SMA Muhammadiyah Kasihan, Sekolah Bernuansa Pondok Pesantren Sambil Berwirausaha

SMA Muhammadiyah Kasihan, Sekolah Bernuansa Pondok Pesantren Sambil Berwirausaha

BANTUL, Suara Muhammadiyah – Sekolah-sekolah Muhammadiyah saat ini terus melakukan transformasi serta aklimatisasi terhadap tantangan zaman yang makin kompleks. Hal itu kemudian direspons oleh SMA Muhammadiyah Kasihan. Menurut Tugino, SE., MPd selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan menuturkan pihaknya selama menjadi kepala sekolah merasakan atmosfer baru, lebih-lebih di era baru seperti sekarang ini.

“Yang kami rasakan selama menjadi kepala sekolah selama 1 tahun ini tentu sangat menantang. Karena satu sisi kita dihadapkan sekolah yang sangat terbatas fasilitas, sarana prasarana. Tentu ini menjadi amanah Persyarikatan, mau tidak mau kita harus sami’naa wa atha’naa,” ujarnya saat di wawancarai Suara Muhammadiyah, Selasa (25/7).

Tugino menjelaskan pelbagai tantangan tersebut meliputi proses penerimaan peserta didik baru (PPDB). Menurutnya pelaksanaan dari PPDB ini sarat kedinamikaannya yang mana menjadi rona tersendiri bagi sekolah. Pihaknya sedemikian rupa berupa untuk memaksimalkan masa-masa PPDB, di mana dengan dibentuknya tim khusus. Tim ini yang menjadi nakhoda untuk mempresentasikan sekolah kepada calon siswa baru.

“Selama PPDB tentu kita dari sekolah sudah mempersiapkan tim. Tentu di dalam PPDB ini ada kendala di lapangan. Seperti waktu untuk melakukan presentasi tidak sepenuhnya dilaksanakan. Ini yang menjadi perhatian kita. Namun demikian kita juga sudah berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai cara dan strategi yang dilakukan dengan memasang informasi, presentasi ke sekolah, jemput siswa ke sekolah, dan juga menginformasikan lewat media sosial,” katanya.

Tugino menjelaskan bahwa era kepemimpinannya telah mengejawantahkan kurikulum merdeka yang di mulai dari jenjang kelas 10. Dalam praktiknya, para siswa akan membuat program sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Di mana peserta didik akan di minta untuk membuat proyek khusus dari sekolah. Lewat Kurikulum Merdeka ini, Tugino sangat mengharapkan agar peserta didik dapat memiliki kreativitas, inovatif, dan memiliki pemikiran konstruktif, unggul, serta berkemajuan.

Tugino mengakui perbedaan besar dirasakan selama pengejawantahan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013 dan Kurikulum KTSP 2006. Letak perbedaannya adalah para siswa diberikan kesempatan secara luas untuk berpikir, berkarya, berkreativitas, dan berinovasi. Ini sebagai wujud dari aktualisasi diri peserta didik untuk menumbuhkembangkan talenta yang dimiliki.

“Di sini, tentu yang akan menjadi titik baliknya bahwa bagaimana para siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berpikir, mengeksplorasi potensi yang ada di dalam diri siswa, dan tentu para siswa memiliki kelebihan dan kemampuan masing-masing. Nah, di sini bagaimana sekolah menjuruskan, mengarahkan potensi untuk dikembangkan,” terangnya.

Tugino menjelaskan SD Muhammadiyah Kasihan yang berjumlah 60 siswa pada tahun 2023 ini beroerientasi untuk mewujudkan lulusan yang berkarakter Islami, terampil, unggul, dan berkemajuan. Di samping itu, sekolah ini juga memiliki keunggulan seperti sekolah bernuansa pondok pesantren. Sistematisasinya siswa tinggal di dalam asrama yang terdapat di lantai 2 sekolah dan bisa menampung 20 santri untuk santri perempuan, sementara untuk santri laki-laki berada di asrama Masjid Ad-Dakwah PP Trirenggo Bantul.

“Kami bekerja sama dengan Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an Al Mansyur Trirenggo Bantul. Sehingga harapan kami anak-anak bisa Tahfidz Al Qur’an sampai selesai. Namun setelah selesai Tahfidz Al-Qur’an, bisa membawa ijazah formal yang bisa digunakan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya,” tuturnya.

Selain itu, pendidikan karakter juga tak luput dari perhatian sekolah. Peserta didik membiasakan diri untuk mengimplementasikan pendidikan karakter baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Fokus penggemblengannya di sekolah lewat 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun), pembiasaan Salat Duha, pembiasaan tadarus Al-Qur’an, dan melatih keberanian dengan public speaking.

“Potensi siswanya akan kami tingkatkan (talenta dan karakter), sehingga lulus dari SMA Muhammadiyah Kasihan siswa akan memiliki bekal dan kemampuan secara akademik baik secara afektif maupun psikomotorik (berkaitan dengan keterampilan). Nantinya sudah siap hidup di lingkungan masyarakat,” katanya.

Selama 1 tahun menjadi Kepala Sekolah di SMA Muhammadiyah Kasihan, Tugino berhasil mengantarkan siswanya meraih kejuaraan berupa Juara1 Lomba Azan tingkat Kabupaten Bantul dan Juara 3 se-Kabupaten Bantul Kategori Tilawah. Tugino terus berusaha untuk menambah jumlah kejuaraan dengan melatih para siswa yang memiliki potensi dan bakat yang dimiliki. Berikut guru pembimbing yang akan memasifkan untuk mendidik membina, dan menggembleng siswa agar dapat meraih prestasi yang membanggakan kini maupun di masa mendatang.

Bersamaan itu, Tugino mengungkapkan saat ini SMA Muhammadiyah Kasihan akan melakukan diaspora. Yakni mengembangkan sekolah SMA layaknya dengan SMK, sebagai perwujudan dari merespons tantangan zaman makin kompleks di tengah melesatnya perkembangan teknologi informasi. Karenanya, pihaknya akan mengembangkan melalui pembekalan keterampilan salah satunya di bidang otomotif, tata boga, dan tata rias dan kecantikan.

“Nantinya kita akan bekerja sama dengan lembaga pendidikan yang itu akan mencetak orang-orang yang terampil dan sudah tersertifikasi. Harapan kami dengan kerja sama ini para siswa kami dapat dilatih secara baik, terampil, sehingga setelah selesai sekolah siswa memperoleh sertifikat yang diakui oleh dunia kerja. Ketika ada siswa yang tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, minimal sudah dibekali dengan keterampilan tersebut, sehingga bisa membantu untuk berwirausaha dengan membuka usaha sendiri di rumah. Ini proyeksi lulusan kami ke depan,” ucapnya.

Selain itu, SMA Muhammadiyah Kasihan juga akan mengembangkan program fun day school. Yakni sekolah menyenangkan sekaligus tidak membebani para siswa. Ini sangat penting dalam rangka menciptakan suasana belajar yang representatif sekaligus kondusif.

“Jadi bagaimana anak-anak itu di sekolah nyaman dan tidak ada bullying, sehingga antara guru, karyawan, dan siswa bisa menjadi satu keluarga yang bisa mereka menikmatinya tanpa terkendala secara psikologis sehingga siswa nyaman sekolah dari awal sampai akhir pembelajaran,” tukasnya.

SMA Muhammadiyah Kasihan juga akan melakukan pembaharuan sebagai bentuk transparansi hal ihwal kedinamisan perubahan zaman. Dari pola lama yang akan diubah menjadi pola baru sesuai kebutuhan zaman masa kini. “Oleh karenanya sekolah kami sangat terbuka terhadap perubahan itu semua. Apapun yang terjadi ke depan jika perubahan itu berdampak positif, kita akan siap bersinergi untuk menghadapi berbagai macam perubahan yang ada di era ke depan,” jelasnya.

Tugino mengajak bagi siswa yang saat ini duduk dibangku kelas 9 SMP/MTs di manapun berada untuk bergabung menjadi keluarga besar SMA Muhammadiyah Kasihan. Ajakan itu menjadi sinyal positif bagi para siswa yang berkeinginan untuk menjadi tahfidz Al-Qur’an sekaligus berwirausaha di masa milenial.

“Kami mengajak kepada siswa-siswa semua yang saat ini baru di tingkat kelas 9 SMP/MTs dan juga barangkali anak-anak yang belum dapat sekolah, kami masih membuka kesempatan kepada putra-putri terbaik Indonesia untuk bisa bergabung di sekolah kami.  SMA yang secara nilai pembayaran sangat terjangkau, namun demikian kualitas dan layanan tidak kalah dari sekolah yang lain. Kami tunggu anak-anak sekalian di SMA Muhammadiyah Kasihan,” ajaknya. (Cris)

Exit mobile version