PEKANBARU,Suara Muhammadiyah – Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menggelar Pembinaan Al Islam Kemuhammadiyahan, Akademik dan Tata Kelola dihadapan 118 orang yang merupakan unsur dari Pimpinan, Dosen dan Tenaga Kependidikan di lingkungan UMRI selama tiga hari mulai tanggal 2 sampai 4 Agustus.
Ketua BPH UMRI, Prof Dr M Nazir Karim MA dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini dilakukan untuk pembinaan civitas akademika. Dimana, saat ini penegasan Al Islam Kemuhammadiyahan tetap jadi program inti. Karena ini merupakan yang pertama dari empat darma yang ada di universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah. “Semua kegiatan yang dilakukan tujuannya memang untuk menegakkan Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Karena, ini menjadi bagian dari jihad dan ijtihad Persyarikatan Muhammadiyah. Artinya, tugas ini juga melekat pada UMRI dan seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah,” jelasnya.
Persoalan akademik dan tata kelola universitas juga perlu ditingkatkan lagi. Dua hal ini sangat penting. Misalnya, tata kelola universitas menjadi aspek yang perlu ditingkatkan karena menentu masa depan kampus. “Kalau kita tidak unggul dalam hal tata kelola, maka bisa jadi bumerang yang mendatangkan hal yang tak diinginkan,” katanya.
Sementara Rektor UMRI, Dr Saidul Amin, MA menekankan bahwa sumbu dari universitas ini adalah BPH. Karena itu, dia, menekankan siapapun dosen dan karyawan yang diundang tapi tak hadir dalam acara pembinaan ini akan dipanggil oleh BPH. “Kegiatan ini penting, sehingga siapapun yang telah diundang oleh BPH, namun tidak hadir maka saya minta BPH dapat mengambil kebijakan dan sikap dalam rangka pembinaan,” tegasnya.
Lebih lanjut Saidul Amin menyampaikan, bahwa acara seperti ini penting diikuti. Tapi yang paling penting adalah bagaimana lanjutannya. Banyak program yang bagus namun hasilnya tidak diketahui karena tak adanya evaluasi. Karena itu, dia berharap dalam setiap kegiatan di UMRI ke depan harus ada evaluasi untuk mengetahui sejauh apa manfaat dari program tersebut.
Terhadap penerimaan mahasiswa baru, Rektor menyampaikan sampai saat ini jumlah pendaftar calon mahasiswa di UMRI sekitar 5.000 orang. Sementara, yang telah mendapatkan nomor induk mahasiswa ada sekitar 1.900 orang. Ia mengapresiasi capaian ini. Rektor berharap, target UMRI menerima 3.000 mahasiswa baru tahun ini bisa tercapai.
Sementara, terkait gedung rusunawa yang tengah dibangun di lingkungan kampus, menurut rektor rencananya akan diresmikan pada 1 Oktober nanti. Saidul berharap gedung itu bisa diresmikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Basuki Hadimoeljono, sehingga UMRI berkesempatan menyampaikan rencana pembangunan gedung asrama putri.
Dalam pengarahannya, Rektor juga menyinggung UMRI yang belum memiliki Pusat Layanan Halal. Padahal, pemerintah maupun swasta saat ini tengah menggencarkan industri halal di Tanah Air. Karena itu ia meminta Wakil Rektor III segera mempersiapkan pembentukan Pusat Layanan Halal di UMRI. “Kita punya Fakultas MIPA dan Kesehatan yang dapat dilibatkan dalam menguji kehalalan produk makanan dan minuman,” ungkap Saidul. (Muhansir/Tri)