YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Dr Apt Salmah Orbayinah, Mkes menghadiri sekaligus membuka kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PP Aisyiyah. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu (19/8) bertempat di University Club (UC) Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Tema yang diusung “Inklusi Dakwah Ekonomi Perempuan Berkemajuan.”
Dalam amanahnya, Salmah mengingatkan bahwa Muktamar ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan tahun 2015, telah menetapkan gerakan ekonomi dan kewirausahaan sebagai pilar ketiga dakwah Muhammadiyah, selain di bidang pendidikan dan kesehatan. Hal inilah yang kemudian tengah digodog oleh Aisyiyah di mana berupaya untuk menguatkan sebelum di ejawantahkan dalam kehidupan.
“Kalau kita melihat bahwa dakwah Muhammadiyah dan Aisyiyah, di bidang pendidikan dan kesehatan sudah tidak usah diragukan lagi. Muhammadiyah mempunyai hampir 200 lebih perguruan tinggi yang tersebar di 34 provinsi. Kemudian mempunyai rumah sakit yang tak terhitung jumlahnya. Sedangkan Aisyiyah memiliki pendidikan tinggi. Satu-satunya organisasi sosial-keagamaan perempuan yang mempunyai amal usaha pendidikan tinggi,” katanya.
Salmah menyebut jika dakwah pendidikan dan kesehatan di Muhammadiyah dan Aisyiyah sudah sangat bagus. Tetapi, dalam konteks dakwah ekonomi, masih menjadi tantangan tersendiri, khususnya Aisyiyah, yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. “Sehingga memang menjadi PR terus-menerus buat MEK PP Aisyiyah untuk menggelorakan dakwah Aisyiyah melalui dakwah ekonomi,” ujarnya.
Aisyiyah di dalam menjalankan gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar, selalu berdasarkan pada ajaran tauhid dan tawakal kepada Allah SwT. Karenanya warga Aisyiyah harus bisa menjadi suluh keteladanan dalam kancah pembangunan dan pengembangan masyarakat Indonesia.
“Dalam menjalankan gerakan tersebut, Aisyiyah memiliki berbagai macam amal usaha. Amal usaha di bidang pendidikan, ekonomi, sosial-kemasyarakatan, kesehatan, dan lainnya. Dalam mewujudkan kerja-kerja kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, maka Aisyiyah melalui amal usaha tersebut memberikan kontribusi nyata untuk bangsa dan negara,” ucapnya.
Amal usaha yang dimiliki Aisyiyah telah melimpah ruah. Aisyiyah senantiasa berupaya untuk mengembangkan gerakan dakwahnya. Termasuk dalam urusan dakwah ekonomi. Lewat dakwah ekonomi ini, telah menjadi salah satu pilar strategis dalam memberdayakan dan memajukan perempuan serta masyarakat madani di Indonesia.
“Peran Aisyiyah dalam gerakan ekonomi melalui amal usaha dengan mengoptimalkan beberapa faktor. Antara lain faktor sumber daya manusia, mengembangkan jiwa kewirausahaan Aisyiyah, dan juga meningkatkan produktivitas aset yang kita punya,” jelasnya.
Pada saat bersamaan, Dosen Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini juga mendorong gerakan dakwah ekonomi lewat amal usaha harus menjadi program utama. Selain itu juga harus bisa menjadi motor penggerak dengan cara mengoptimalisasi kekuatan di bidang ekonomi berbasis amal usaha dan warga Aisyiyah.
“Jadi, Majelis Ekonomi punya tanggung jawab untuk menggerakkan gerakan ekonomi melalui amal usaha. Dan juga gerakan ekonomi bagi warganya sendiri untuk menjadikan warga Aisyiyah ini mandiri secara ekonomi,” tegasnya. (Cris)