HW Beradaptasi Hadapi Perubahan
MALANG, Suara Muhammadiyah – Maju atau mundurnya sebuah organisasi sangat bergantung pada bagaimana ia beradaptasi. Menyesuaikan diri dengan keadaan sembari terus melakukan berbagai macam terobosan dan inovasi. Bergerak dinamis mencari peluang agar keluar sebagai pemenang. Untuk menjadi pemenang di era yang terus berkembang, kemampuan tata kelola yang baik mutlak dilakukan oleh semua organisasi, tak terkecuali organisasi kepanduan Hizbul Wathan (HW). Organisasi kepanduan di bawah Muhammadiyah itu kini dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah. Tantangan abad kedua yang perlu diselesaikan dengan berbagai macam keterampilan seperti inovasi, kemampuan menejerial atau kepemimpinan, dan lain sebagainya.
Di sela-sela sidang pleno Muktamar HW ke-4 Sayuti, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengajak seluruh peserta muktamar yang hadir untuk bersyukur telah menjadi bagian dari Muhammadiyah dengan segala potensi amal usaha yang dimiliki. Puluhan ribu sekolah dari tingkat PAUD hingga Perguruan Tinggi tersebar di seluruh penjuru Tanah Air. Dari capaian besar tersebut, ada seorang tokoh dari sebuah ormas terkemuka yang mengaku ingin sekali belajar dari Muhammadiyah. Menurutnya Muhammadiyah adalah organisasi yang terstruktur dan memiliki garis komando yang jelas dari pusat hingga ke ranting.
“Kita patut bersyukur menjadi bagian dari Muhammadiyah. Banyak sekali sumber untuk bersyukur karena Muhammadiyah bukan kaleng-kaleng,” ujarnya.
Tumbuh kembang sebuah organisasi tak ubahnya seperti makhluk hidup. Mengikuti sunatullah. Lahir dalam keadaan masih bayi, tumbuh menjadi anak-anak, remaja, kemudian dewasa, tua, dan akhirnya mati. Dalam konteks fase kehidupan Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif pernah mengatakan, jika besok terjadi hari kiamat, hari Muhammadiyah masih memberi. Begitupula dengan HW, hari ini akan melangsungkan perkemahan walau besok akan terjadi kiamat. Untuk menjaga eksistensi tersebut dibutuhkan sebuah sistem tata kelola yang baik dan sehat di tubuh organisasi.
Oleh sebab itu Muhammadiyah dan HW harus berjalan beriringan. Beradaptasi dengan perubahan. Membuat langkah-langkah alternatif yang menarik. Melakukan inovasi tiada henti. Memanfaat secara maksimal hadirnya teknologi baru. Dan yang tak kalah penting melakukan kaderisasi dan regenerasi di struktur pimpinan agar gerak kepanduan HW semakin dinamis.
Dalam kesempatan yang sama hadir pula Izzul Muslimin yang juga merupakan Sekretaris PP Muhammadiyah. Ia mengatakan bahwa sesungguhnya HW adalah organisasi terbesar di Muhammadiyah dalam hal jumlah anggota. Karena secara usia, HW tak memiliki batasan bagi anggotanya. Dari tingkat kanak-kanak hingga tua, mereka masih disebut sebagai anggota kepanduan. Hal inilah yang menurut Izzul mesti dimanfaatkan oleh HW untuk memperluas pergerakannya, baik di internal maupun di eksternal Muhammadiyah.
Ia juga menggambarkan postur keanggotaan di kepanduan HW belum ideal. Sehingga mendorong HW untuk memperluas sektor dakwah dan memperkuat kaderisasinya. Karena tantangan kedepan akan sangat jauh berbeda. (diko)