KUTE CANE, Suara Muhammadiyah – 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh Laksanakan Musyawarah Daerah secara serentak. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh lchwanul Fitri dan Dr. Nasrulzaman menghadiri serta membuka Musyawarah Daerah (musyda) Muhammadiyah. Musyda ke-15 Muhammadiyah Kabupaten Aceh Tenggara ini diikuti oleh ‘Aisyiyah, Musyda Nasyiatul ‘Aisyiyah, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) serta pembentukan pengurus Pimpinan Daerah (PIMDA) Tapak Suci di Aceh Tenggara. Ahad (20/08/2023)
Pembukaan Musyda itu sendiri dihadiri oleh Penjabat Bupati Aceh Tenggara Drs. Syakir. M. Si, Anggota DPR-RI Salim Fakhri, tokoh politik, Tokoh Agama, tokoh Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, Forkopimda, Pimpinan Nahdatul Ulama (NU), Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Aceh, Ketua DPD IMM Aceh, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat Muslim Ayub, Ketua Dikdasmen Dr. Iskandar Hsb, Tapak Suci Ansori Srg.
Ketua Panitian Musyawarah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tenggara Dr. H. Muliadi Imami, M. Si menyampaikan “Musyda terakhir yang dilaksanakan oleh PDM Aceh Tenggara pada tahun 2016 hingga saat ini, dikarenakan covid-19, alhamdulillah di tahun 2023 ini baru kita lakukan pemilihan kepengurusan yang baru.”
Ada tiga program kerja yang telah dilakukan di kepengurusan yang lalu, pertama. menginisiasi lahirnya LAZISMU. Kedua, menginisiasi lahirnya organisasi pengembangan AUM, serta ketiga sertifikasi lahan wakaf Muhammadiyah dan langsung terbit suratnya. Ungkapnya
Muliadi Imami menambahkan lagi, mohon do’a agar PDM Agara maju dan insya Allah kepemimpinan akan datang bisa menghadirkan klinik Muhammadiyah. membangkitkan ekonomi masyarakat dan menjadi pondasi bagi Muhammadiyah itu sendiri.
Musyda Muhammadiyah ke-15 kali ini selenggarakan bersama dengan Musyda ‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah serta pengukuhan pengurus tapak suci. Kata Muliadi Imami
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Tenggara Drs. Syakir M. Si menyampaikan dalam sambutannya, “ terkait dengan upaya pemuda Muhammadiyah Agara ikut serta memajukan pembangunan, khususnya di bidang agama, semoga kedepan akan mampu mengembangkan komunikasi secara terbuka sekaligus mampu memecahkan berbagai permasalahan baik internal maupun eksternal dengan pola pikir wawasan secara luas.”
Drs. Syakir M, mengharapkan melalui musyda Muhammadiyah, ‘Aisyiyah ke-15 yang diikuti oleh musyda Nasyiatul ‘Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah serta Tapak Suci, akan menghasilkan komitmen untuk meningkatkan dan memantapkan kualitas organisasi, sehingga dapat berperan sebagai salah satu elemen kekuatan pembangunan di Kabupaten Aceh Tenggara.
Tantangan dakwah cukup berat, kondisi perkotaan banyak perubahan menjadi masyarakat metropolis yang glamor. Kiranya hal ini, semakin menuntut ketajaman prioritas program kerja dakwah Muhammadiyah. Filosofi sapu lidi, karena dengan kebersamaan apa yang telah di programkan akan lebih mudah dan berhasil.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh lchwanul Fitri Nst. S. Ag., M. Kes. Menyampaikan “tahun 1948 sudah dilakukan musyda pertama di kute cane, ketika itu saya yakin Muhammadiyah sudah mengakar. Muhammadiyah serta ortom lainnya bukanlah hal yang baru, bahkan pemilik serta pewaris di Tanoh Alas ini maka dari itu kita harus mengembangkannya.
Dari 23 Kabupaten/Kota yang belum melaksanakan musyda hanya 4 kabupaten lagi yaitu Kabupaten Nagan Raya, Bireuen, Aceh Besar, Pidie Jaya dan Aceh Timur. Sesuai dengan instruksi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh pada bulan Agustus ini seluruh pimpinan daerah harus sudah selesai melaksanakan musyda.
Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang sudah melaksanakan musyda untuk mengeluarkan instruksi kepada pimpinan cabang untuk bermusycap dengan batas waktu 3 bulan setelah itu, melaksankan musyda tingkat ranting, desa, kelurahan, selama 2 bulan. Dan ini amanah dari organisasi dan sudah sesuai dengan mekanisme dan jenjangnya.
Selanjutnya Ikhwanul Fitri Nst, menyampaikan instruksi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah kepengurusan pimpinan secara berjenjang dari tingkat ranting, cabang, daerah maupun wilayah masa jabatannya diperpanjang 2015-2022, jadi masa kepengurusan selanjutnya adalah 2022-2027.
Dalam Musyda ada 3 hal yang harus dilakukan, pertama. Mendapatkan laporan hasil kepengurusan sebelumnya, kedua. Melaksanakan program kegiatan, dan ketiga. Pemilihan kepengurusan yang baru. Orientasi Muhammadiyah ke depan adalah “Unggul”
Catatan penting di Muhammadiyah adalah organisasi persyarikatan bergerak di bidang dakwah memiliki makna yang cukup luas. Amal usaha Muhammadiyah harus terus bergerak diharapkan mampu menopang seluruh kegiatannya. Tutup Ikhwanul Fitri
Daerah yang melaksanakan Musyda yaitu PDM Aceh Tenggara, dihadiri oleh lchwanul Fitri dan Dr. Nasrulzaman, ST. terpilih sebagai Ketua PDM priode 2022-2027 Ruli Pardian, Sekretrais Endang Gunadi dan Bendahara Sukamto, Nst
PDM Gayo Lues dihadiri oleh Dr. Aslam Nur beserta M. Yamin, SE, M.Si, terpilih sebagai Ketua PDM Drs. Ajisa Putra, M.Pd, Sekretaris Safruddin, S. Sos dan Bendahara dr. H. Nevirizal M. Kes setelah itu PDM Kota Langsa dihadiri oleh Ketua PWM Aceh A. Malik Musa, SH,.M.Hum beserta Taufik A. Rahim, P.hD. Ketua PDM terpilih Priode 2022-2027 Dr. H. Zulkarnain, M.A . PDM Kota Banda Aceh hadir Dr. Zardan Araby, ST dan Hermansyah, S.Ag,M.Sos. ketua PDM terpilih Drs. Tarmizi G, SE., M. Si, M.M. Sekretaris Traufik Riswan, SKM, Bendahara H. T. Murhadi Juli, S.K.M., M. Pd. PDM Pidie hadir Dr. Taqwaddin serta Dr. Ali Abubakar. Terpilih sebagai ketua PDM Pidie periode 2022-2027 Zulfikar Yusuf, S.H, Sekretaris Ridwan M. Nuh, S.H dan Bendahara Aris Munandar, S. Kom
Sementara itu pelaksanaan pra-musyda dilakukan beberapa rangkaian kegiatan diantaranya pawai ta’aruf, yang banyak menarik animo masyarakat. (AgusnaidiB/Ha/Tri)