Istikamah dalam Kebaikan
Oleh: Syaifullah, M.Hum
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَكْرَمَ مَنْ اِتَّقَى بِمَحَبَّتِهِ وَأَوْعَدَ مَنْ خَالَفَهُ بِغَضَبِهِ وَعَذَابِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَالدِّيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ،اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ الله وَخَيْرِ خَلْقِهِ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِهِ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Segala puji hanyalah milik Allah yang menggenggam setiap kejadian. Maha Mengetahui segala apa yang ada di dalam hati, Dia tidak pernah tidur, Dia Maha menyaksikan apapun tingkah laku dan perbuatan bahkan di tengah malam yang pekat, Allah maha tahu seekor semut kecil berwarna hitam merayap. Tiada satupun kejadian yang luput dari pandangan Allah Azza Wa Jalla. Alangkah beruntungnya bagi siapa yang menginsafi diri bahwa setiap perkataan, perbuatan bahkan segala yang terlintas dalam hati, Allah Maha Tahu. Semoga ini menjadi pengingat diri selaku hamba harus senantiasa berada dalam jalan-Nya seperti apa yang termaktub dalam firmanNya dan juga Sunnah Rasul-Nya.
Dan semoga Allah senantiasa menjadikan kita hamba yang Istiqamah dalam kebaikan. Hamba yang senantiasa gigih memperbaiki diri, tiada lelah walau kadang terjatuh, terjembab dalam lubang kesalahan tapi kembali bangkit untuk Istiqamah dalam memperbaiki diri. Sungguh beruntunglah orang-orang yang seperti itu. Setiap hari makin bertambah ilmunya, bertambah kualitas amalannya dan semakin tawadhu, sekali lagi semoga kita senantiasa digolongkan ke dalam mukmin yang Istiqamah, Aamiin Allahumma Aamiin.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW, sebagai uswatun hasanah sebaik-baiknya contoh dalam menjalani hidup dan kehidupan dengan lafazh Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
Sidang Jama’ah Jumat Rahimakumullah!
Pada sidang yang mulia ini khatib mengusung tema ‘Istiqomah dalam Kebaikan’. Adapun yang menjadi landasannya QS. Fushshilat [41]: 6
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu Istiqamahlah kamu (beribadah) kepada-Nya dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Dan celakalah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya.
Dalam ayat di atas dijelaskan dengan sangat terang bahwa kata Istiqamah dilekatkan setelah kalimat ajakan untuk Mentauhid-kan atau penanaman nilai-nilai tauhid. Hal ini berarti Istiqamah menjadi sangat penting dalam Ad-Din (agama) ini. Kalau kita lihat sejarah nubuwwah dalam periode dakwah Rasulullah di Makkah, dibutuhkan waktu 13 tahun dalam penanaman nilai-nilai tauhid. Lebih lama dari periode Madinah yang hanya 10 tahun. Dalam artian lain, Istiqamah dalam menyakini dan memantapkan ke-tauhid-an menjadi paling pokok sebelum masuk ke fase berikutnya.
Sidang Jama’ah Jum’at Rahimakumullah!
Dalam hadits Rasullah saw tentang Istiqamah dapat kita simak Sabda beliau:
عَنْ أَبِي عَمْرٍو وَقِيلَ: أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: “قُلْت: يَا رَسُولَ اللَّهِ! قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَك؛ قَالَ: قُلْ: آمَنْت بِاَللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ.
Dari Abu ‘Amr –ada yang mengatakan Abu ‘Amrah- Sufyan bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma dia berkata: Aku berkata: ”Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku satu perkataan dalam Islam, yang aku tidak akan bertanya lagi kepada kepada seorangpun selain engkau.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah”, kemudian istiqamahlah.”(HR. Muslim).
Hadits Rasulullah saw di atas sungguh sangat jelas dan terang bahwa Istiqamah dalam kebaikan sangat penting dan mendasar. Saking pentingnya perintah beriman kepada Allah disandingkan dengan kata Istiqamah.
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah!
Lalu bagaimana cara Istiqamah dalam kebaikan? Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diupayakan. Pertama, Istiqamah berdasarkan Ilmu. Jangan bertahan dalam kesalahan (jumud, takhaluf). Karenanya kita harus banyak membaca, banyak mendengar, dan harus kuat keinginan mencari tahu, sehingga segala sesuatu yang kita lakukan selalu diback-up dengan ilmu yang dipelajari. Semakin tinggi ilmu, maka akan semakin mampu berbuat Istiqamah. Jangan mudah terjebak dengan hoax atau apapun yang menciderai keistiqamahan dalam kebaikan. Apalagi di dunia serba digital sekrang, sosmed ikut andil dalam mengikis keistiqamahan dalam kebaikan. Maka, perbanyaklah membaca dan senantiasa meng-upgrade pengatahuan dan wawasan.
Kedua, membuat jaringan kebenaran (sistem) untuk Istiqamah. kita harus membuat jaringan kebenaran (sistem). Kita tidak bisa benar sendiri, kita membutuhkan banyak teman. Di sinilah arti penting kita bergaul dengan orang-orang yang mampu mendorong kita untuk taat asas. Kalau kita berlayar sendiri dalam mengarungi lautan kebenaran bisa jadi terbawa arus. Hal ini seperti yang dituturkan oleh Imam Ali ‘Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kezholiman yang terorganisir. Ikutlah organisasi yang memang sudah jelas khittah dan perjuangannya, misalnya Muhammadiyah yang sudah terbukti melintasi zaman. Berkemajuan dan berkeadaban.
Ketiga, memiliki pengetahuan tentang resiko dan hasil segala pengetahun tentang konsekuensi, akibat, reward, akan kita dapatkan dari sikap Istiqamah . Apabila kita tahu resiko dan hasil, maka kita akan mampu bertahan dalam keistiqamahan itu. Contoh kenapa kita mau berlapar-lapar saat Ramadhan? Karena kita tahu bahwa Allah memberi ampunan dan jaminan surga kepada orang yang shaum di bulan tersebut. Jika kita tahu hasil dari apa yang kita lakukan, maka hal itu akan mempermudah kita untuk Istiqamah . Kegamangan akan timbul bila kita tidak tahu gambaran akhir dari apa yang kita lakukan.
Keempat, mempertahankan prinsip atau komitmen dalam menghadapi resiko agar Istiqamah, kita harus mampu mempertahankan prinsip atau komitmen dalam menghadapi resiko.
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah!
Demikianlah khutbah yang dapat kami sampaikan. Sebagai kesimpulan khutbah yang pendek ini marilah kita senantiasa gigih untuk Istiqamah dalam kebaikan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jum’at Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اَللَّهُمَّ لَا تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا اِلَّا غَفَرْتَهُ وَلَا عَيْبًا اِلَّا سَتَرْتَهُ وَلَا هَمًّا اِلَّا فَرَجْتَهُ وَلَا ضَرًّا اِلَّا كَشَفْتَهُ وَلَا دَيْنًا اِلَّا أَدَيْتَهُ وَلَا حَجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ اِلَّا قَضَيْتَهَا وَلَا مَرِيْضًا اِلَّا شَفَيْتَهُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
عِبَادَ الله إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وِالْإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Syaifullah, M.Hum, Dosen Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta