SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Belajar Matematika memberikan banyak manfaat bagi murid. Selain dapat mempengaruhi kemampuan otak dalam mengambil keputusan, Matematika juga membantu murid berpikir kritis serta mengasah kemampuan menalarnya. Kedua skill ini sangat penting bagi murid karena dapat membantu memecahkan masalah dan mencari solusi atas berbagai persoalan.
Meski demikian, banyak murid justru tidak menyukai Matematika. Pelajaran ini bahkan menjadi momok yang ditakuti oleh sebagian murid. Ketidaksukaan murid terhadap pelajaran Matematika salah satu faktor penyebabnya adalah penerapan metode belajar yang membosankan.
Berpijak dari temuan ini, Noviana Rahmawati, selaku guru Matematika kelas IV SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, merancang pembelajaran Matematika yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan dengan menghadirkan alat peraga bunga pecahan, Jumat (1/9/2023).
Noviana mengungkapkan, tujuan praktik pembuatan alat peraga ini untuk menumbuhkan kreativitas serta membentuk karakter murid yang memiliki jiwa solutif.
“Hadirnya alat peraga dalam proses pembelajaran akan mempermudah murid dalam memahami konsep materi yang diajarkan. Murid akan mendapatkan pengalaman baru dan proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan,” imbuhnya.
Selanjutnya, Noviana menjelaskan langkah-langkah pembuatan alat peraga bunga pecahan.
Pertama, siapkan alat dan bahan. Peralatan yang dibutuhkan yaitu: styrofoam, kertas asturo, selotip, ranting pohon, floral tape, pot, dan batu kolam.
Kedua, membuat pola bunga dan daun pada kertas asturo. Supaya terlihat indah dan menarik ranting pohon bisa dilapisi floral tape.
Ketiga, membuat lingkaran pada styrofoam kemudian ditempelkan pada bunga yang telah terbentuk.
Keempat, membuat lingkaran serupa pada kertas asturo yang sudah diberi nama pecahan serta sudut yang terbentuk pada lingkaran kedua.
Kelima, tempelkan lingkaran tersebut pada lingkaran pertama kemudian letakkan ranting pohon yang sudah ada bunga, daun dan pecahan ke dalam pot.
Keenam, menghias pot dengan batu kolam putih sesuai kreativitas dan keinginan murid.
Salah satu murid kelas IV, Cattleya Aysha Ailaniarkan Diandra, menyatakan ketertarikannya dapat belajar Matematika sambil bermain.
“Ustazah memberikan kebebasan kreativitas kepada tiap kelompok baik dari segi warna, ukuran, dan bentuk bunga pecahan. Secara bergiliran tiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya,” pungkasnya. (Nikmah/Tri)