Sekolah Muhammadiyah Harus Unggul dan Menjadi Kebanggaan Masyarakat
SOLO, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, K.H. Dr. Tafsir, hadir dan membuka acara Rakor (Rapat Koordinasi) Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Pendidikan Nonformal (PNF) Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah di Hotel Lor In Solo pada Rabu-Kamis, 12-13 Juli 2023. Kegiatan dihadiri 498 peserta yang terdiri atas Kepala SMP/Mts, SMA/MA, SMK Muhammadiyah dan Pimpinan Dikdasmen Muhammadiyah se-Jawa Tengah.
Rakor Majelis Dikdasmen dan PNF bertema Sekolah/Madrasah Jawa Tengah Siap Unggul, Mandiri Berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
K.H. Dr. Tafsir mengapresiasi terselenggaranya kegiatan Rakor Dikdasmen dan PNF Muhammadiyah se-Jawa Tengah. Sekolah Muhammadiyah Jawa Tengah harus unggul dan berkemajuan. Untuk itu pengelolaan sekolah tidak bisa dilakukan secara konvensional maka perlu terobosan-terobosan baru.
“Alhamdulillah sekarang saya berada di Hotel Lor In Solo dalam rangka koordinasi Dikdasmen dan PNF Se-Jawa Tengah. Acara ini diikuti Kepala SMP/Mts, SMA/Ma Muhamamdiyah Se-Jawa Tengah. Atas nama PWM Jawa Tengah, saya menyampaikan apresiasi kepada Dikdasmen dan PNF atas terselenggaranya acara ini,” ungkapnya.
K.H. Dr. Tafsir berharap semoga dari Rakor ini kita dapat mencari solusi bagaimana memajukan dan membuat sekolah atau madrasah Muhammadiyah yang unggul. Bukan hanya unggul melainkan juga menjadi lembaga pendidikan pilihan utama masyarakat dan kebanggaan masyarakat. Upaya untuk mewujudkan hal itu, kita bisa lakukan salah satunya lewat rakor.
Industrialisasi Sekolah Muhammadiyah
Terkait industrialisasi sekolah Muhammadiyah, K.H. Dr. Tafsir mengungkapkan sekolah Muhammadiyah tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan finansial sekolah dari biaya SPP siswa dan bantuan pemerintah. Sekarang perlu ada kemandirian sekolah di bidang finansial.
“Kekuatan finansial sekolah salah satunya lewat industrialisasi yang dirintis oleh sekolah. Seperti alat-alat praktikum dimiliki sekolah bisa dimanfaatkan sebagai upaya produktif. Alat-alat tersebut tidak hanya untuk praktik siswa, tetapi mari kita manfaatkan untuk menjadi embrio berdirinya industrialisasi sekolah sehingga menambah finansial sekolah,” ungkapnya.
International Class Program (ICP)
Muhammadiyah sudah 100 tahun, tetapi nama sekolahnya belum kompetitif maka era kompetisi yang ada sekolah Muhammadiyah harus tampil. Tampil berkompetisi tidak hanya lokal dan nasional, tetapi juga internasional sesuai dengan visi sekarang yakni internasionalisasi Muhammadiyah.
“Muhammadiyah mencerahkan semesta maka sudah saatnya sekolah Muhammadiyah tidak hanya berskala lokal dan nasonal, tetapi juga berskala global. Untuk itu, sekolah Muhammadiyah harus memiliki kelas internasional sebagai bagian awal menuju internasionalisasi pendidikan Muhammadiyah,” ungkapnya.
K.H. Dr. Tafsir menargetkan minimal ada tiga sampai lima sekolah Muhammadiyah di Jawa Tengah yang benar-benar merepresentasikan sekolah Muhammadiyah berstandar internasional.
“Kaitan target memang kami tidak bisa memaksakan karena tergantung dengan SDM yang dimiliki. Sekali lagi kami tidak bisa memaksakan karena tidak mudah mencari SDM dan Sarana prasarana berstandar internasional,” ungkapnya.
K.H Dr. Tafsir menambahkan PWM Jawa Tengah akan menindaklanjuti MOU dengan upaya pendampingan intensif dari lembaga bertaraf internasional.
Sementara itu, rangkaian acara Rakor tersebut terdapat penandatanganan kontrak kinerja sebagai MOU dengan sekolah Muhammadiyah dan Dikdasmen dalam mengimplementasikan program-program Dikdasmen dan PNF. MOU tersebut meliputi 100 persen KTAM, ICP (International Class Program), 20 besar peringkat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), Sekolah Mandiri dan Unggul, penerapan aplikasi EduMu.
Akhir acara digelar pula pengukuhan pengurus FGM (Forum Guru Muhammadiyah) Wilayah Jawa Tengah periode 2023-2027. Kegiatan pengukuhan diawali oleh pembacaan surat keputusan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah dan PNF PWM Jawa Tengah. Setelah itu dilanjutkan dengan pelantikan oleh Ketua Dikdasmen dan PNF PWM Jawa Tengah Dr. Iwan Junaedi M.Pd. (Aryanto/diko)