Di Pelepasan Siswi Madrasah Mu’allimaat, Abdul Mu’ti Tekankan Pentingnya Miliki Mentalitas Positif
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Orang tua mana yang tak bangga anaknya diwisuda. Menyelesaikan jenjang pendidikan formal di Madrasah Mu’allimaat Yogyakarta. Beberapa siswa dipanggil naik ke atas podium untuk disematkan sebuah pita di bahu kanan menyilang bertuliskan nama diiringi dengan kategori pencapaian “Siswa berprestasi bidang akademik atau non akademik.” Sebelum itu, 173 siswi Madrasah Mu’allimaat dipanggil satu persatu naik ke atas podium untuk menerima surat kelulusan, sebagai bukti simbolis bahwa dirinya telah menyelesaikan pendidikan di lembaga yang akhirnya mengantarkan mereka mengarungi dunia pendidikan tinggi.
Agenda sakral tersebut dihadiri oleh petinggi Muhammadiyah yang sekaligus menjadi wali siswi yang ikut diwisuda pagi hari itu. Mereka adalah Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti dan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Izzul Muslimin (25/6).
Pukul delapan tepat, proses pelepasan siswi kelas 6 Madrasah Mu’allimaat tahun ajaran 2022/2023 dimulai. Suasana gembira namun cukup tegang bercampur bangga dan haru menyelimuti seluruh prosesi acara pelepasan. Mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Menyanyikan mars persyarikatan tercinta. Beberapa sambutan dari Direktur Madrasah Mu’allimaat Yogyakarta Unik Rasyidah, Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Madrasah Mu’allimaat Shoimah Kastolani, Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Latifah Iskandar, dan sambutan terakhir oleh Izzul Muslimin, sebagai perwakilan dari Wali Siswi kelas 6 yang akan diwisuda. Seluruhnya mengucapkan selamat dengan rasa bangga beriring harapan dan doa, semoga anak-anakku nantinya menjadi insan yang berguna.
Menjelang akhir acara, sebagai sebuah amanat mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengaku sangat besyukur dan berterima kasih kepada para guru yang telah membimbing dan mendidik anak-anaknya. Di hadapan seluruh siswi dan wali santri yang hadir, Profesor Pendidikan Agama Islam UIN Jakarta tersebut berpesan agar para siswi terus mengasah diri dengan cara mengaktualisasikan pengetahuan melalui amal nyata.
Menurutnya, bersyukur dan berterima kasih atas anugerah yang terlimpah ruah mestinya tak hanya teraktualisasi dalam bentuk suka cita, tapi juga mengisi hari-hari di masa depan dengan amal-amal sholeh. Melakukan yang terbaik, tidak hanya bagi diri secara pribadi dan keluarga, namun juga untuk seluruh umat, masyarakat, dan bangsa. Bersyukur dengan amal sholeh inilah yang senantiasa menjadi bagian penting dari bagaimana setiap individu meraih kesuksesan di masa yang akan datang.
“Saya atas nama pribadi dan atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan selamat dan sukses kepada bapak dan ibu seluruh jajaran keluarga besar Madrasah Mu’allimaat atas pelepasan siswa akhir Mu’allimaat tahun ajaran 2022/2023. Kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran pimpinan, dewan guru, direksi dan Badan Pengurus Harian (BPH) Madrasah Mu’allimaat atas prestasi yang telah diraih oleh putri-putri Mu’allimaat yang sangat luar biasa,” ujarnya.
Dalam acara pelepasan yang berlangsung di Sportorium Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Abdul Mu’ti mengutip pesan KH Ahmad Dahlan yang pernah beliau sampaiakan kepada para muridnya. Pesan tersebut adalah “Jadilah nyai yang berkemajuan dan jangan lelah untuk terus berjuang di Muhammadiyah.” Setidaknya ada tiga makna penting dari pesan KH Ahmad Dahlan tersebut. Pertama, hendaknya setiap alumni Mu’allimaat menjadi orang yang alim serta memiliki wawasan keislaman atau yang lumrah disebut nyai. Nyai atau kyai yang dimaksud adalah mereka yang memiliki ilmu yang mendalam, memiliki perspektif yang luas dan memiliki kecerdasan yang tinggi.
Kedua, menjadi orang yang berkemajuan. Berkemajuan paling tidak mengandung tiga pengertian. Pengertian pertama, orang yang berkemajuan itu adalah mereka yang memiliki profesionalisme. Mereka yang memiliki kopetensi-kopetensi dalam bidang-bidang ilmu dan keterampilan yang diperlukan dunia saat in dan yang akan datang. Pengertian kedua, berkemajuan itu identik dengan kemodernan. Modern adalah ciri dari sebuah masyarakat yang memiliki visi dan pandangan yang berkemajuan. Sehingga, seseorang yang modern senantiasa melihat masa depan sebagai kehidupan yang harus lebih baik dan harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Pengertian ketiga, Berkemajuan selalu ditandai dengan pencapaian-pencapaian, keunggulan, dan berbagai prestasi yang bisa dibuktikan dan diwujudkan dalam kehidupan.
Maka tak heran jika sejak awal KH Ahmad Dahlan menggariskan dan menegaskan bahwa Islam adalah agama kemajuan dan umat Islam harus menjadi umat terbaik, menjadi uswah, serta menjadi model bagi generasi yang akan datang. Inilah yang menjadi bagian penting dari pesan kedua KH Ahmad Dahlan.
Ketiga, jangan pernah lelah berjuang di Muhammadiyah. Dalam kesempatan yang lain KH Ahmad Dahlan berpesan jadilah master, insinyur, guru, dokter, dan setelah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Pesan ini mengandung arti serta harapan penting pagi para alumni Madrasah Mu’allimaat sebagai madrasah kader Persyarikatan di masa depan. Tidak hanya menjadi harapan besar Persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah, tapi juga harapan besar bagi masa depan bangsa dan negara. Pencapaian tersebut menurut Mu’ti merupakan modal besar bagi setiap alumni untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
“Saya melihat dalam tayangan tadi, banyak di antara kalian yang sudah diterima di perguruan tinggi ternama, dalam berbagai jurusan yang berbeda-beda. Ini merupakan sebuah pencapaian yang memberikan optimisme, memberikan harapan besar, bahwa ke depan Muhammadiyah dan Aisyiyah akan memiliki banyak kader dari berbagai disiplin keilmuan. Hal ini sekaligus menggambarkan kemajuan dan keunggulan,” tegasnya dengan bangga.
Namun bagi mereka yang belum memutuskan untuk kuliah atau belum diterima di perguruan tinggi, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut berpesan kepada para kader Persyarikatan untuk tidak berkecil hati. Menurutnya masih banyak sekali peluang untuk meraih cita-cita demi masa depan yang cemerlang.
“Ketika saya mengikuti dan membaca tulisan Ibrahim Elfiky, seorang intelektual Mesir tersebut menulis buku berjudul “Kekuatan Pikiran” yang memberikan kepada kita inspirasi agar kita tidak berhenti bercita-cita tinggi. Senantiasa optimistis dengan apa pun yang kita raih,” ujar Mu’ti.
Selain itu, intelektual Mesir tersebut dalam bukunya juga menegaskan bahwa berpikir positif adalah kunci untuk meraih masa depan gemilang. Berpikir positif adalah energi yang membuat siapa saja memiliki stamina untuk melampaui berbagai kesulitan. Dalam buku yang lain berjudul Mindset juga menjelaskan pentingnya bagi kita untuk memiliki growth mindset (berpikiran maju). Mereka yang memiliki growth mindset akan selalu berpikir bahwa keadaan hari ini yang sulit bukanlah akhir dari segalanya.
Menurutnya, keadaan sekarang adalah titik awal dimana setiap individu akan pergi menuju sesuatu yang ingin ia capai. Maka seseorang yang berpikiran maju dengan growth mindset, ia berpikir bahwa potensi yang kita miliki, berapa pun kadarnya merupakan sesuatu yang masih sangat mungkin untuk dikembangkan. Karena segala sesuatu sangat mungkin dan sangat bisa dipelajari. “Pesanku kepada anak-anak, berpikirlah positif bahwa anda bisa menjadi lebih baik dan lebih hebat dari sebelumnya,” ujarnya.
Mu’ti menambahkan, buku lain dengan judul From Good To Great karya Jim Collins menjelaskan betapa banyak orang yang bisa melakukan lompatan dalam hidupnya. Dalam buku tersebut banyak mengisahkan seseorang yang awalnya terlihat biasa-biasa saja, namun pada fase tertentu kehidupannya ia dapat melakukan lompatan yang luar bisa. Mungkin ketika sekolah, ia termasuk murid yang tampak tak memiliki kemampuan, tapi sesungguhnya ia memiliki potensi terpendam yang belum sempat teraktualisasi dalam kehidupannya di sekolah.
“Banyak orang yang melakukan lompatan ketika ia kuliah, dan banyak juga yang melakukan lompatan setelah ia lulus dari perguruan tinggi. Oleh karena itu filosofi hari esok harus lebih baik daripada hari ini harus kita pegang tuguh. Dengan filosofi ini anda bisa menjadi apa saja di masa depan, tentu dengan pandangan dan sikap yang optimis. Maka jika itu terjadi, saya yakin para alumni Madrasah Mu’allimaat, apapun capaiannya saat ini akan menjadi menjadi kader yang hebat di masa depan,” tegasnya. (diko)