BANTUL, Suara Muhammadiyah – Pondok Pesantren Modern MBS Pleret bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul menyelenggarakan edukasi kesehatan mengenai pengelolaan dan pengolahan sampah. Kegiatan edukasi diadakan pada sore hari setelah para santri selesai melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya.
Dalam kesempatan ini, MBS Pleret menghadirkan Ananto Isworo, S.Ag (Founder Gerakan Shadaqah Sampah Berbasis Eco-Masjid, sekaligus Ketua Lembaga Dakwah Komunitas PWM DIY) untuk berbagi ilmu dan pengalaman beliau yang sudah lama terjun dalam pengelolaan sampah. Acara berlangsung secara terpisah, hari Senin, 7 Agustus 2023 untuk santri putri yang bertempat di mushola MBS Pleret unit Kanggotan. Dan hari berikutnya, Selasa tanggal 8 Agustus 2023 untuk santri putra yang bertempat di aula asrama putra unit Dahromo.
Pada awal sesi, Direktur MBS Pleret, Ustadz Kamiludin, M.Pd. memberi pengantar tentang pentingnya pengolahan sampah yang benar agar tidak menimbulkan masalah lingkungan. Mengingat belakangan ini kembali terjadi darurat sampah di daerah kita, peristiwa ini menjadi teguran bersama. Wajib adanya perubahan dan perbaikan tentang pengelolaan sampah mulai dari diri sendiri hingga skala yang lebih besar. MBS Pleret berkomitmen untuk terus berbenah dalam pengelolaan sampah, oleh karenanya para santri perlu dibekali pengetahuan tentang tata kelola sampah yang benar sedini mungkin.
Masuk sesi materi, Ustadz Ananto menceritakan berdirinya Gerakan Shadaqah Sampah dari inistiatifnya sejak tahun 2013. Beliau rutin mengambili sampah dari rumah para warga secara berkeliling menggunakan motor. Hal itu ia lakukan untuk merespon permasalahan sampah yang belum dikelola dengan baik, dan alhasil proses itu terus berkembang hingga Masjid Al Muharam, Kampung Brajan menjadi model eco-Masjid yang digagasnya.
Dengan bahasa sederhana, narasumber yang dijuluki ‘Ustadz Sampah’ itu memaparkan konsep nguwuh-ngunduh dari penghikmahan Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41. Siapa yang membuang sampah secara sembarangan berarti dia telah menimbulkan kerusakan di darat dan di laut. Perlakuan terhadap sampah (nguwuh) akan berdampak pada kehidupan manusia. Seperti kejadian darurat sampah sekarang ini, menjadi konsekuensi bahwa manusia akan memanen akibat (ngunduh) dari perilakunya.
Manusia sebagai pemimpin di bumi (khalifah fil-ardhi) ketika dihadapkan dengan masalah lingkungan, hendaknya merespon dengan solusi yang terbaik. Dengan keimanan yang kuat atas perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, mari kita mengilmui kejadian ini dengan meneladani akhlak Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Nabi Muhammad mencontohkan dalam mengambil makanan secukupnya, menjilat jari ketika selesai makan, hingga membersihkan bagian kotor dari makanan yang jatuh lalu memakannya, tak lain agar mengurangi sisa makanan yang dihasilkan. Ketika wudhu Nabi Muhammad menghemat air serta menggunakan bekas air wudhu untuk berbagai keperluan. Berbagai gerakan kekinian seperti zero waste, save the water, foodsharing dan sebagainya layaknya turunan dari junjungan Nabi Muhammad menjalani kehidupan sehari-hari, bukti kebenaran Islam sebagai rahmat semesta alam.
Ustadz Ananto menerangkan tata cara penanganan sampah berdasar sifat dan karakteristiknya kepada para santri MBS Pleret. Dari jenis organik, anorganik dan B3 (bahan berbahaya dan beracun), para santri diharapkan dapat menerapkan pemilahan sampah setelah melakukan aktivitasnya. Narasumber mengajak para santri untuk mengubah cara pandang terhadap sampah.
Sampah bukan dibuang begitu saja, namun dapat disedekahkan. Selain itu sampah mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa nomor 41 tahun 2014 tentang sampah, ayat kedua berbunyi, “Membuang sampah sembarangan dan/atau membuang barang yang masih bisa dimanfaatkan untuk kepentingan diri maupun orang lain hukumnya haram.” Beliau menambahkan, sisa limbah yang masih mengandung energi bukanlah sampah, oleh karenanya penting untuk mempelajari kaidah yang tepat dalam pengolahannya.
Di tengah sesi, Ustadz Ananto menunjukkan dua alat pengolahan sampah yang ia bawa, Losida (lodong sisa dapur) dan ember tumpuk yang keduanya dapat digunakan untuk pengolahan sampah organik. Setelah narasumber menjelaskan cara penggunaannya, nampak antusiasme para santri dari kesempatan diskusi dan bertanya.
Sejumlah santri yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting Pleret pun mengkonsultasikan pengelolaan sampahnya yang masih terus berjalan. Pesan Ustadz Ananto Isworo di ujung acara kepada para santri: “Berhati-hatilah dengan sampahmu, kelola sampahmu dengan baik, sebab bisajadi sampahmu menjadi jalan menuju surgamu, atau bisa menjadi jalan nerakamu, sampahmu adalah tanggungjawabmu.”
Bumi adalah amanah bagi manusia, mari bersama-sama mengambil peran menjaga kelangsungan alam yang kita tempati. Demikian sama halnya, MBS Pleret terus berupaya meningkatkan aksi nyata peduli kesehatan dan lingkungan.