Masjid Putra jaya Pusat Pemerintahan Malaysia

Masjid Putra jaya Pusat Pemerintahan Malaysia

Nama masjid ini adalah Masjid Putrajaya atau biasa disebut Masjid Pink. Sebagian besar masjid ini berwarna pink yang terpadu dengan serasi warna krem. Putrajaya diambil dari nama Perdana Mentri Malaysia pertama, Tunku Abdul Rahman Putra. Masjid megah dengan arsitek mewah ini terletak di antara bangunan pusat administrasi pemerintahan Malaysia yang rapi, bebas macet, dan menarik. Di sisi barat Putrajaya terdapat Cyber Jaya, kota multimedia.
Jarak Putrajaya dengan Kuala Lumpur (KL) sekitar 30 kilometer atau dapat ditempuh tak sampai satu jam dari pusat kota KL. Kota ini terhubung dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur dan KLIA Transit. Memasuki kompleks ini, pengunjung Putrajaya akan melewati dua jembatan panjang di atas danau yang indah, yaitu Jembatan Sri Perdana dan Jembatan Putra.
Di sepanjang jalan terdapat bangunan megah perkantoran pemerintahan. Mulai dari kantor Menteri Keuangan, hingga Kantor Perdana Menteri. Juga terdapat istana Darus Ehsan yang merupakan istana negara tempat Perdana Menteri menerima tamu-tamu negara serta mengadakan acara resmi kenegaraan.
Masjid ini termasuk masjid untuk obyek wisata. Banyak wisatawan dalam dan luar negeri yang menyempatkan berkunjung ke masjid ini, sehingga dengan memiliki tempat parkir kendaraan yang cukup luas, memberikan kenyamanan mereka untuk membawa kendaraan pribadi. Selain itu, masjid ini banyak juga pengunjung non-Muslim dari berbagai negara yang sekadar ingin mengunjungi atau menambah wawasan. Mereka yang non-Muslim diwajibkan menggunakan kain kurung berwarna merah untuk menutupi aurat laki-laki dan perempuan.
Memasuki masjid ini cukup membuat tertegun melihat bersihnya masjid, keunikan arsitektur atap yang didominasi berwarna pink, halaman berkeramik yang terbentang luas serta panorama sekitar masjid yang begitu natural. Masjid ini hanya diperkenankan masuk kira-kira 10 meter di depan pintu masuk yang dibatasi dengan garis pembatas, kecuali untuk melaksanakan shalat.
Menjelang waktu shalat, masjid akan dibuka lebar untuk shalat berjamaah. Petugas yang berajaga pun nampak rapi dan ramah kepada para pengunjung. Tak sedikit dari pengunjung yang meminta penjelasan mengenai masjid maupun keislaman di sini.
Masjid tak hanya sebagai wisata namun juga obyek dakwah. Tak sedikit dari mereka yang menggali pengetahuan tentang Islam. Seperti Rukun Islam, Rukun Iman, Shalat, dan sebagainya. “Masjid ini memberikan daya tarik yang luar biasa baik bagi orang Muslim maupun non-Muslim, maka merupakan kesempatan besar kita memperlihatkan keagungan rumah ibadah Islam dan menjadikannya ajang berdakwah,” jelas petugas ketika berbincang-bincang. Beberapa mereka yang non-Muslim adalah wartawan, penulis sejarah, pecinta arsitek, backpacker, dan pengunjung biasa.
“Diharapkan, kelak apa yang mereka ketahui tentu akan ditularkan kepada kawan yang lainnya,” harap salah satu petugas.•
(Lokana Firda Amrina, SPd. Anggota MPK PDM Kota Yogyakarta dan  Wakil Bendahara DPD IMM DIY).

Exit mobile version