BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah – Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh Dr. H. Aslam Nur M. A, menerima kunjungan kerja serta silaturrahmi Plt Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh Husni Thamrin, SE., M.M, beserta Koordinator Pokja, Ketua Pokja, dan Humas. Pertemuan berlangsung di ruang Rektor, lantai 1, UNMUHA. Batoh. Kamis (24/08/2023)
Ajang silaturrahmi tersebut saling bertukar informasi hadir dari UNMUHA, Wakil Rektor 1, Dr. Fadhlullah, S.H., M.S, Wakil Rektor II, Almanar, S. H., M. H, Wakil Rektor III, Dr. Ir. Zardan Araby M. T. Dekan FKM Dr. Basri Aramiko, serta Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni Surya Fatma, S.E., M. Si. Sementara itu yang hadir dari BKKBN Aceh Koordinator Pokja Yuni Arini, Ketua Pokja Nanda Masyitha SKM serta Humas Bahri Asmawi.
Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh Dr. H. Aslam Nur M. A, menyampaikan “Terkait dengan bidang kesehatan ada tiga yang berkaitan langsung pertama, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Psikologi , dan Fisioterapi.”
Ini merupakan suatu awal kebanggaan kami, bertemu langsung dengan bapak. kata Aslam Nur, MOU sudah lama terjalin ketika periode Rektor sebelumnya bahkan kami mendengar, banyak BKKBN membantu terkait dengan program kesehatan.
Insya Allah Universitas Muhammadiyah Aceh siap berkolaborasi dengan BKKBN Aceh untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat kita saat ini.
Pelaksanaan Tugas Kepala BKKBN Perwakilan Aceh Husni Thamrin, SE., M.M, menyampaikan dalam pertemuan singkat tersebut “Angka stunting di Provinsi Aceh turun dua persen dalam rentang dua tahun terakhir, sebelum angka prevalensi stunting di Provinsi Aceh mencapai 33,2 persen pada tahun 2021.”
Kendati turunnya tidak terlalu banyak, namun kami optimis target penurunan stunting di Aceh hingga 14 persen pada akhir 2024 bisa tercapai. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, terutama pihak Universitas untuk bersama-sama menangani permasalahan stunting, ini merupakan permasalahan nasional. Tujuannya penanganan stunting untuk melahirkan generasi emas bagi Bangsa Indonesia pada 2045. kata Husni Thamrin.
Husni Thamrin menegaskan stunting bukan hanya dilihat dari tinggi badan anak. Akan tetapi, stunting juga dilihat dari perkembangan otak dan daya pikirnya. Anak mengalami stunting memiliki daya pikir yang rendah.
Selama ini, pemahaman stunting kekerdilan atau tubuh yang pendek. Padahal, stunting melahirkan generasi dengan daya pikir yang lemah. Inilah yang harus dicegah untuk melahirkan generasi emas Indonesia. Tutup Husni Thamrin. (Agusnaidi/Ha/Tri)