Tahun 2015 adalah tahun Muktamar atau Musyawarah Nasional organisasi-organisasi besar Islam di negeri ini. Sebutlah Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Majelis Ulama Indonesia, Dewan Dakwah Islam Imdonesia, Persatuan Islam, Al-Irsyad, dan lain-lain. Pada umumnya permusyawaratan tertinggi organisasi yang menghimpun umat Islam itu berlangsung lancar dan sukses, sehingga menimbulkan suasana baik bagi umat Islam sendiri maupun masyarakat luas. Artinya, organisasi Islam dapat mengurus dan menyelesaikan urusannya sendiri, sehingga dapat berpeluang untuk mampu mengurus urusan bangsa yang lebih luas.
Alhamdulillah komunikasi dan hubungan antar organisasi Islam di negeri ini selama ini berlangsung baik. Pertemuan dan forum yang melibatkan organisasi-organisasi Islam cukup positif. Demikian halnya dalam menanggapi berbagai isu nasional maupun global dalam berbagai aspek, terutama yang menyangkut hajat hidup publik, terbilang aktif. Semua menunjukkan kondisi umum yang positif dari keberadaan dan peran organisasi yang menghimpun umat Islam di negeri ini.
Di sana sini terdapat perbedaan pandangan, namun masih dapat diredam dan tidak mencuat menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Harapannya agar gesekan paham dan kepentingan antar organisasi Islam di tingkat mana pun jangan sampai berujung pada konflik dan kekerasan, sebab manakala terjadi maka yang rugi umat Islam sendiri. Jika umat Islam saling tuding dan bertarung dengan sesama, maka selain akan menghabiskan energi, pada saat yang sama justru akan memperlemah kekuatan umat Islam sendiri. Pihak lain akan senang apabila terjadi “perang tanding” sesama umat Islam.
Namun setiap organisasi Islam memang perlu bermuhasabah diri. Selain masing-masing harus belajar menahan diri manakala terjadi perbedaan satu sama lain dengan mengembangkan sikap tasamuh atau toleransi. Pada waktu yang sama jangan sampai ada organisasi Islam yang merasa paling besar sendiri. Karena merasa yang terbesar kemudian selalu ingin berada di atas, menguasai berbagai lembaga miliki umat dan bangsa, harus dipenuhi kehendak dan kepentingannya, seraya mengabaikan aspirasi dan kepentingan organisasi lainnya.
Kita berharap tidak ada kecenderungan ananiyah hizbiyah atau ego golongan yang berlebihan seperti itu, sebab manakala ada maka akan merusak ukhuwah sesama umat Islam sendiri. Ukhuwah Islam itu bukan sekadar saling berhubungan dan toleran secara parsial atau permukaan, lebih-lebih yang bersifat seremonial dan retorika. Ukhuwah Islam itu haruslah dibuktikan dengan kemauan saling peduli dan berbagi di antara seluruh organisasi Islam, tidak memaksakan kehendak sendiri, dan rela melepaskan kepentingan sendiri demi kebersamaan. Itulah ukhuwah yang jujur atau sejati, bukan ukhuwah retorika.
Dalam kehidupan kebangsaan ukhuwah Islam juga harus tercermin dalam suasana saling menjaga, peduli, berbagi, dan memajukan. Jika salah satu elemen organisasi Islam memperoleh posisi dalam pemerintahan di tingkat mana pun, belajarlah untuk bersikap dewasa dengan cara saling menghargai dan berbagi. Kalaulah belum bisa berbagi, maka jangan sampai memiliki kebiasaan menyingkirkan sesama elemen organisasi Islam lain dengan alasan apapun. Sebab mana mungkin ada ukhuwah manakala terbiasa menyingkirkan sesama, baik sesama umat Islam maupun sesama elemen bangsa.
Alangkah indahnya manakala suara ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga bangsa), dan ukhuwah basariyah (persaudaraan sesama manusia) diwujudkan secara konsisten dalam dunia nyata. Tidak mungkin ada ukhuwah manakala masih tertanam pikiran, perilaku, tindakan, dan kebiasaan ingin menang sendiri dan menyisihkan orang lain. Ukhuwah sejati ialah persaudaraan yang dilandasi ketulusan, kejujuran, dan kelapangan hati untuk saling peduli, berbagi, menyangga, dan memajukan satu sama lain. Harapan terbesar umat dan bangsa ialah bagaimana sesama golongan umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia umumnya mampu menyatukan tekad, pikiran, dan langkah untuk memajukan kehidupan bersama. Lebih-lebih di tubuh umat Islam, marilah bangun kebersamaan untuk memajukan kehidupan umat Islam yang dalam sejumlah hal masih tertinggal dan menuntut pemajuan.• hns