Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Wisuda dan Pelepasan Thalabah Pengabdian

Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Wisuda dan Pelepasan Thalabah Pengabdian

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta menyelenggarakan Wisuda dan Pelepasan Thalabah Pengabdian untuk thalabah angkatan XX pada hari Sabtu (19/08/2023) di halaman kampus 1 PUTM. Kegiatan ini dihadiri oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah beserta jajaran Pimpinan PUTM dan seluruh thalabah PUTM. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan PUTM dalam rangka mewisudakan thalabah yang usai pengabdian dan menerjukan para thalabah yang baru usai belajar selama 3 tahun di PUTM dan 1 tahun di UAD atau UMY.

Pada sambutan pertama disampaikan oleh mudir PUTM, Drs. H. Dahwan muchrodji, M.Si. beliau menjelaskan bahwa PUTM sekarang ini memiliki thalabah dengan jumlah 191 terdiri dari 105 thalabah dan 86 thalibat yang berada di 4 lokasi asrama, yaitu Kampus 1 putra yang bertempat di Kaliurang, asrama Pusbang, asrama Lowanu dan asrama Tundan. Di lanjutkan dengan sambutan Wisudawan yang diwakili oleh Afan Ghafar Fuadi, S.Pd beliau menuturkan bahwa “Seorang Kader Muhammadiyah diajarkan untuk tidak pernah meminta sebuah amanat, akan tetapi kita diajarkan untuk selalu siap sedia apabila kita diberi amanat,” ujarnya.

Sambutan terakhir dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang disampaikan oleh Dr. H. Hamim Ilyas, M.Ag dalam sambutannya beliau mengungkapkan bahwa pendidikan di PUTM itu tidak hanya sekedar transfer ilmu, tapi juga penanaman sikap bertanggung jawab, mengutip perkataan Umar bin Khattab “Sungguh aku takut jika nanti saya dimintai pertangungjawaban jika ada keledai yang jatuh terpelosok di jalan wilayah kekhalifa-an islam” hal ini menjadi gambaran bagaimana sikap tanggung jawab seorang pemimpin itu sangat diperlukan.

Beliau menyebutkan 4 ciri Al-Mukhbitin yang berlandas surat Al-Hajj ayat 35 pertama, apabila mendengar Asma Allah disebut hatinya bergetar. Kedua, orang-orang yang sabar atas apa yang terjadi pada diri mereka (tak selalu berupa musibah, namun dapat berupa peran-peran amanah yang harus diemban). Ketiga, orang-orang yang mengerjakan sholat. Keempat, orang yang mendermakan sebagian riski yang diberikan kepada mereka. Dan diharapkan para alumni PUTM dapat menjadi golongan tersebut.

Dalam acara ini PUTM juga menyelenggarakan Pengesahan Forni (Forum Alumni)  yang diketua oleh Dr. Sujino, S.Sy., S.Pd.I., M.Pd.I dan sekretaris Dr. Tohari, S.Sy., S.Th.I., M.S.I

Acara ini diakhiri dengan penyampaian Amanat Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A. Dalam amanatnya, dijelaskan bahwa saat ini, dari tingkat daerah hingga ranting Muhammadiyah banyak kehilangan ruang, terutama ruang sosial karena orang jumlah SDM yang sedikit. Bahkan selain itu, masjid-masjid Muhammadiyah pun mengalami metamorfosis, di kelola oleh orang lain sampai ada yang diubah namanya.

Hal ini terjadi karena tidak adanya tokoh atau ustadz yang mengelolanya, keadaan seperti ini memberi deskripi bahwa Muhammadiyah masih mengalami krisis kader Ulama. Beliau juga menyebutkan 3 hal pokok yang harus dimiliki  oleh Ulama Muhammadiyah.

Pertama, memiliki pengetahuan yang meliputi semua pengetahuan baik berbasis agama dan yang lainnya. beliau juga menekankan terhadap penguasaan bahasa arab dan bahasa inggris serta pengetahuan terhadap tekonologi. Kedua, memiliki tingkat keshalihan tertentu, baik keshalihan pribadi maupun sosial. Tingkat keshalihan memang tidak bisa diukur, namun dapat kita biasakan walaupun awalnya dipaksakan, pada akhirnya menjadi kebiasaan. Ketiga, keterlibatan sosial. Ulama itu hidup didalam, bersama dan untuk masyarakat (masyarakat adalah laboratoriumnya Ulama) oleh karena itu, keterlibatan dengan masyarakat menjadi penting.

Adanya program pengabdian ini diharapkan menjadi medan pengalaman dan menjadi langkah awal bagi para alumni untuk melaksanakan tugas seorang Ulama Muhammadiyah, dan memunculkan mentalitas seorang pemimpin yang bertanggungjawab terhadap amanah yang diberikan serta diharapkan dapat menjadi problem solving terhadap krisis kader Ulama Muhammadiyah yang terjadi saat ini. (Aji)

Exit mobile version