YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pondok Pesantren Tahfidzul Quran (PPTQ) Muhammadiyah Ibnu Juraimi menyelenggarakan kegiatan wisuda dan pelepasan santri angkatan ke 2. Kegiatan tersebut dilaksanakan bertempat di Graha Wijaya Forriz Hotel Yogyakarta, Ahad (25/6).
Kegiatan wisuda ini diikuti oleh seluruh santri kelas akhir dari jenjang Madrasah Tsanawiyah, Madrasah ‘Aliyah dan Takhosus. Pada tahun ini, peserta wisuda datang dari santri dengan jumlah hafalan yang bervariasi. Setidaknya ada 40 santri (wisuda) dinyatakan lulus yakni, mutqin 30 juz sebanyak 3 orang haafidziin, wisudawan khatim sebanyak 2 khaatimiin dan sisanya sebanyak 35 orang wisudawan dengan jumlah hafalan beranekaragam.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Masykuri, MEd, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, H Aris Madani, SPdI, Kasubbag Bina Mental Bagian Kesra, Hibnu Basuki, SIP, Mudir PPTQ Muhammadiyah Ibnu Juraimi KH Charis Thohari Rohman, SSy., SThI, MSI Al-hafidz, perwakilan Kementerian Agama Kota Yogyakarta, orang tua santri, beberapa tamu undangan lainnya.
Menurut Charis, pihaknya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh santri. Di mana telah mampu menyelesaikan rangkaian program pembelajaran dengan baik. Sehingga dirinya mendorong kepada para santri untuk terus menuntut ilmu berkelanjutan. Ini penting karena dengan ilmu hidup akan disinari cahaya sehingga dapat tercerahkan.
“Selamat kepada ananda sekalian telah resmi di wisuda. Saya wasiatkan jangan sampai ada pikiran setelah di wisuda ini selesai perjuangan untuk belajar. Karena wisuda ini hanya sebatas akhir dari seremonial setiap jenjang pembelajaran. Kewajiban setiap Muslim menuntut ilmu hingga ajal menjemputnya. Karena ilmu itu luas,” katanya.
Charis menukil kitab Tadkiratus Sami’ karya Ibnu Jama’ah, mengungkapkan jika ilmu itu memiliki tiga tingkatan. Pertama, siapa yang baru memasuki tingkatan pertama, maka dia akan sombong. “Karena dia hanya mengetahui secuil ilmu, sehingga dia merasa paling mengetahui di antara yang lain,” ujarnya. Kedua, siapa yang berada di tingkat kedua, maka dia akan rendah hati. Ketiga, siapa yang masuk pada tingkatan ketiga, maka dia menyadari bahwa dia tidak mengetahui sama sekali.
Charis mengingatkan kepada wisudawan jika Al-Qur’an sebagai fondasi utama dalam kehidupan. Al-Qur’an memiliki 6.236 ayat yang terdiri daripada 114 surat. Eksistensi Al-Qur’an memberikan petunjuk bagi umat Islam. Al-Qur’an memang tempat samudera ilmu yang diperuntukkan bagi orang-orang yang haus pengetahuan. Karena Al-Qur’an sebagai pancaran cahaya ilmu yang dapat memberikan ilham bagi manusia di tengah terik kehidupan ini.
“Al-Qur’an adalah fondasi dan sekaligus puncak dari ilmu. Antum mau mempelajari ilmu apapun, termasuk ilmu syar’i, ilmu tafsir, ushul tafsir, dan ushul fiqih mawaris. Itu semua membutuhkan Al-Qur’an. Sedangkan Al-Qur’an sudah ada di dada antum. Antum tinggal mengeluarkan ilmu itu dan menjelaskan kepada umat,” tuturnya.
Sementara, Aris Madani sangat bangga dengan keberhasilan para wisudawan PPTQ Muhammadiyah Ibnu Juraimi. Karena seluruh wisudawan telah menunjukkan kesungguhan dan kekhidmatan di dalam belajar di bawah bimbingan guru dan ustaz-ustazah. Pada saat bersamaan, Aris menyampaikan apresiasi kepada orang tua dan guru yang sangat menaruh atensi kepada para santri dan anak-anaknya mendidik sampai meraih keberhasilan menjadi seorang penghafal Al-Qur’an.
“Kami atas nama PDM Kota Yogyakarta mengucapkan tahniah (selamat) dan sukses untuk para santri yang telah berhasil menyelesaikan pembelajaran dan hafalan di PPTQ Muhammadiyah Ibnu Juraimi. Tentu juga kami sampaikan ucapan yang sama untuk orang tua serta para pendidik, guru, ustaz-ustazah yang telah mendampingi, mendidik, menasehati, memotivasi, dan mendorong agar para santri dapat belajar dengan baik dan mencapai keberhasilan seperti yang diraihnya saat ini,” ujarnya.
Aris menuturkan di PPTQ Muhammadiyah Ibnu Juraimi berusaha demikian rupa memberikan akses layanan pendidikan terbaik bagi para santri. Karena pendidikan yang diberikan selain fokus pada menghafal, bersamaan dengan itu juga dibekali ilmu pendidikan Agama Islam dan pembelajaran Bahasa Arab dengan kurikulum yang terstruktur.
“Kami memberikan layanan pendidikan diusahakan yang sebaik-baiknya sesuai kebutuhan santri. Itu semua agar mereka tumbuh berkembang secara optimal jiwa dan raganya, kognisi, psikomotorik, dan afeksinya sehingga mereka siap melanjutkan ke jenjang berikutnya dengan penuh percaya diri, berkompetisi, dan berfasthabiqul khairat,” ucapnya.
Ketua Badan Pembina Pesantren PPTQ Muhammadiyah Ibnu Juraimi ini menyebut keberhasilan menyelesaikan pembelajaran di pondok ini bukan titik akhir belajar. Namun masih harus dilanjutkan dengan langkah-langkah panjang dan berjenjang berikutnya. Sehingga ilmu tidak akan layu, tapi makin subur.
“Teruslah maju dan berprestasi sebagaimana yang telah diraih selama ini. Bahkan lebih hebat lagi nanti. Meskipun sedemikian hebat yang sudah diraih, tetaplah jadi anak yang tawadhuk, jangan angkuh. Ingatlah selalu kepada orang tuamu, guru-gurumu, dan ustaz-ustazmu semua. Karena merekalah kamu bisa seperti sekarang ini,” pungkasnya. (Cris)