BOGOR, Suara Muhmammadiyah – Sejalan dengan komitmen Indonesia untuk meraih emisi nol bersih pada 2060, PCM Cileungsi dan PT Agri Karbon Nusantara membuktikan tekad mereka dalam mendorong transformasi sektor pertanian yang berkelanjutan. Momen penting ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada hari Ahad (30/7/2023), yang menetapkan Lahan Wakaf PCM Cileungsi di Desa Sodong sebagai lahan percobaan penanaman kedelai menggunakan teknologi biochar.
Inisiatif ini menawarkan pendekatan yang komprehensif, tidak hanya berfokus pada peningkatan produktivitas pertanian, tetapi juga pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan. “Kami bertekad untuk melibatkan santri dan siswa SMK/SMA Muhammadiyah dalam proses ini. Mereka akan terlibat langsung dalam penanaman kedelai dengan teknologi biochar, memperoleh pengetahuan dan keterampilan praktis dalam pertanian berkelanjutan,” ungkap Eko Hendro, Pimpinan PCM Cileungsi yang mengawasi majelis ekonomi dan kewirausahaan.
Dr. Hanafi Guciano, sebagai inisiator dan fasilitator dari kerjasama antara PCM Cileungsi dan PT Agro Karbon Nusantara, menekankan pentingnya inisiatif ini. “Organisasi seperti Muhammadiyah, yang dianugerahi sumber daya melimpah termasuk lahan wakaf yang belum produktif, harus mengambil langkah proaktif seperti ini. Pemanfaatan teknologi biochar dalam penanaman kedelai bisa sangat berkontribusi dalam upaya mitigasi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global,” paparnya yang juga Dewan Pakar di Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah.
Hidayat Tri, Bidang Pemberdayaan Masyarakat MLH PP Muhammadiyah, menekankan pentingnya pendidikan formal dalam inisiatif ini. “PCM Cileungsi, dengan AUM yang mencakup berbagai institusi pendidikan seperti PAUD/TK ABA, SMPM, SMAM, SMKM, dan Sekolah Tinggi Teknik Muhammadiyah, merupakan sasaran strategis dalam upaya menciptakan generasi penerus yang proaktif dalam mengatasi perubahan iklim,” ujarnya.
Upacara ground breaking ini juga dihadiri oleh perwakilan dari PT Mapanji Kamalia Graha dan Yayasan Sehati Asnaf Indonesia (SAI) sebagai mitra strategis kedua belah pihak. Melalui kolaborasi ini, mereka berharap untuk membuka babak baru dalam sektor pertanian Indonesia yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.” (HT/Sya)