Ketika Pak AR ditunjuk sebagai Pejabat Ketua PP Muhammadiyah menggantikan KH Faqih Usman, Pak AR merasa menerima beban psikologis yang sangat berat sehingga merasa sakit. Ketika diperiksa dokter, secara fisik semuanya baik. Jantung baik, kolesterol normal, tekanan darah baik, kadar gula normal.
Tetapi Pak AR merasa selalu cemas, kadang-kadang kalau malam hari keluar keringat dingin, susah tidur, dsb. Kondisi seperti itu berjalan lebih dari sekitar empat bulan. Atas nasehat para dokter akhirnya Pak AR istirahat di rumah dr. H. Muhd Baried Ishom sekitar satu bulan, tapi belum juga sembuh.
Lalu istirahat di desa Kedung Bule, Srandakan Bantul, di rumah kakaknya Ibu Umi Rahmah Dalhar (sekarang dipakai untuk Pondok Pesantren Ar Rahmah). Di sana Pak AR istirahat. Selain selalu baca Al Qur’an juga selalu membaca-baca buku. Di antaranya kitab Ihya Ulumuddin.
Suatu hari, tiba-tiba Pak AR minta pulang, kembali ke Kauman dan merasa sudah sehat. Menurut keterangan beliau kepada penulis setelah membaca Al munqidu minnadhalal, karya Imam Al Ghazali, Pak AR merasa sadar mengapa selama ini merasa cemas, dan dari buku itu mendapat resep untuk melawan kecemasan yang membebani selama ini dan merasa kembali sehat.
Ketika saya tanya; “Mengapa Bapak kok bisa merasa cemas ketika diangkat sebagai Pejabat Ketua PP Muhammadiyah?” Beliau menjawab ; “Sebenarnya saya lebih suka jadi pembantu atau wakil saja. Meskipun secara fisik tugasnya lebih berat karena harus ke sana–ke mari, tetapi tanggung jawabnya terhadap umat dan Allah SWT lebih ringan.” Saya dapat merasakan, saya merenung dan saya dapat memaklumi.