Oleh : Ridwan Maulana Safi’i (PC IMM Klaten)
Tidak dapat dipungkiri bahwa politik merupakan seni tertinggi dalam hal mengatur sebuah negara beserta kebijakan-kebijakannya. Politik merupakan hal yang sangat rumit sehingga sangat sulit untuk membaca dan menganalisis secara akurat bagaimana pola pemikiran pemimpin di negeri ini.
Tidak menjadi hal yang mengherankan setiap perencanaan politik, dinamikanya selalu berubah. Tidak jarang perencanaan tersebut berakhir buntu, dalam arti sama sekali tidak menemukan satu titik ideal.
Gambaran pemikiran politik Muhammadiyah sebenarnya dapat diketahui dari seperangkat nilai-nilai ideologi dan doktrin yang merupakan hasil penafsiran atas Islam.
Hal tersebut menjadi patokan dalam meraih cita-cita gerakan, yang secara representatif tertuang dalam seperangkat pemikiran yang mendasar dan menggambarkan formulasi cita-cita luhur Muhammadiyah. Pertama, Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Kedua, Kepribadian Muhammadiyah. Ketiga, Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah. Keempat, Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Kelima, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Dan keenam, Khittah dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Di tengah upaya merespon tantangan besar ekonomi dan politik masa kini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dituntut untuk tetap menjaga jatidirinya sebagai gerakan intelektual dengan salah satu fungsi social control dalam bidang sosial politik dan ekonomi.
Di samping itu, tantangan yang tak kalah pelik adalah tensi yang kian tinggi mengenai politik di tengah masyarakat. Belum lagi dengan kemajuan teknologi informasi memungkinkan skala politik menjadi tak dapat dipegang secara penuh. Berbagai berita sangat mudah diakses tanpa perlu ada tinjauan khusus untuk mencerna informasi-informasi tersebut. Pendidikan politik menjadi penting untuk terus dilaksanakan secara berkesinambungan agar masyarakat terus meningkatkan pemahamannya terhadap dunia politik yang selalu mengalami perkembangan.
IMM perlu memberikan pandangannya mengenai pemikiran politik yang mencerahkan pemikiran-pemikiran masyarakat Indonesia. Karena politik memiliki peran yang sangat penting bagi kemajuan berbangsa dan bernegara. Politik mesti dipegang oleh orang-orang yang sejalan dengan kepentingan masyarakat dan kepentingan negara.
Kader IMM dengan semangat humanitas, religiositas, dan intelektualitasnya perlu masuk dan ikut andil dalam sistem pemerintahan. Sekaligus juga menginternalisasikan pemahaman kepada diri agar tidak terjebak kepada sikap pragmatis. Sebaliknya kader IMM harus menempuh sikap politik adiluhung dengan memberikan teladan yang baik, menempuh cara yang baik, benar, jujur, dan amanah serta bertanggung jawab.
Bukan tidak mungkin, ke depan tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi makin sulit, jika kita lihat era disrupsi yang makin menggila dan tidak terbendung lagi. Post-truth hanya satu bentuk kecil dari tantangan tersebut, masih banyak tugas yang perlu IMM selesaikan. Langkah sederhana yang paling relevan, yakni meningkatkan literasi politik kepada masyarakat Indonesia agar tidak terbelenggu oleh bayang semu politik kekuasaan yang menyesatkan, serta turut membantu mengembangkan kekuatan ekonomi guna menyeimbangkan ekonomi Indonesia yang sekarang carut marut.