership).
Kedua, Bagi seorang Muslim, tak ada sumber inspirasi yang paling jitu mengarahkan motivasi dirinya dalam bekerja selain pemahaman terhadap tauhidnya. Bagaimana sikap tauhid seorang Muslim akan sangat memengaruhi motivasi hidupnya sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi.
Ketiga, Jika pemahaman Tauhidnya mantap dan dalam maka motivasi juga tinggi yang akan melahirkan etos kerja tinggi pula.
Tak sampai disitu saja, Dadang Kahmad melanjutkan penjelasannya bahwa tauhid melahirkan Ikhlas dan Ihsan, sedangkan: Ikhlas melahirkan semangat, harapan dan tawakal. Dan juga Ihsan melahirkan kerja keras dan keunggulan. Tauhid sebagai spirit Persyarikatan Muhammadiyah berbuah pada Gerakan Dakwah, Gerakan Tauhid, Gerakan Ilmu, dan Gerakan Amal. (Supardi/Cris)