YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat Muhammadiyah kembali menggelar kegiatan rutin Pengajian Bulanan, Jumat (14/7). Kegiatan tersebut mengusung tema “Hijrah yang Berkemajuan.” Turut dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid Prof Dr H Syamsul Anwar, MA yang memberikan kata pengantar.
Selain itu, beberapa tokoh dihadirkan dan didapuk menjadi narasumber antara lain Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Muhamad Rofiq Muzakkir, Lc., MA., PhD, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan PP Aisyiyah Dra Hj Siti Syamsiatun, MA., PhD, dan BRIN/National University Singapore Wahyudi Akmaliah, MA.
Dalam pengantarnya, Syamsul menerangkan bahwa diksi dari “Berkemajuan” pada tema Pengajian Bulanan ini merupakan bagian dari rumusan Risalah Islam Berkemajuan. Yakni suatu hasil Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta, Jawa Tengah tahun 2022 lalu. Lewat rumusan itulah, momen tahun baru hijriah yang jatuh pada Kamis (19/7) mendatang membawa semangat berkemajuan.
“Kata berkemajuan di sini kalau menurut kami sendiri bukan kata sifat yang sifatnya pasif. Kita memaknai berkemajuan sebagai khittah perjuangan kita semua. Sehingga Islam berkemajuan berarti kita memperjuangkan satu bentuk kehidupan kita di masa depan yang sifatnya berkemajuan berdasarkan pedoman dan tuntunan dari agama Islam,” jelasnya.
Dalam konteks tahun baru hijriah masa kini, semestinya umat Islam harus memaknainya dengan hijrah yang membawa semangat berkemajuan. Jika dilongok dari perjalanan peradaban Islam, sejak Nabi Muhammad Saw melakukan seruan Tuhan untuk berhijrah dari Makkah menuju Madinah sampai hari ini telah memasuki usia 1444 tahun.
Selain itu, jika ditinjau dari pengejawantahan dakwahnya Nabi Muhammad Saw di Makkah sebelum berhijrah ke Madinah ditempuh selama tempo 13 tahun. Maka menurut perhitungan Syamsul, diperoleh bahwa peradaban Islam sampai sekarang berusia 1458 tahun 3 bulan 7 hari.
“Jadi ini bukan usia yang pendek, suatu perkembangan yang dilalui agama Islam cukup panjang. Dan sepanjang sejarah Islam tentu sudah banyak kontribusi-kontribusi yang diberikan agama ini untuk peradaban dunia. Dan kita pun sekarang terus ditantang untuk menjawab berbagai problem yang kita hadapi di masa yang akan datang,” tegasnya.
Syamsul menegaskan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Saw itu bukan soal melakukan peristiwa secara fisik yang terjadi 14 abad lalu, akan tetapi sebagai wujud simbolisasi dari gerak yang dinamis. Yakni dalam rangka mengonstruksi kehidupan di masa mendatang, alhasil dapat termanifestasikan sebuah kehidupan yang berkemajuan.
Pada saat bersamaan, Guru Besar Hukum Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengajak kepada segenap umat Islam untuk menyongsong tahun baru Islam (hijriah) dengan tarikan napas semangat berkemajuan. Yakni hijrah berkemajuan. Salah satu orientasi utamanya hendak menciptakan atmosfer kehidupan kebangsaan yang melahirkan keunggulan dan kemajuan baik masa kini maupun masa depan.
“Saya mengucapkan selamat menyambut tahun baru hijriah 1445. Semoga tahun-tahun mendatang bagi kita sebagai tahun yang penuh dengan semangat dalam rangka mencapai berbagai kemajuan yang kita harapkan. Dan mendorong gerakan Muhammadiyah yang telah mencanangkan Islam Berkemajuan,” ucapnya. (Cris)