Berikan Nasihat di Wisuda Tahfidz PPAD, H Abduh Hisyam Beberkan Cara Berinteraksi dengan Al Qur’an

Berikan Nasihat di Wisuda Tahfidz PPAD, H Abduh Hisyam Beberkan Cara Berinteraksi dengan Al Qur’an

Berikan Nasihat di Wisuda Tahfidz PPAD, H Abduh Hisyam Beberkan Cara Berinteraksi dengan Al Qur’an

TEGAL, Suara Muhammadiyah – Wujud komitmen PPAD dalam melaksanakan salah satu orientasi pendidikannya yaitu mencetak kader Ulama, diwujudkan dengan melaksanakan Daurah Tahfidz Qur’an selama satu tahun ini, dan puncak dari semua rentetan acara ini yaitu “Wisuda Tahfidz Akbar” Angkatan ke III. Dihadiri oleh Al- Ustadz. H. Abduh Hisyam, S. Ag, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Mudir PPAD Al Ustadz Inamullah, segenap pengasuh dan semua wali santri wisudawan/wati, malam hari di Aula PPAD. (Senin malam/10/09/23).

Momentum ini digunakan direktur untuk mengingatkan kembali mengenai Pendidikan ala PPAD. “Pendidikan di PPAD adalah pendidikan holistik menyeluruh, semua santri diupayakan untuk memaksimalkan segala potensinya. Pelaksanaan program hafalan Qur’an ini dilaksanakan dengan bergantian dan semua santri merasakan secara merata. Kami siapkan dua pondok (cabang PPAD) khusus untuk Tahfidz; PPTQ Ar. Fachruddin (Putra), Suradadi, Bojongsana dan PPTQ Siti Walidah (Putri), Jatinegara. Yang semuanya kami siapkan demi menunjang program tahfidz ini,“ ujar Inamullah.

Dalam sesi “Taui’yah Diniyah” H. Abduh Hisyam menyampaikan pesan kepada para Santri Wisudawan, “Berinteraksi dengan Al-Qur’an tidak sekadar dengan menghafal saja, namun harus mampu menuliskan apa yang dihafalkan (sesuai kaidah Imla’), memahami apa yang dihafalkan kemudian jadikanlah Al-Qur’an sebagai perlakuan Kita dalam keseharian, jadikan Al Qur’an diwujudkan dengan perlakuan kita sehari-hari, jangan berhenti dalam hafalan saja,” ungkap Abduh Hisyam.

Tak hanya untuk Santri, Abduh Hisyam juga memberikan wejangan khusus kepada para walisantri, “Para walisantri perlu diperhatikan, anak-anak kita ini dididik untuk menjadi Qur’ani, maka sebagai orang tua harus mampu menjaga pola pendidikan ini dengan apa? Dengan meberikan makanan halalan thoyyiban serta tempat yang halalan thoyyiban juga, agar apa? Agar mereka mampu “thu’ti ukulaha fi kulli hinin” (mampu memberi makanan (kebaikan-kebaikan) dimana mereka berada), atau mereka akan menyebarkan keberkahan-keberkahan untuk dirinya dan sekitarnya khususnya untuk orang tua para santri,” Begitu Ustadz Hisyam memberikan nasihat kepada seluruh wali santri. (Alvin)

Exit mobile version