BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah – Warga Muhammadiyah harus melek politik, karena itu akan menjadi suatu kerugian besar bagi gerakan ini jika pimpinan dan anggotanya tidak melek politik. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh Dr Nasrul Zaman mengatakan, kalau sampai tidak ada warga Muhammadiyah yang berpolitik ataumenjadi anggota dewan, akibatnya aspirasi dari Muhammadiyah tidak tersampaikan.
“Tapi perlu dicatat, Muhammadiyah tidak berpartai politik apapun,” tegas Nasrul Zaman kepada media setelah membuka secara resmi kegiatan Musyawarah Daerah (Musada) ke-19 Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah Aceh Besar dengan mengangkat tema “Memajukan Aceh Besar, Membesarkan Muhammadiyah” di Aula Kantor Camat Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, Minggu (27/8/2023).
Nasrul menyebutkandua strategi yang dilakukan Muhammadiyah untuk membangkitkan kembali organisasidakwah dan tajdid itu di Kabupaten Aceh Besar. “Yang pertama, penguatan internal atau reformasi semua kepengurusan. Kedua kolerasi dengan pihak eksternal, karena kami akui relasi dengan eksternal selama ini masih lemah dan itu yang kami perbaiki sekarang,” sebut Nasrul Zaman.
Dia menambahkan, Muhammadiyah dalam khittahnya tidak ikut berpartisipasi dalam partai politik, tetapi sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab pimpinan Muhammadiyah mendorong warganya masuk kedalam kontestasi politik.
Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Besar Rusdi SSos MSi yang mewakili Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto dalam sambutannya menyampaikan, Musda menjadi wujud dari komitmen untuk meningkatkan dan memantapkan kualitas dan eksistensi organisasi secara prima. Sehingga dapat berperan aktif sebagai salah satu elemen pembangunan, khususnya di Kabupaten Aceh Besar.
“Kami berharap organisasi ini dapat berkontribusi di bidang keagamaan dan mendukung penegakan syariat Islam yang dijalankan oleh pemerintah, baik itu Pemerintah Aceh maupun Pemkab Aceh Besar,” ujarnya.
Lebih lanjut Rusdi mengatakan, Pemerintah Aceh Besar sangat mendukung kegiatan yang bersifat positif yang dilakukan organisasi Muhammadiyah, apalagi momentum Musda ini sangat penting dan memiliki arti strategis dalam memantapkan program kerja organisasi.
“Semoga melalui Musda ini dapat melahirkan kader yang terbaik untuk memimpin gerakan Muhammadiyah dan menghasilkan satu komitmen dalam meningkatkan kualitas manajeman, sehingga dapat berperan sebagai organisasi yang kuat dan profesional,” paparnya.
Jufri Mahmud Ketua Terpilih
Sementara itu, berdasarkan keputusan rapat anggota pimpinan terpilih, Drs Jufri Mahmud ditetapkan menjadi Ketua Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Aceh Besar periode 2022-2027. Pemilihan ini melalui rapat pleno 11 pimpinan hasil Musda.
Dalam pleno ini juga H Juhaimi Bakri MPd terpilih sebagai sekretaris dan H Budi Ardiansyah SE MM sebagai bendahara.
Ketua Panitia Pelaksana Musda Jufri Mahmud menjelaskan, penetapan ketua, sekretaris, dan bendahara mendapat kesepakan 11 anggota pimpinan terpilih, yaitu Jufri Mahmud, Juhaimi Bakri, T Jamaluddin, T Raja Fadhlullah, Adnan Pantekulu, Agung Wiranto, Sayed Muhammad Husen, Amwar CHB, Budi Ardiansyah, Amrullah, serta Muhammad Najib.
“Di ruang rapat terpisah, telah terpilih Pimpinan Daerah Aisyiyah periode 2022-2027 yaitu Ketua Zahida Sulaiman dan Sekretaris Nurhayati. Sementara Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah periode 2022-2025, Ketua Rita Zahara dan Sekretaris Zahriani,” pungkas Jufri. (Husen/Tri)