• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Juli 18, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Proxy War Menghadang Islam

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
28 Januari, 2016
in Editorial, Sajian Utama
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Proxy War Menghadang Islam
Share

Beberapa waktu yang lalu, pemerintah sempat merilis 84-95 negara yang diberi fasilitas bebas visa ke Indonesia. Di antara daftar negara yang dibersi fasilitas itu ada Negara Israel.
Sudah barang tentu, kebijakan pemerintah ini menimbulkan reaksi yang cukup ramai.

Seperti biasanya, pemerintah kembali “ngeles”, Israel kemudian dimasukkan dalam 11 negara yang dicoret dari daftar usulan.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Kalau kita buka arsip yang ada, gaya politik mencoba kedalaman air, kasus seperti “nyelonongnya” Israel dalam daftar negara bebas visa ini bukan hal yang pertama dilakukan rezim Jokowi-JK.

Pada masa awal pembentukan kabinet, rezim Jokowi-JK sempat melempar isu “pembubaran” kementerian agama. Setelah mengetahui reaksi umat Islam yang ternyata cukup keras menentang, wacana itu dibantah secara resmi oleh rezim. Gaya itu berlanjut pada wacana pengosongan kolom agama di KTP yang kemudian juga direvisi.  Diulang lagi dengan ide pencabutan UU 1/PNPS/1965 tentang penistaan agama.

Kalau umat Islam diam atau tidak bereaksi maka rencana itu akan dilanjutkan. Seperti kasus pemilihan lima pimpinan KPK. Oleh karena umat Islam relatif kurang peduli dan parpol-parpol Islam di parlemen juga memble serta sibuk mengamankan diri masing-masing, terjadilah apa yang sekarang ada. Pimpinan KPK didominasi orang yang beragama nasrani. Sejarah baru terukir di Indonesia.
Alasan profesionalisme dijadikan pembenar. Semua dihadapkan secara diametral. Mau pilih Islam tapi tidak bermutu dan tidak jujur  ataukah non Islam tapi hebat dan jujur? Pilih Atut atau Ahok? Pilih Aceng Fikri atau FX Rudyatmoko?

Seakan tidak ada pilihan Muslim yang baik, hebat, dan jujur. Mengapa Hery Zudianto (mantan walikota Yogyakarta), Suyoto (bupati Bojonegoro), Risma Tri Harini (walikota Surabaya), Siti Badingah (Bupati Gunungkidul), dan masih banyak figur muslim lain yang berprestasi luar biasa ditutup hanya oleh Ratu Atut, Gatot Pujo, dan Aceng Fikri?

Kalau kita cermati, kebijakan rezim yang sekarang memang ada kecenderungan untuk mementalkan atau paling tidak meminggirkan Islam secara bertahap. Beberapa program yang dirancang dan disusun terasa dibuat berjarak dengan ajaran Islam. Semuanya terlihat disusun berlandaskan pertimbangan rasional semata. Sepi dari pendekatan agama.
Beberapa tata nilai barat yang semuanya serba rasional dan terkesan “melawan” agama terasa hendak dicangkokkan dalam masyarakat Indonesia secara apa adanya.

Oleh karena itu, umat Islam harus senantiasa waspada dan tidak boleh kecolongan dalam era perang proxi seperti ini.

Umat Islam juga harus selalu mawas diri dan tidak mudah dimanfaatkan sebagai pasukan pihak lain untuk menyerang sesamanya. Selama umat Islam kokoh tidak akan ada yang bisa mencabik Indonesia. Namun bila umat Islam mudah diperalat dan mengandalkan emosi serta selalu berpikir pendek maka Indonesia pasti akan terbelah.
Pada masa kolonial, Kompeni VOC tercatat sukses mengusai Nusantara dengan politik devidet et impera. Namun VOC jelas tidak akan sukses dan bisa masuk dalam pusaran kekuasan Nusantara apabila elite kerajaan Banten, Mataram, Bone, Tidore dan lainnya tidak bertikai dengan sesama saudaranya yang seagama.• [isma]

Tags: beritaDunia IslamEditorialfeaturedMasa Depan IslammuhammadiyahProxy Warsajian utama
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Launching Ambulance dan Klinik Pratama PCM Juwana

Launching Ambulance dan Klinik Pratama PCM Juwana

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In