Mengapa IMM Harus Jauh dari Sifat Manja?

Fathan Faris Saputro

Sumber Foto Pribadi

Mengapa IMM Harus Jauh dari Sifat Manja?

Oleh: Fathan Faris Saputro*

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah organisasi yang memiliki peran penting dalam gerakan Muhammadiyah di Indonesia. Sebagai bagian dari gerakan Islam moderat, IMM memiliki tanggung jawab besar untuk mewujudkan visi dan misi Muhammadiyah dalam konteks kehidupan kampus dan masyarakat. Dalam menjalankan peran tersebut, IMM harus menjaga sikap yang kuat, mandiri, dan jauh dari sikap manja.

Sikap manja adalah perilaku yang tercermin dalam kecenderungan untuk bergantung pada orang lain, tidak mandiri, dan selalu mengharapkan bantuan dari pihak lain tanpa usaha yang sungguh-sungguh. Sikap manja tidak sesuai dengan semangat perjuangan IMM yang seharusnya dijiwai oleh semangat kemandirian, keberanian, dan tanggung jawab.

Pertama, IMM sebagai organisasi mahasiswa harus mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara mandiri. Sebagai mahasiswa, anggota IMM memiliki potensi intelektual yang besar dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat. Sikap manja hanya akan menghambat kemampuan tersebut dan membuat mereka bergantung pada orang lain dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil.

Kedua, sikap manja juga dapat menyebabkan penurunan kualitas kepemimpinan di dalam IMM. Sebagai organisasi yang berorientasi pada pembinaan kepemimpinan, IMM harus melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan. Pemimpin-pemimpin ini harus memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara mandiri, berani menghadapi tekanan, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Sikap manja akan menghasilkan pemimpin yang mudah tergantung pada orang lain, kurang percaya diri, dan tidak mampu mengambil tanggung jawab yang seharusnya.

Sikap manja juga akan menghambat pengembangan keterampilan sosial dan kemampuan beradaptasi anggota IMM. Sebagai organisasi yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan, IMM harus mampu berinteraksi dengan berbagai pihak dan lingkungan yang berbeda. Sikap manja akan membuat anggota IMM sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan menghadapi tantangan dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan.

Lebih lanjut, sikap manja juga akan mencerminkan ketidakmampuan untuk mengambil tanggung jawab dalam menjaga dan mempertahankan integritas organisasi. IMM memiliki peran penting dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang moderat dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat. Sikap manja akan membuat anggota IMM tidak mampu menjalankan peran tersebut dengan baik dan bahkan dapat menyebabkan penurunan kredibilitas organisasi di mata masyarakat.

Oleh karena itu, IMM harus berkomitmen untuk menjauhkan diri dari sikap manja. Untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan yang diinginkan, IMM harus membentuk budaya organisasi yang kuat, mandiri, dan tangguh. Ini dapat dilakukan melalui berbagai langkah, antara lain:

Pertama, IMM perlu mendorong anggota untuk mengembangkan kemandirian. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengambil inisiatif, mengambil tanggung jawab dalam proyek-proyek atau kegiatan yang mereka geluti, dan mengambil keputusan secara mandiri. Dengan demikian, anggota akan belajar untuk bergantung pada kemampuan dan potensi mereka sendiri, dan tidak mengandalkan orang lain untuk melakukan tugas-tugas yang seharusnya mereka lakukan.

Kedua, IMM harus memberikan pelatihan kepemimpinan yang efektif kepada anggotanya. Ini akan membantu mereka mengembangkan keterampilan manajerial, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Pelatihan tersebut juga harus melibatkan pengembangan kemampuan berkomunikasi, negosiasi, dan membangun hubungan yang baik dengan berbagai pihak. Dengan demikian, anggota IMM akan menjadi pemimpin yang mampu bertindak secara mandiri, mengambil tanggung jawab, dan memimpin dengan integritas.

Selanjutnya, IMM perlu menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anggota. Ini meliputi memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan organisasi, seperti seminar, lokakarya, diskusi panel, dan proyek-proyek sosial. Selain itu, IMM juga dapat mendukung anggotanya dalam mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal melalui kegiatan seperti mentoring, pembinaan, dan pengembangan tim. Dengan adanya lingkungan yang inklusif dan mendukung, anggota IMM akan merasa termotivasi untuk mengembangkan potensi diri mereka tanpa perlu mengandalkan orang lain secara berlebihan.

Tidak kalah pentingnya, IMM juga harus menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan integritas kepada anggotanya. Ini dapat dilakukan melalui pembinaan moral dan etika yang kuat, serta penekanan pada pentingnya menjaga integritas organisasi. Anggota IMM harus diberikan pemahaman tentang konsekuensi dari sikap manja, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Dengan menyadari dampak negatif sikap manja, anggota akan lebih berkomitmen untuk menjauhkan diri dari perilaku tersebut dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Dalam perjalanan menuju kemandirian, IMM harus memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mengembangkan potensi mereka sendiri. Ini dapat dilakukan melalui pengembangan keterampilan, partisipasi dalam proyek-proyek, dan pengambilan keputusan secara mandiri. Dengan begitu, anggota IMM akan belajar untuk bergantung pada kemampuan dan potensi mereka sendiri, sehingga tidak bergantung pada orang lain secara berlebihan.

IMM harus mengembangkan kepemimpinan yang tangguh. Melalui pelatihan kepemimpinan yang efektif, anggota IMM dapat memperoleh keterampilan manajerial, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Pemimpin-pemimpin masa depan yang tangguh akan mampu bertindak secara mandiri, mengambil tanggung jawab, dan memimpin dengan integritas.

Pengembangan keterampilan sosial dan adaptasi juga merupakan langkah penting bagi IMM. Melalui berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan, IMM dapat membantu anggotanya berinteraksi dengan berbagai pihak dan lingkungan yang berbeda. Ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan beradaptasi, berkomunikasi, dan membangun hubungan yang baik. Dengan demikian, anggota IMM akan dapat menjalankan tugas-tugas yang diberikan dengan lebih efektif.

Selanjutnya, IMM harus menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan integritas kepada anggotanya. Pembinaan moral dan etika yang kuat akan membantu anggota IMM memahami pentingnya menjaga integritas organisasi. Mereka juga perlu menyadari konsekuensi negatif dari sikap manja, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Dengan pemahaman ini, anggota IMM akan lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka dan berkomitmen untuk menjauhkan diri dari perilaku manja.

IMM harus melakukan evaluasi dan pemantauan secara teratur terhadap sikap dan perilaku anggotanya. Mekanisme evaluasi kinerja, pengawasan, dan umpan balik akan membantu mengidentifikasi dan mengatasi sikap manja yang mungkin muncul. Ini juga memberikan kesempatan bagi anggota IMM untuk terus berkembang dan mencapai kemandirian yang diinginkan. Wallahu a’lam bishawab.

*) Koordinator Divisi Pustaka dan Informasi MPID PDM Lamongan

Exit mobile version