Rapimwil, Pemuda Muhammadiyah Aceh Siapkan Pimpinan Teladan

Rapimwil, Pemuda Muhammadiyah Aceh Siapkan Pimpinan Teladan

Rapimwil, Pemuda Muhammadiyah Aceh Siapkan Pimpinan Teladan

BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah – Rapat Pimpinan Wilayah (RAPIMWIL) Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Aceh tahun 2023 dihadiri oleh Pimpinan Pusat Pemuda muhammadiyah (PPPM) Dzul Fikar Ahmad Tawallah diwakili oleh, Amrizal yang dilaksanakan di Hotel Arabia Banda Aceh, diikuti oleh seluruh Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah se-Aceh. Selasa (16/08/2023)

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh Musliadi M Tamin, MA menyampaikan dalam acara pembukaan Rapimwil mengatakan“ alhamdulillah dalam kesempatan silaturrahmi internal pemuda Muhammadiyah Aceh dalam rangka evaluasi terhadap satu priodesasi kepemimpinan kita, serta beberapa materi yang harus kita evaluasi dan disepakati terkait rencana Musywil kedepan.”

Rapimwil ini kita laksanakan tentunya dengan beberapa pertimbangan salah satunya adalah adanya estafet kepemimpinan. harapan kita bersama tentu dengan Musywil kali ini berjalan dengan baik, dan tentu juga tempat pelaksanaan Musywil yang ke – XI nanti harapan kita bersama tidak terlalu jauh dari ibukota Provinsi.Ungkapnya

Berkaitan dengan Rapimwil dan Musywil ini akan kita sampaikan kepada Penjabat (Pj) Gubernur Aceh. mohon juga dukungan dari Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) se-Aceh, bagai mana kita bermusyawarah dengan baik, dan kita telah sepakati akan mensukseskan Musywil ke – XI, pada bulan November dan paling lama di bulan Desember 2023. Kata Musliadi

Sementara itu ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PPPM) Amrizal menyampaikan didalam kata sambutannya, menekankan “Rapimwil ini adalah pintu masuk untuk pelaksanaan Musywil, kita jadikan arena ini sebagai tempat evaluasi kepemimpinan kita dilapangan, Kita melihat banyak diarena musywil muncul pemimpin.

Amrizal menegaskan kembali arena musywil nanti akan menjadi arena evaluasi untuk menghidupkan cabang-cabang itu kembali, sebagai pimpinan Wilayah punya hak untuk mengevaluasi keberadaan cabang. Karena kita ingin, organisasi kita ini hidup, jadi arena musyawarah ini bukan hanya menjadi sebuah arena bagaimana memilih pimpinan saja. Tapi, arena musyawarah itu menjadi momentum menghidupkan kembali seluruh gerakan kita di masyarakat. Kita perlu mencari alternative gerakan musywil menghasilkan kepemimpinan yang lebih baik dari kepemimpinan sebelumnya.

Musywil Pemuda Muhammadiyah ini tidak mudah sebenarnya, bagi kita berjuang di garis bawah. Itu tidak mudah, kita harus mengakui kondisi objektif gerakan dakwah kita sangat lemah, kaderisasi kita lemah, bagaimana kedepan momentum musyawarah ini menjadi momentum gerakan kaderisasi.

Kita juga mendengar, hari ini seorang pimpinan belum merasakan kaderisasi padahal beliau adalah kader biologis. nah, ini pekerjaan besar bagi kita. Bagaimana menghidupkan kaderisasi itu menjadi sebuah gerakan yang wajib disetiap daerah.

Kedepan, musywil merekomendasikan mutlak kepada seluruh PDPM wajib melaksanakan Baitul Arqam (BA) Dasar dan memiliki kartu anggota Muhammadiyah berdasarkan AD/ART. momentumnya Rapimwil ini harus menjadi sebuah konsolidasi bersama menghidupkan organisasi masa depan, pemuda Muhammadiyah Aceh bisa lebih maju dalam gerakan di masa-masa yang akan datang.

Sebagai pesan terahir didalam pertemuan kita ini pemuda Muhammadiyah ini sering kita sebut sebuah gerakan yang harus mengorbankan segalanya, menjadi seorang pimpinan ada hikmah yang kita korbankan, Pertama korban waktu, jangan pernah kita mengurus organisasi ini di sisa-sisa waktu, kita harus prioritaskan waktu, carilah kader calon pimpinan yang siap mengorbankan waktunya dalam mengurus organisasi.

Kedua korban materi, muhammadiyah bisa bertahan 1 abad lebih karena kita semua memang tidak pernah digaji, harus ikhlas, mendahulukan, serta mengorbankan apa yang dimiliki untuk gerakan dakwah.

Ketiga korban tenaga, melaksanakan Rapimwil pasti berhubungan dengan tenaga. Panitia mengorbankan tenaga mengundang, meyiapkan tempat acara ke semuanya ini butuh tenaga agar organisasi ini tetap berjalan dengan baik.

Keempat korban pikiran, dan korban perasaan. Itulah kuncinya dan Allah sudah mengingatkan kepada kita semuanya “cukup Allah tempat kita meminta pertolongan, cukup Allah tempat kita berharap.” Ketika kita dapat kesulitan hanya kepada Allah tempat kita meminta, maka tidak ada satupun orang yang dapat menghambat kita untuk menjalankan dakwah persyarikatan ini.

Insya Allah dengan semangat ini PDPM se-Aceh memiliki masa depan yang lebih baik untuk bisa menggerakan dakwah persyarikatan dan dakwah pemuda Muhammadiyah di masa depan. gerakan dakwah pemuda Muhammadiyah lebih terasa memasuki tahun politik ini, saya yakin gerakan ini akan mengalami gesekan yang cukup kuat. Maka, jangan pernah kita merasakan bahwasanya musywil itu menjadi arena gontok-gontokan, tapi. Musywil harus menjadi arena kebangkitan, musywil harus menjadi arena kebaikan, musywil harus menjadi arena persaudaraan sehingga musywil yang akan datang bisa menghadirkan sebuah kekompakan dan keteladanan bagi pemuda Muhammadiyah di masa yang akan datang.

Dalam Rapimwil ini sebagai Steering Comitee (SC ) Budia Ardiansyah, Yosa dan Daniel mengagendakan beberapa kegiatan diantaranya sidang pleno 1, pengesahan jadwal dan tata tertib rapat pimpinan wilayah, sidang pleno 2, pengesahan tata tertib pemilihan muswil ke-XI, sidang pleno 3, laporan pimpinan wilayah dan laporan PDPM se-Aceh, sidang pleno 4, pengesahan waktu, tuang rumah musywil, sidang pleno 5, pengesahan ketua depenitif PWPM Aceh. (Agusnaidi/Ha/Tri)

Exit mobile version