Implementasi Humanitas, IMM Blue Savant Bakti Sosial di Mojokerto
MOJOKERTO, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Blue Savant Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengadakan Bakti Sosial di Dsn. Glagah, Ds. Banyulegi, Kec. Dawarblandong, Kab. Mojokerto. Kegiatan tersebut berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 27 – 30 Juni 2023. Kegiatan ini mengusung tema “Manifestasi Teologi Al-kautsar dalam Implementasi Humanitas”.
Bakti Sosial ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dari tahun ke tahun. Pemilihan tema pada tahun ini disesuaikan dengan apa yang terjadi belakangan ini. Tema dipilih untuk menggalakkan nilai-nilai humanitas.
Tema yang diusung menjadi tujuan utama dari kegiatan Bakti Sosial dalam rangka Iduladha 1444 H/2023. Sedikit perbedaan dari tahun sebelumnya, pembaruan yang diusung oleh panitia ialah menambah kapasitas santunan. Tidak hanya kepada kaum duafa, tetapi juga ke anak yatim piatu yang dihimpun dari empat dusun yang ada di Desa Banyulegi. Pasca pandemic Covid-19 memberikan keberkahan sehingga hewan yang dikurbankan dari PK IMM Blue Savant lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, Ketua Umum PK IMM Blue Savant, Immawan Adimas Setiawan dalam sambutannya pada pembukaan yang berlangsung di Balai Desa Dusun Glagah mengupas tuntas mengenai tema kegiatan. Ia mengatakan, kata ‘manifestasi’ berarti perwujudan, ‘teologi’ berarti nilai-nilai ketuhanan, ‘Al-kausar’ yang memiliki kandungan makna yang mengajarkan kepada umat Muslim tentang kewajiban untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya, serta penghormatan terhadap Rasulullah SAW, terakhir kata ‘Humanitas’ berarti menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
Membicarakan kegiatan sosial dalam masyarakat memang tidak akan pernah ada habisnya. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, ketika berada di lingkungan sosial maka mereka akan melakukan perannya masing-masing. Sebagai mahasiswa yang nantinya akan kembali kepada masyarakat, kegiatan-kegiatan seperti ini sangat esensial untuk digalakkan. Peran ini sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang dimiliki, ditambah dengan basic dari kader IMM yang terkemas dalam Tri Kompetensi Dasar yang salah satunya adalah humanitas. Hal ini menjadi salah satu hal yang fundamental dan sangat esensial.
Beberapa waktu yang lalu, PC IMM Kota Surabaya mengadakan Sekolah Pemberdayaan Nasional. PK IMM Blue Savant melepas empat kader terbaik untuk turut mengais ilmu dalam acara tersebut. Dua diantaranya, yaitu Immawati Zainab dan Immawati Aulia. Immawati Zainab menyampaikan pendapatnya, sebagai alumni pelopor pemberdayaan. Kegiatan ini tentu sangat menarik, tetapi belum memenuhi spesifikasi pemberdayaan. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk mengenalkan IMM kepada masyarakat sekitar. Mengingat kegiatan Baksos tahun ini berada di tempat yang minoritas jamaah Muhammadiyah. Hal ini sebagai bukti bahwa gerakan IMM ditujukan secara keseluruhan elemen masyarakat.
Immawati Aulia, juga turut memberikan responnya terhadap penyelenggaraan kegiatan baksos. Meskipun telah diselenggarakan rutin setiap tahun, kilau Baksos selalu memberikan hal-hal yang menarik dengan inovasi yang gemilang. Kegiatan rutin ini untuk belajar bermasyarakat. Mahasiswa tidak hanya kenyang dengan ilmu yang didapatkan di kelas, tetapi juga didapatkan di luar kelas, utamanya di masyarakat. Berkenaan dengan rangkaian materi dalam sekolah pemberdayaan, salah satu materi yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan Baksos ini secara esensial digunakan dalam analisis pemilihan tempat untuk kegiatan Baksos. Melalui analisis tersebut, diharapkan dapat tepat sasaran kepada pihak-pihak yang betul-betul membutuhkan.
Dari pihak Koorkom juga turut memberikan respon sangat senang dengan kegiatan Baksos Iduladha IMM yang tersebar di beberapa tempat di Jawa Timur. Salah satunya yang dilakukan oleh PK IMM Blue Savant di Desa Banyulegi, Mojokerto yang memiliki permasalahan kesadaran warga masih kurang untuk berqurban.
“Dengan acara ini kader IMM Blue Savant dapat mengilmplemntasikan ilmu yang di dapat, yaitu tentang humanitas. Jika kita hanya belajar teori saja tidak ada implementasi di masyarakat, maka ilmu tersebut tidak ada gunanya. Teman-teman jangan lelah untuk melakukan kebaikan yang bermanfaat untuk umat,” ungkap Yusuf Nurmansyah, Kabid SPM Koorkom UM Surabaya.