PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), Kamis (10/8/2023) menggelar pengajian rutin bulanan menghadirkan Mufti Kerajaan Negeri Perlis, Malaysia Prof Dato Arif Perkasa Dr Mohd Asri bin Zainul Abidin (MAZA),. Kajian diselenggarakan di Auditorium Kampus Utama Umri Jalan Tuanku Tambusai Ujung, Pekanbaru.
Hadir dalam pengajian itu Rektor Umri Dr H Saidul Amin MA, ketua Badan Pembina Harian (BPH) Umri Prof HM Nazir MA, para wakil Rektor, Dekan, dan seluruh civitas Umri. Hadir pula, ketua PW Muhammadiyah Riau Dr Hendri Sayuti MAg, Ketua PW Aisyiyah Riau Dr Hj Hikmani MPd serta undangan lainnya.
Rektor Umri Dr H Saidul Amin MA, dalam sambutannya mengatakan bahwa para jamaah kajian beruntung dapat mendengar pengajian langsung dari sumbernya.
“Sebelumnya kita melakukan pengajian bersama Ustadz Abdul Somad sekaligus pelepasan KKN di daerah 3T. Setelah itu kita kajian bersama Ustadz Adi Hidayat dan saat ini bersama Muftri Perlis dari Malaysia,” katanya.
Ia berharap dengan kedatangan Mufti Perlis dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa Umri untuk dapat melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Negeri Perlis, Malaysia.
“Untuk saat ini mahasiswa sudah kita kirimkan ke Selangor, namun insyaallah di tahun 2024 mendatang akan kita kirim lagi ke Negeri Perlis dan di daerah sebelahnya yakni Pattani, Thailand,” harap Saidul Amin.
Lebih lanjut ia berujar Muhammadiyah memiliki Trisula, yang memiliki peran penting dalam memahami ajaran agama yang sering kita sebut Bayani, Burhani dan Irfani.
“Konsep ini di populerkan oleh salah seorang pemikir liberal dari Arab sana akan tetapi Muhammadiyah memperbaiki konsep itu sehingga sejalan dengan konsep tarjih yang ada di Muhammadiyah,” ujarnya.
Sementara itu Mufti kerajaan Perlis Prof Dr MAZA dalam ceramahnya mengingatkan bahwa kesatuan Islam itu tidak terikat dengan ruang dan waktu. Terlepas dari bangsa dan negara. Islam itu sesungguhnya satu. Pada sisi lain dia menyampaikan bahwa Islam Melayu itu sangat unik.
“Jarang sekali ada orang Melayu yang murtad, meskipun dia pelaku dosa besar. Ada kesatuan yang sukar dipisahkan di antara Melayu dan Islam. Ini perlu dikaji Agar keislaman orang melayu menjadi legasi dan contoh bagi masyarakat dunia” ujarnya.
Ia juga mengatakan dalam ceramahnya bahwa orang yang menang adalah orang yang bisa mendapatkan surga Allah SWT.
“Jemaah sekalian yang tengah duduk di bawah bisa saja berjaya mendapatkan surga, dan belum tentu para pemimpin atau pun staf berjaya mendapatkan surga, kita saat ini hanya dilapisi oleh jawatan dan keindahan dunia saja,” katanya.
Ia juga berujar bahwa dalam hal ibadah manusia harus mengikuti cara Allah SWT, maka dari itu tidak boleh ada bid’ah dalam ibadah.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, dilakukan juga pemberian penghargaan bagi dosen berprestasi penerima hibah bidang penelitian serta pebimbing program kemahasiswaan. Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Wakil Rektor 1 Umri, Dr Wirdari Irma, SPd MSi.