Muktamar kali ini telah kita tetapkan 18 November yang lalu bertepatan dengan Milad Muhammadiyah, bahwa Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktamar 1 Abad ‘Aisyiyah akan kita selenggarakan di Makassar sejak tanggal 3-7 Agustus 2015. Ternyata kawan-kawan dari PB NU juga memutuskan Muktamar NU berlangsung hampir sama, yaitu tanggal 1-5 Agustus di Jombang.
Saya waktu itu sempat bilang dengan teman-teman PB NU, ini kok hampir bersamaan. Jelas saya tidak bisa hadir di Jombang karena tanggal 1 sudah Sidang Tanwir di Makassar. Biarlah masing-masing, tentu ini juga bagus. Maka bagi warga Muhammadiyah, Muktamar Muhammadiyah Makassar harus sukses.
Saya sudah checking kesiapan Muktamar, alhamdulillah banyak tempat, baik sidang maupun penginapan sudah disiapkan. Universitas Muhammadiyah Makassar menyelesaikan Balai Sidang yang kapasitasnya tidak kalah dengan Dom UM Malang dan juga tidak kalah oleh Sportorium UM Yogyakarta. Mereka beri nama sementara Balai Sidang, balkonnya saja ada 4 tingkat. Selain itu, Unismuh Makassar menyelesaikan bangunan yang tinggi sekali ada 18 tingkat sebagai tempat penginapan dan sidang-sidang.
Dalam mengembangkan diri, NU lebih memilih Islam Nusantara. Sedangkan Muhammadiyah lebih memilih Islam Berkemajuan. Sesuai dengan gagasan KHA Dahlan Islam yang berkemajuan.
Kalau NU, mungkin tidak terlalu persis. Indonesia yang bagaimana yang akan diciptakan mungkin istilahnya Indonesia Islam, Islam ala Indonesia. Karena akomodasi terhadap budaya lokalnya kuat. Kalau Muhammadiyah, corak keislamannya itu, dalam kaitannya dengan keindonesian, akan mewujudkan Islamic Indonesia, Indonesia yang Islami. Kalau NU, Islam yang Indonesiawi. Kalau Muhammadiyah Indonesia yang Islami.
Dalam konteks Islam Universal, maka Muhammadiyah memberi nuansa, muatan Islam yang Berkemajuan. Islam yang Progresif. Karena itu gagasan dari KHA Dahlan. Cuma bagaimana Islam yang berkemajuan dan itu juga menjadi tema Muktamar. Dakwah Pencerahan, Corak Dakwah Pencerahan. Atau Dakwah Muhammadiyah untuk gerakan Indonesia Berkemajuan. Dan Indonesia yang berkemajuan adalah manifestasi dari Islam yang berkemajuan itu tadi. Itu antara lain yang bisa kita lakukan, agar umat Islam Indonesia tidak terpinggirkan.
Saya rasa Muhammadiyah mempunyai semua prasyarat untuk menuju ke sana. Saat ini Muhammadiyah sudah menjadi organisasi yang besar. Sudah terbukti telah berbuat banyak untuk negeri ini. Sudah lebih dari seratus tahun ini Muhammadiyah tidak pernah henti menyinari negeri.
Selama ini Muhammadiyah sudah mantap dan diakui sebagai bagian dari masyarakat madani yang kuat. Muhammadiyah selalu mampu mengisi ruang-ruang pelayanan yang kadang, negara malah ghaib di lapangan itu.
Di seluruh pelosok Indonesia. Di semua sudut tanah air. Dari Sabang sampai Merauke, hampir tidak ada daerah yang tidak ada jejak kehadiran Muhammadiyah.
Dilihat dari jumlah dan persebaran amal usaha yang dilahirkan dan kelola oleh Muhammadiyah, saya berani mengatakan, tidak ada organsasi sosial yang bisa menandingi Muhammadiyah, apalagi melebihinya.
Amal-usaha-amal usaha yang dimiilki Muhamadiyah juga banyak yang berkelas dunia. Kita bisa sebut dengan mudah, UM Malang, UM Yogyakarta, UM Surakarta, Universitas Ahmad Dahlan adalah Univeritas yang sudah masuk kategori universitas kelas dunia. Demkian pula dengan sekolah-sekolahnya dari SD sampai SMA sangat banyak yang kualitasnya tidak diragukan dan sudah menjadi pusat keunggulan di bidang masing-masing.
Oleh karena itu Muhammadiyah harus lebih percaya diri menatap ke depan. Menyongsong masadepan yang lebih cerah dan gemilang. Muhammadiyah harus lebih mandiri dan tidak tergantung kepada kekuatan lain. Termasuk kepada pemerintah. Semangat kemandirian ini harus terus tumbuh dan menjadi jiwa gerakan. Jiwa kemandirian ini sebenarnya sudah menjadi watak dasar Muhammadiyah sejak masa kelahirannya. Dan dengan semua prestasi yang telah dicapai, Muhammadiyah pasti lebih bisa mengembangkannya.• [eff-is]