Ketua PWM DIY Buka Raker XV PPM MBS

Ketua PWM DIY Buka Raker XV PPM MBS

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pagi ini, Selasa-Kamis (4-6/7/2023) mengadakan Rapat Kerja ke-XV Guru dan Karyawan PPM MBS Yogya di altar Kompleks PPM MBS Yogya. Acara dimulai dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustaz Ridho Al Hikam.

Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Muhammadiyah, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur PPM MBS, Ustaz Fajar Shodiq. Direktur berpesan kepada guru dan karyawan mengingatkan “Raker ini penting agar semua elemen PPM MBS Yogya dari mudir sampai dengan guru dan karyawan tahu program yang akan dijalankan satu tahun ke depan,” ujarnya.

Lebih lanjut Direktur juga menyampaikan pesan ” Tempat ini (Pesantren) adalah tempat berjuang. Terlalu sayang kalau hanya mengejar materi,” ucapnya.

Ustaz Fajar juga menekankan bahwa “Pesantren harus menekankan nilai agama dan ruhiah, tetapi tidak boleh melupakan nilai-nilai kemajuan dan kreatifitas, inovasi. Meskipun ini pesantren, kita akan mengikuti perkembangan zaman,” katanya. Pesan ini selaras dengan tema Raker XV yang mengangkat tema “Bersatu Maju Menyemai Kader Persyarikatan Berkeadaban”.

Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY Ustaz Dr Ikhwan Ahada mengutip pemikir Perancis Jean Paul Baddrilard bahwa kita saat ini sedang mengalami “great disruption”. Ia menambahkan bahwa akan lahir dunia yang sakit tapi dikemas seolah-olah bahagia. Menghadapi era yang penuh kepalsuan ini, Islam menjadi satu-satunya sistem alternatif.

Keputusan Muktamar mengamanatkan “keunggulan berbasis akar rumput”. DIY memiliki penduduk 3.800.000, Muhamadiyah kalau separuhnya berarti 1.900.000. Muhamadiyah karena itu mulai dari jamaah masjid sampai dengan masyarakat secara lebih luas harus memiliki keunggulan. Al qur’an menyebut “kuntuk khaira ummah” artinya kita harus menjadi umat yang unggul.

Syarat keunggulan singgung Ustaz Ikhwan Ahada harus memiliki 3 ciri. Pertama, selektif. Sudah tentu MBS sebelum masuk karyawan mesti sudah diseleksi. Kedua, komparatif. MBS sudah saatnya berkomparasi di tingkat Internasional. Sesuai amanah Muhammadiyah yang mengarah pada Internasionalisasi. Terakhir kompetitif. MBS harus terus berkompetisi dengan segala potensinya dengan berbagai level.

Untuk mencapai keunggulan yang berdaya saing, kita harus memiliki syarat yakni sinergi, kohesi (kelekatan), dan kolaboratif. Tanpa sinergi atau kesatuan, kelekatan dalam mengusung visi dan bekerjasama dengan pihak manapun maka tidak mungkin dicapai kemajuan (Al khair).

Ustaz Ikhwan Ahada, Ketua PWM DIY memberi pesan bahwa “Untuk memakmurkan bumi ini, tidak hanya orang Islam saja. Maka Muhammadiyah sepakat bahwa kita perlu kolaborasi dengan semua orang, termasuk saudara kita di luar Islam. Saya kira MBS Yogya memahami pesan kolaborasi ini,” tuturnya.

Terakhir, Ustaz Ahada berpesan bahwa spirit keunggulan, kemajuan harus terus digaungkan dalam ibadah kita. Sampai kapan?. Sampai kematian menjemput kita. Muhammadiyah berani menempatkan definisi ibadah bahwa umum lebih dulu dari pada khusus. Ibadah adalah ketika kita mampu membuat anak-anak kita ikhlas. Pada saatnya nanti kenal dengan siapa Rabb-Nya, siapa Nabinya, mengenal agamanya. (Arif/Cris)

Exit mobile version