ACEH,Suara Muhammadiyah – Menjelang Pekan Menyusui Sedunia atau World Breastfeeding Week (WBW) yang biasanya diperingati setiap tanggal 7 Agustus Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah mengadakan Webinar dengan tema “Peran Kader Nasyiah dalam Mendukung Ibu Menyusui dan Mencegah Stunting” sebagai bentuk edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi yang berkaitan dengan kegiatan Ibu menyusui. Webinar ini menghadirkan 2 Narasumber. Pemateri pertama yaitu dr. Aslinar Sp.A, M.Biomed, yang merupakan dokter spesialis anak, konselor menyusui, Wakil Ketua IDAI Cab. Aceh, Founder & Penasehat Aceh Peduli Asi, Pengurus Pimpinan Wilayah Aisyiyah Aceh, membawakan materi tentang “Strategi Nasyiah dalam Mendukung ASI Ekslusif dan mencegah Stunting.”
Pembicara kedua yaitu Hanifatur Rosyidah, S.SiT, MPH, yang merupakan seorang bidan, konselor menyusui, dosen Kebidanan FK UINSSULA, ICM Young Midwife Leader, dan anggota Departemen Kesehatan dan Lingkungan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, menyampaikan materi tentang “Basic Skills Nasyiah sebagai Breastfeeding Peer Counselor.”
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan kepada bayi baru lahir memiliki efek yang sangat signifikan untuk mencegah bayi gagal tumbuh alias stunting.
dr. Aslinar Sp.A, M.Biomed menyampaikan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Tercatat pada tahun 2021 angka stunting SSGI turun dari 24,4% menjadi 21,6% di 2022. Secara detail, pemateri juga menyampaikan tentang pencegahan stunting, yang harus diantisipasi sejak 1000 hari pertama kelahiran dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi sebab ASI memiliki manfaat sebagai zat gizi terlengkap yang mudah dicerna untuk bayi dan bisa menjadi perlindungan dari infeksi.
Hanifatur Rosyidah, S.SiT, MPH, sebagai pemateri kedua menjelaskan ASI tidak hanya memberikan manfaat untuk kesehatan anak dan ibu, tetapi juga berperan penting dalam perkembanagn kognitif anak. ASI eksklusif menjadi salah satu intervensi yang efektif untuk mencegah stunting. Beliau juga menjelaskan dengan detail bagaimana teknk menyusui yang baik dan benar agar ASI dapat diterima dengan baik pula oleh si bayi, dan menyusui hingga payudara kosong secara bergantian.
Dipaparkan juga oleh Yunda Hani, semua anggota keluarga memiliki tanggungjawab dalam menjamin sang bayi mendapatkan hak untuk menyusu. Namun tidak bisa dipungkiri masih banyak faktor yang menyebabkan pemberian ASI khususnya ASI esklusif tidak terlaksana dengan baik, diantaranya si Ibu dengan pengalaman pertama mempunyai bayi, presepsi si Ibu tentang ketidakcukupan ASI, merasa Lelah dan tidak nyaman.
Tidak lupa pemateri membagikan tips sukses menyusui untuk ibu pekerja. “Perah ASI secara rutin tiap 3-4 jam, simpan ASI dalam tempat yang aman, susui bayi ketika dirumah, hindari stress dan jaga asupan nutrisi bayi. Jangan menjadikan susu formula sebagai pengganti ASI. Susu formula semahal apapun tidak akan ada yang bisa menandingi ASI” pesan Yunda Hani.
Setelah pemaparan materi dari para narasumber selesai, para peserta sangat antusias menanyakan banyak hal tentang bagaimana menjalani masa menyusui dengan baik, nyaman dan benar. Ada juga peserta yang menanyakan tentang bagaimana cara menyapih anak yang sudah terlanjur diberikan susu formula.
“Banyak hal yang bisa Ibu lakukan agar bisa membuat anak lupa keinginannya untuk menyusu. Misalnya, memberikan makanan baru yang mungkin disukai si Kecil sehingga ia akan mau mencobanya lagi,” jawab dr. Aslinar sebelum webinar berakhir dan ditutup oleh moderator. (Lia /Tri)